10 Pelajaran Berharga dari Surah Al-Fatihah

Rabu, 27 Januari 2021 - 00:06 WIB
Ustaz Budi Ashari, dai yang juga pakar sejarah Islam. Foto/Ist
Surah Al-Fatihah disebut Ummul Qur'an yang memiliki banyak keutamaan. Surah ini merupakan ringkasan dari seluruh isi Al-Qur'an yang diringkas menjadi 7 ayat.

" Al-Fatihah ketika kita salat adalah penentu sahnya salat. Tanpa Al-Fatihah tidak sah. Dengan Al-Fatihah tanpa surat lainnya sah," kata Dai yang juga pakar sejarah Islam, Ustaz Budi Ashari.



Kenapa kita hubungkan dengan pendidikan? Ustaz Budi Ashari mengatakan, Al-Qur'an diturunkan Allah di muka bumi untuk menyelesaikan kejahiliyahan (kebodohan) yang merata dan dilakukan oleh sistem.

Para ulama tafsir mengatakan, Al-Qur'an ada dua urutan: Tartib Nuzul (Al-Alaq dan seterusnya) dan Tartibun Mushaf (Al-Fatihah dan seterusnya).



Terkait urutan, ada dua makna yaitu urutan surat dan urutan ayat. Untuk urutan ayat, ada surat-surah yang turun ayatnya bertahap ada yang seluruhnya. Posisi letak ayat, diarahkan oleh Malaikat Jibril.

"Ketika kita buka Al-Qur'an, permulaannya adalah Al-Fatihah. Di sini betapa pentingnya Al-Fatihah untuk pendidikan masyarakat. Kita diwajibkan Allah untuk membaca Al-Fatihah setiap hari dan paling banyak, ini apa maksudnya? Diminta berulang-ulang lisan dan telinga kita basahi dengan Al-Fatihah," jelas Ustaz Budi Ashari.

Pendidikan semakin lama gersang, melahirkan hidup yang kering, materialistik dan dunia tidak didapati maksimal. Berikut 10 pelajaran dari Al-Fatihah.

1. Bismillahirrahmanirrahim. Memulai pendidikan ini dengan nama Allah. Sama halnya pada "iqro bismi rabbik..." ilmu yang dimulai dengan menyebut nama Allah. Maka mendidik generasi dengan ilmu harus "bismi rabbik dan bismillah". Tidak akan berhasil sebuah pendidikan tanpa menyebut (melibatkan) nama Allah.

2. Di dalam Basmalah dikenalkan tentang Allah terlebih dahulu sebelum dikenalkan yang lain. Dari 99 nama, yang pertama Allah kenali adalah Arahman Arrahim. Allah Rabbul 'Alamin, manusia yang diutus Rasul Rahmatan lil 'alamin.

3. Selalu merasakan nikmat Allah yang melimpah, melahirkan hikmah dan syukur. (Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin)

4. Kurikulum: Ambil langsung pada Rabbul 'Alamin.

5. Isi kurikulumnya adalah Tarbiyatul Aqidah (Arrahmanirrahim, Malikiyaumiddin)

6. Tarbiyatul Ibadah (Iyyaka Na'budu...)

7. Tarbiyatul Akhlak (wa Iyyaka Nastain)

8. Perlu doa di sepanjang kita mendidik generasi. Ini doa utama yaitu meminta jalan yang lurus. (Ihdinash Shirotol Mustaqiim)

9. Hasil dari pendidikan: Nikmat, dimurkai, sesat. Alat ukurnya adalah berilmu dan beramal. (Shirathalladzina an 'Amta 'Alaihim, Ghairil Maghduubi 'Alaihim wa ladh-dhaallin)

10. Pendidikan dengan pola dan keteladanan (lihatlah orang-orang dahulu)



Wallahu A'lam
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Hadits of The Day
Dari Al Aswad bin Yazid, dia berkata; Abdullah berkata, Saya pernah mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa menjadikan segala macam keinginannya hanya satu, yaitu keinginan tempat kembali (negeri Akhirat), niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan mencukupkan baginya keinginan dunianya. Dan barangsiapa yang keinginannya beraneka ragam pada urusan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala tidak akan memperdulikan dimanapun ia binasa.

(HR. Ibnu Majah No. 4096)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More