Membakar Masjid Kaum Munafik, Matinya Abdullah Bin Ubayy

Jum'at, 15 Mei 2020 - 03:25 WIB
Keadaan sebelum itu, tatkala Islam masih terbatas dalam kota Madinah dan sekitarnya, segala yang terjadi terhadap kaum Muslimin dia sendiri yang mengawasinya. Tetapi, sesudah agama meluas tersebar ke seluruh jazirah Arab, bahkan sudah hampir meluas keluar, maka setiap kelalaian terhadap orang-orang munafik itu, berarti akan merupakan suatu bencana yang sangat dikhawatirkan akibatnya, akan merupakan bahaya yang cepat sekali akan menjalar jika tidak lekas-lekas pula kuman-kuman itu diberantas.

( )

Ada beberapa orang membuat sebuah masjid di Dhu Awan sejauh satu jam perjalanan dari Madinah. Ke dalam mesjid inilah kelompok orang-orang munafik itu selalu datang. Mereka berusaha hendak mengubah ajaran Tuhan dari yang sebenarnya. Dengan itu mereka hendak memecah-belah kaum Muslimin dengan menimbulkan bencana dan kekufuran.

Kelompok ini meminta kepada Nabi supaya membuka masjid dan sekalian sembahyang di tempat itu. Permintaan mereka diajukan sebelum peristiwa Tabuk. Oleh Nabi mereka diminta menunggu sampai ia kembali. Tetapi setelah kembali dan mengetahui persoalan masjid itu serta untuk apa pula tujuan sebenarnya dibangun, oleh Nabi diperintahkan supaya masjid itu dibakar.

Dengan demikian hal itu telah menjadi contoh, yang membuat orang-orang munafik itu jadi ketakutan. Mereka surut dan menyisihkan diri. Yang akan melindungi mereka pun sudah tak ada lagi selain Abdullah bin Ubayy, ketua dan pemimpin mereka itu. ( )

Hanya saja sesudah Tabuk, Abdullah bin Ubayy ini tidak lama lagi hidupnya. Setelah dua bulan menderita sakit ia mati.

Meskipun rasa dengki terhadap Muslimin sudah menggerogoti hatinya sejak Nabi tinggal di Madinah, namun Rasulullah lebih suka kaum Muslimin jangan menggangu Ibn Ubayy.

Ketika orang ini meninggal dan Nabi diminta menyembahyangkannya, dengan segera pula Nabi pun menyembahyangkan dan mendoakan ketika dikuburkan sampai upacara itu selesai. Dengan matinya Ibn Ubayy sendi kaum munafik itu juga runtuh. Mereka yang masih ada, sekarang dengan sungguh-sungguh mereka bertaubat kepada Allah SWT.

Dengan ekspedisi Tabuk ini maka selesailah amanat Allah SWT diajarkan ke seluruh jazirah Arab, dan Rasulullah sudah merasa aman dari setiap permusuhan yang akan ditujukan kepada agama. Utusan-utusan dari pelbagai daerah sekarang datang menghadap kepadanya dengan menyatakan sekali kesetiaannya serta mengumumkan pula keislamannya. (Bersambung) ( )
(mhy)
Halaman :
Follow
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More