6 Laskar FPI Ditembak Mati, Ini Respons Para Dai di Tanah Air

Rabu, 09 Desember 2020 - 17:55 WIB
Tanggapan juga datang dari Dai lulusan Mesir asal Kalimantan Selatan, Ustaz Miftah el-Banjary yang mengatakan bahwa apapun alasannya, tindakan kekerasan yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia itu melanggar nilai-nilai kemanusiaan.

Ustaz Miftah menceritakan kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam yang ingin dibunuh oleh saudaranya sendiri. Saudara-saudaranya membuat makar, tapi sepandai-pandainya kejahatan yang disembunyikan, tetap saja baunya tercium. Nabi Ya'kub (ayah Nabi Yusuf) tidak menemukan pertanda cakaran serigala yang mereka sebutkan. Justru beliau heran, bagaimana mungkin putranya diterkam serigala, sementara tak ada robekan sama sekali bekas cakaran serigala.

"Dari sejarah Al-Qur'an ini kita belajar tentang tipu daya muslihat orang-orang yang berbuat makar menzhalimi saudaranya sendiri. Mereka membuat makar, namun makar Allah lebih hebat lagi, lebih dahsyat lagi, kita hanya berdoa dan menunggu saja," terang Dai yang juga pakar Pakar Ilmu Linguistik Arab itu.

Ustaz Abdul Somad (UAS) tak ketinggalan memberikan tanggapannya. UAS mengatakan, dalam agama Islam atau agama manapun tidak ada ajaran untuk membunuh sebagai solusi menyelesaikan masalah. Dai asal Riau ini meminta Komnas HAM mengusut tuntas kasus penembakan enam laskar pengawal Habib Rizieq Shihab itu agar tidak terjadi fitnah berkepanjangan

"Siapa yang membunuh satu orang maka dia sama seperti membunuh semua orang. Siapa yang membunuh orang beriman maka balasannya adalah neraka jahanam," ucap UAS melalui video yang tersebar di medsos baru-baru ini.

UAS mengajak seluruh jamaah dan seluruh bangsa Indonesia agar tidak terprovokasi, cerdas berpikir, cerdas bermedsos, dan banyak berdoa kepada Allah Ta'ala.

Tanggapan senada datang dari Ustaz Shamsi Ali , Imam/Direktur Jamaica Muslim Center yang juga Diaspora Indonesia di New York. Dai yang akrab disapa Imam Shamsi ini mengatakan, penembakan rakyat sipil tanpa sebuah ancaman nyata yang bisa dibuktikan tidak dapat dibenarkan oleh hukum dan akal sehat. Pembunuhan yang terjadi adalah perbuatan keji yang terkutuk.

"Dan karenanya pembunuhan itu harus ditolak dan dikecam, bahkan dikutuk oleh semua orang yang sadar hukum dan punya rasa kemanusiaan (sense of humanity)," katanya dalam rilisnya kemarin.

Polisi itu, kata Imam Shamsi , harusnya hadir memberikan rasa aman dan perlindungan kepada warga. Penggunaan kekerasan, apalagi dengan senjata api oleh pengamanan, hanya diperbolehkan dalam situasi yang ekstra penting dan nyata bahayanya (real threat).

"Nyawa manusia itu sakral. Biarlah Allah Sang Pencipta, mati dan hidup yang mengambilnya. Dan semoga Indonesia, negeriku tercinta, selalu aman dan damai, makmur dan berkeadilan," kata Imam Shamsi .

(Baca Juga: Hukum Membunuh Tanpa Hak, Ini Pesan Al-Qur'an dan Rasulullah)
(rhs)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَاِذَاۤ اَنۡعَمۡنَا عَلَى الۡاِنۡسَانِ اَعۡرَضَ وَنَاٰ بِجَانِبِهٖ‌ۚ وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوۡ دُعَآءٍ عَرِيۡضٍ
Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa.

(QS. Fussilat Ayat 51)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More