Memberi Nama Anak yang Disukai Allah Ta'ala
Jum'at, 04 Desember 2020 - 10:36 WIB
Dalam Islam, memberi nama anak yang bagus dan baik sangat dianjurkan. Karena dalam nama biasanya mengandung doa dan harapan . Nama juga merupakan identitas diri , karena nama yang kita sandang membuat kita bangga ketika tahu nama yang diberikan orang tua memiliki arti yang baik. Untuk itulah, setiap orangtua berusaha memberikan nama terbaik bagi sang buah hati .
(Baca juga : Bersikap Jujur dalam Amalan-amalan Hati )
Nama dalam bahasa Arab disebut dengan isim. Bahkan dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa ta'ala juga menyampaikan ayat tentang pemberian nama untuk anak Nabi Zakaria. Kisah itu tercantum dalam firman Allah Ta'ala :
يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”(QS Maryam : 7)
(Baca juga : Pernikahan Fitnah )
Dalam ayat tersebut jelas disampaikan bahwa Allah Ta'ala sendiri yang telah memberikan nabi Zakaria seorang anak laki-laki dan diberi nama Yahya. Ketika Allah memberikan nama, maka artinya nama dalam Islam adalah hal yang sangat penting .
Karena itulah, setiap orang tua wajib memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya. Memberi nama yang baik bagian dari adab dalam Islam. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan untuk mengganti nama seseorang bila nama tersebut memiliki arti yang tidak baik.
(Baca juga : Mengenal Sifat Allah sebagai al-Mujib )
Dalam satu kisah, disebutkan jika Hazn Radhiallahu Anhu menemui Rasulullah, "Siapa namamu?" tanya beliau. Ia menjawab, "Namaku Hazn (terjal, sedih)." Beliau lantas bersabda, "Bahkan engkau adalah Sahl (landai, mudah)." Dia berkata, "Aku tidak akan mengubah nama yang diberikan ayahku kepadaku." Ibnu al-Musayyib cucu Hazn mengungkapkan, ternyata dia terus mengalami hal-hal yang menyedihkan (HR Bukhari).
(Baca juga : Ahli Epidemi Puji Anies Baswedan yang Terbuka dan Tetap Gembira )
Dalam Islam sendiri ada nama – nama yang disunahkan untuk diberikan kepada sang kinasih. Disarikan dari kitab Al-Adzkar An-Nawawi karangan Imam Nawawi Al-Bantani, dalam kitabnya beliau menuliskan hadis, dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya nama yang paling disenangi Allah adalah Azza wa Jalla ialah Abdullah dan Abdur Rahman.” ( HR Muslim )
(Baca juga : Haikal Hasan: Ajaran Agama Apa Pun Tak Mengizinkan Pemberontakan )
Dalam Riwayat lain dikatakan, dari Jabir Radhiyallahu'anhu, ia berkata :
“Ada seorang laki – laki dari kami yang anaknya lahir. Lalu ia beri nama dengan al-Qasim. Kamipun berkata ‘Kami tidak mau memanggilmu Abul Qasim dan tidak karamah’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diberi kabar tentang hal itu, maka beliau bersabda : ‘Berilah nama anak mu dengan Abdur Rahman’.”
Rasulullah juga menganjurkan untuk memberikan nama anak dengan nama para nabi dan orang saleh.
(Baca juga : Saatnya Industri Hulu Migas Jadi Lokomotif Ekonomi )
Dari Abu Wuhaib al-Jasymi ash-shahabi Radhiallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Berilah nama (anak kalian) dengan nama – nama nabi dan nama yang paling baik disenangi Allah ta’ala, ialah Abdullah dan Abdur Rahman, yang paling benar adalah Harits( Yang rajin berkerja ) dan Hammam ( Yang tinggi cita – cita ) dan yang paling jelek ialah Harb ( Perang ) dan Murrah ( Pahit ).” ( H.R Abu Daud, an-Nasa’I, dan lainnya )
(Baca juga : Kalah Pilpres AS, Trump Fokus Selamatkan Diri dan Keluarga )
Sebaliknya, sebagai muslim orang tua dilarang memberikan nama anak-anaknya dengan nama-nama yang diharamkan menurut Islam. Misalnya memberi nama anak dengan tokoh orang kafir, nama setan, nama yang mengandung keburukan, juga nama dari orang-orang yang berakhlak buruk. Misalnya memberi nama anak dengan nama ‘Firaun, Latta, Uzza, dan nama yang buruk lainnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (rajanya raja).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu A'lam
(Baca juga : Bersikap Jujur dalam Amalan-amalan Hati )
Nama dalam bahasa Arab disebut dengan isim. Bahkan dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa ta'ala juga menyampaikan ayat tentang pemberian nama untuk anak Nabi Zakaria. Kisah itu tercantum dalam firman Allah Ta'ala :
يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسْمُهُۥ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُۥ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”(QS Maryam : 7)
(Baca juga : Pernikahan Fitnah )
Dalam ayat tersebut jelas disampaikan bahwa Allah Ta'ala sendiri yang telah memberikan nabi Zakaria seorang anak laki-laki dan diberi nama Yahya. Ketika Allah memberikan nama, maka artinya nama dalam Islam adalah hal yang sangat penting .
Karena itulah, setiap orang tua wajib memberikan nama yang baik kepada anak-anaknya. Memberi nama yang baik bagian dari adab dalam Islam. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan untuk mengganti nama seseorang bila nama tersebut memiliki arti yang tidak baik.
(Baca juga : Mengenal Sifat Allah sebagai al-Mujib )
Dalam satu kisah, disebutkan jika Hazn Radhiallahu Anhu menemui Rasulullah, "Siapa namamu?" tanya beliau. Ia menjawab, "Namaku Hazn (terjal, sedih)." Beliau lantas bersabda, "Bahkan engkau adalah Sahl (landai, mudah)." Dia berkata, "Aku tidak akan mengubah nama yang diberikan ayahku kepadaku." Ibnu al-Musayyib cucu Hazn mengungkapkan, ternyata dia terus mengalami hal-hal yang menyedihkan (HR Bukhari).
(Baca juga : Ahli Epidemi Puji Anies Baswedan yang Terbuka dan Tetap Gembira )
Dalam Islam sendiri ada nama – nama yang disunahkan untuk diberikan kepada sang kinasih. Disarikan dari kitab Al-Adzkar An-Nawawi karangan Imam Nawawi Al-Bantani, dalam kitabnya beliau menuliskan hadis, dari Ibnu Umar Radhiallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya nama yang paling disenangi Allah adalah Azza wa Jalla ialah Abdullah dan Abdur Rahman.” ( HR Muslim )
(Baca juga : Haikal Hasan: Ajaran Agama Apa Pun Tak Mengizinkan Pemberontakan )
Dalam Riwayat lain dikatakan, dari Jabir Radhiyallahu'anhu, ia berkata :
“Ada seorang laki – laki dari kami yang anaknya lahir. Lalu ia beri nama dengan al-Qasim. Kamipun berkata ‘Kami tidak mau memanggilmu Abul Qasim dan tidak karamah’ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diberi kabar tentang hal itu, maka beliau bersabda : ‘Berilah nama anak mu dengan Abdur Rahman’.”
Rasulullah juga menganjurkan untuk memberikan nama anak dengan nama para nabi dan orang saleh.
(Baca juga : Saatnya Industri Hulu Migas Jadi Lokomotif Ekonomi )
Dari Abu Wuhaib al-Jasymi ash-shahabi Radhiallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Berilah nama (anak kalian) dengan nama – nama nabi dan nama yang paling baik disenangi Allah ta’ala, ialah Abdullah dan Abdur Rahman, yang paling benar adalah Harits( Yang rajin berkerja ) dan Hammam ( Yang tinggi cita – cita ) dan yang paling jelek ialah Harb ( Perang ) dan Murrah ( Pahit ).” ( H.R Abu Daud, an-Nasa’I, dan lainnya )
(Baca juga : Kalah Pilpres AS, Trump Fokus Selamatkan Diri dan Keluarga )
Sebaliknya, sebagai muslim orang tua dilarang memberikan nama anak-anaknya dengan nama-nama yang diharamkan menurut Islam. Misalnya memberi nama anak dengan tokoh orang kafir, nama setan, nama yang mengandung keburukan, juga nama dari orang-orang yang berakhlak buruk. Misalnya memberi nama anak dengan nama ‘Firaun, Latta, Uzza, dan nama yang buruk lainnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya nama yang paling dibenci oleh Allah adalah seseorang yang bernama Malakul Amlak (rajanya raja).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahu A'lam
(wid)