Gus Baha Ditanya Haji Atau Umrah Dulu? Berikut Jawaban Beliau

Rabu, 21 Juli 2021 - 15:35 WIB
Padahal saya tidak kaya, tapi haji saya haji plus. Karena itu tadi, kangen Nabi terus saya turuti. Sebenarnya agak salah, tapi kangen itu tidak ada hukumnya.

Makanya, saya tanyai dia, kalau kamu saleh beneran, kangen Nabi tak suruh umrah sekarang. Tapi kalau kamu masih perhitungan, "Sowan Nabi atau tidak?"

Mau sowan Nabi kok begitu! Ciri utama orang senang itu tidak mikir, lha ini masih mikir umrah dulu apa haji dulu. Kalau masih mikir, salehnya pas-pasan.

Kalau awalnya dia bilang begini, "Gus, saya kangen Nabi, tapi uang saya cuma Rp25 juta bagaimana?"

Maka, saya wajibkan umrah. Saya ajarkan doa saya. Nah dia tidak seperti itu. (Hehehe)

Misalnya dia daftar haji, secara lahir umurnya tidak cukup. Kalau daftar sekarang berarti kapan bisa haji? Menunggu 25 tahun, berarti haji (sekitar) tahun 2040. Zahirnya umur 60 tahun. Kira-kira dia sudah taqabalallah?

Andaikan saya jadi orang itu, mesti daftar dua-duanya, ya daftar haji. Tapi, kalau ada orang yang mondok di Makkah, saya akan memakdubkan diri.

Dalam arti, saya akan daftar haji menunggu sesuai Pemerintah karena harus loyal negara. Tetapi, kalau saya punya uang saya takdubkan.

Kalau ada fatwa yang berbeda dengan saya itu tidak apa-apa. Hal tersebut sebagai pengingat bahwa kebaikan itu:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ

Ternyata kalau ngeramati sampai musim haji, ya haji lagi.

Kalau ada bunyi yang bilang, "Kok rugi, haji dua kali?" Pelit berarti.

Masalahnya, fatwa menghadapi orang pelit itu repot. Saya bolak-balik fatwa ketemu orang pelit. Repot! Cinta Allah kok pakai perhitungan.

Baca Juga: 10 Pesan Bijak Gus Baha Agar Hidup Bahagia

Berikut Tausiyah Gus Baha Disiarkan Channel Youtube-eL Yeka:
(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More