Ibadah Puasa, Ibadah yang Membuka Pintu-Pintu Kebaikan
Minggu, 09 Mei 2021 - 17:35 WIB
Puasa adalah ibadah yang membuka segala macam pintu kebaikan kepada seorang hamba. Kenapa demikian? Karena dengan dijadikan ia lapar, maka syahwatnya pun berkurang, sementara syahwat itu merupakan sumber manusia jatuh kepada semua dosa.
Dengan dijadikan ia lapar, hatinya menjadi bening, akalnya pun menjadi bersih. Sehingga pada waktu puasa seorang hamba senantiasa ingin mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ia pun menjauhi berbagai macam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc menjelaskan, orang yang berpuasa dibukakan kepada dia pintu-pintu kebaikan yang banyak. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika bertanya kepada sahabat Muadz bin Jabal: “Maukah aku tunjukkan kamu kepada pintu-pintu kebaikan?”
Kata Muadz bin Jabal: “Mau Wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam menyebutkan tiga pintu kebaikan, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ
“Puasa itu adalah bagaikan perisai .”
Dalam satu riwayat yang lain:
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” (HR. Ahmad).
Kemudian Rasulullah bersabda:
والصَّدّقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Dan sedekah itu bisa mematikan dosa sebagaimana air bisa memadamkan api.”
وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
“Dan shalatnya seseorang di waktu malam.”
Di bulan Ramadhan ini apabila kita kumpulkan tiga perkara; di siang hari kita berpuasa, di malam hari kita shalat malam (shalat tarawih), kemudian dibarengi dengan kita banyak bersedekah, berarti tiga pintu kebaikan telah kita miliki.
"Apabila tiga pintu itu kita telah memiliki, maka semua kebaikan telah terbuka di mata kita. Oleh karena itulah, Ini merupakan bulan kebaikan, bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, bulan seorang muslim kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,"ungkap salah satu pendiri jaringan dakwah di Indonesia ini.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Di bulan Ramadhan akan ada yang menyeru: ‘Wahai yang menginginkan kebaikan, kemarilah. Wahai yang menginginkan keburukan, tahanlah.”
Maka Subhanallah, kita bersyukur kepada Allah, kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mensyariatkan puasa Ramadhan sebulan penuh lamanya.
Semua itu karena Allah menginginkan kemudahan untuk kita, Allah sayang kepada kita umat Islam. Allah mengatakan:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menginginkan untuk kalian kemudahan, dan Allah tidak menginginkan untuk kalian kesulitan.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Bahkan dibalik kesulitan yang kita hanya berpuasa di siang hari ini, dibaliknya berbagai macam kemudahan dan kenikmatan yang Allah telah sediakan dan Allah janjikan untuk kita.
Seorang mukmin tidak melihat kepada beratnya amal, akan tetapi seorang mukmin melihat kepada besarnya pahala. Karena sesungguhnya beratnya amal, ketika diberikan oleh Allah pahala yang sangat besar, maka pada waktu itu amal akan terasa ringan. Seperti halnya orang yang bekerja, ketika ia tahu pekerjaannya berat tapi gajinya sangat besar sekali dan ia melihat gajinya yang sangat besar, maka akan terasa ringan pekerjaan yang berat tersebut.
Demikian pula kita seorang mukmin, ketika melihat puasa Ramadhan sebulan penuh kita berpuasa, merasakan kelaparan selama sebulan, kita tidak melihat kepada beratnya puasa, beratnya dahaga, tapi yang kita lihat adalah besarnya pahala yang Allah janjikan, berupa surga, berupa kesenangan yang abadi, berupa kekenyangan di hari kiamat nanti, karena sesungguhnya orang yang paling lapar di hari akhirat adalah orang yang paling banyak kenyangnya di dunia ini.
Seorang mukmin bergembira menjalankan perintah puasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim merasa senang dengan adanya syariat bulan Ramadhan ini. Karena sesungguhnya itu adalah kebaikan yang Allah inginkan untuk kita. Agar Allah ampuni dosa kita, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita pahala berupa surga, belum lagi berupa kesehatan pada badan kita, dan banyak lagi kalau kita hitung-hitung manfaat yang sangat besar dari bulan Ramadhan yang sangat banyak sekali, tidak bisa kita hitung.
Wallahu A'lam
Dengan dijadikan ia lapar, hatinya menjadi bening, akalnya pun menjadi bersih. Sehingga pada waktu puasa seorang hamba senantiasa ingin mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan ia pun menjauhi berbagai macam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc menjelaskan, orang yang berpuasa dibukakan kepada dia pintu-pintu kebaikan yang banyak. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam ketika bertanya kepada sahabat Muadz bin Jabal: “Maukah aku tunjukkan kamu kepada pintu-pintu kebaikan?”
Kata Muadz bin Jabal: “Mau Wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam menyebutkan tiga pintu kebaikan, kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ
“Puasa itu adalah bagaikan perisai .”
Dalam satu riwayat yang lain:
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.” (HR. Ahmad).
Kemudian Rasulullah bersabda:
والصَّدّقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
“Dan sedekah itu bisa mematikan dosa sebagaimana air bisa memadamkan api.”
وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
“Dan shalatnya seseorang di waktu malam.”
Di bulan Ramadhan ini apabila kita kumpulkan tiga perkara; di siang hari kita berpuasa, di malam hari kita shalat malam (shalat tarawih), kemudian dibarengi dengan kita banyak bersedekah, berarti tiga pintu kebaikan telah kita miliki.
"Apabila tiga pintu itu kita telah memiliki, maka semua kebaikan telah terbuka di mata kita. Oleh karena itulah, Ini merupakan bulan kebaikan, bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, bulan seorang muslim kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,"ungkap salah satu pendiri jaringan dakwah di Indonesia ini.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Di bulan Ramadhan akan ada yang menyeru: ‘Wahai yang menginginkan kebaikan, kemarilah. Wahai yang menginginkan keburukan, tahanlah.”
Maka Subhanallah, kita bersyukur kepada Allah, kita memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mensyariatkan puasa Ramadhan sebulan penuh lamanya.
Semua itu karena Allah menginginkan kemudahan untuk kita, Allah sayang kepada kita umat Islam. Allah mengatakan:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menginginkan untuk kalian kemudahan, dan Allah tidak menginginkan untuk kalian kesulitan.” (QS. Al-Baqarah: 185)
Bahkan dibalik kesulitan yang kita hanya berpuasa di siang hari ini, dibaliknya berbagai macam kemudahan dan kenikmatan yang Allah telah sediakan dan Allah janjikan untuk kita.
Seorang mukmin tidak melihat kepada beratnya amal, akan tetapi seorang mukmin melihat kepada besarnya pahala. Karena sesungguhnya beratnya amal, ketika diberikan oleh Allah pahala yang sangat besar, maka pada waktu itu amal akan terasa ringan. Seperti halnya orang yang bekerja, ketika ia tahu pekerjaannya berat tapi gajinya sangat besar sekali dan ia melihat gajinya yang sangat besar, maka akan terasa ringan pekerjaan yang berat tersebut.
Demikian pula kita seorang mukmin, ketika melihat puasa Ramadhan sebulan penuh kita berpuasa, merasakan kelaparan selama sebulan, kita tidak melihat kepada beratnya puasa, beratnya dahaga, tapi yang kita lihat adalah besarnya pahala yang Allah janjikan, berupa surga, berupa kesenangan yang abadi, berupa kekenyangan di hari kiamat nanti, karena sesungguhnya orang yang paling lapar di hari akhirat adalah orang yang paling banyak kenyangnya di dunia ini.
Seorang mukmin bergembira menjalankan perintah puasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim merasa senang dengan adanya syariat bulan Ramadhan ini. Karena sesungguhnya itu adalah kebaikan yang Allah inginkan untuk kita. Agar Allah ampuni dosa kita, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita pahala berupa surga, belum lagi berupa kesehatan pada badan kita, dan banyak lagi kalau kita hitung-hitung manfaat yang sangat besar dari bulan Ramadhan yang sangat banyak sekali, tidak bisa kita hitung.
Wallahu A'lam
(wid)