Ramadhan Telah Pergi, Ini Tanda Diterima Atau Tidaknya Puasa Kita
Jum'at, 29 Mei 2020 - 07:42 WIB
Hampir seminggu bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Perasaan sedih tentu menyelimuti umat Islam karena di bulan itu segala doa dikabulkan, sedekah diterima, segala kebajikan dilipatgandakan pahalanya.
Lalu, banyak yang bertanya-tanya, bagaimana nasib puasa kita di bulan Ramadhan , apakah diterima atau ditolak? Mari kita simak penjelasan salafus-sholeh menerangkan ciri-ciri puasa.(Baca Juga: Perpisahan Sebentar Lagi, Apa Hasil Puasa Selama Ramadhan?)
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم : ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة و عدم قبولها
"Bahwa kembali lagi melakukan puasa pascapuasa Ramadhan , merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah Ta'ala jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan saleh setelah itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian ulama: "Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya".
Menurut Al-Habib Quraisy Baharun (pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan), siapa pun yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan setelahnya, maka itulah tanda amalan kebaikan yang pertama diterima. Sedangkan orang yang melakukan kebaikan lalu setelahnya melakukan keburukan, maka itu tanda tertolak dan tidak diterimanya kebaikannya.(Baca Juga: Makna Kesempurnaan Puasa Menurut Imam al-Ghazali)
Penjelasan lainnya disebutkan:
ومن علاماتِ القبولِ، في رمضانَ وفي غيره : اتباعُ الحسنةِ بالحسنة، فإذا كانت حالةُ المسلمِ بعدَ رمضانَ حالةً طيبةً، يكثرُ من الحسناتِ والأعمالِ الصالحة، فهذا دليلٌ على « القبول »
أما إن كان العكس، يتبع الحسناتِ السيئاتِ، فإذا خرجَ رمضانَ أتبعه بالسيئاتِ والغفلاتِ والإعراض عن طاعةِ الله، فهذا دليلٌ على « عدم القبول
"Di antara tanda-tanda diterimanya (amalan saleh) baik di bulan Ramadhan maupun selainnya, adalah suatu (amalan) kebaikan akan diikuti dengan (amalan) kebaikan setelahnya. Jika keadaan seorang muslim pasca- Ramadhan keadaannya baik, banyak melakukan kebaikan dan berbagai amalan saleh, maka ini menunjukkan tanda diterima.
Adapun jika sebaliknya, (melakukan) kebaikan lalu setelahnya diikuti dengan keburukan, setelah keluar dari Ramadhan kembali melakukan berbagai keburukan, kelalaian dan berpaling dari ketaatan kepada Allah, maka ini menunjukkan tanda "tidak diterima" (amalan kebaikan yang sebelumnya)."
Cobalah kita bermusabah tanyakan pada diri kita, bagaimana keadaan kita setelah Ramadhan meninggalkan kita. Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik-Nya agar kita tetap Istiqamah.(Baca Juga: Tiga Tingkatan Puasa Menurut Al-Ghazali)
Lalu, banyak yang bertanya-tanya, bagaimana nasib puasa kita di bulan Ramadhan , apakah diterima atau ditolak? Mari kita simak penjelasan salafus-sholeh menerangkan ciri-ciri puasa.(Baca Juga: Perpisahan Sebentar Lagi, Apa Hasil Puasa Selama Ramadhan?)
أن معاودة الصيام بعد صيام رمضان علامة على قبول صوم رمضان فإن الله إذا تقبل عمل عبد وفقه لعمل صالح بعده كما قال بعضهم : ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة ثم اتبعها بعد بحسنة كان ذلك علامة على قبول الحسنة الأولى كما أن من عمل حسنة ثم اتبعها بسيئة كان ذلك علامة رد الحسنة و عدم قبولها
"Bahwa kembali lagi melakukan puasa pascapuasa Ramadhan , merupakan tanda diterimanya amalan puasa Ramadhan. Karena Allah Ta'ala jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan saleh setelah itu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian ulama: "Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya".
Menurut Al-Habib Quraisy Baharun (pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan), siapa pun yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan setelahnya, maka itulah tanda amalan kebaikan yang pertama diterima. Sedangkan orang yang melakukan kebaikan lalu setelahnya melakukan keburukan, maka itu tanda tertolak dan tidak diterimanya kebaikannya.(Baca Juga: Makna Kesempurnaan Puasa Menurut Imam al-Ghazali)
Penjelasan lainnya disebutkan:
ومن علاماتِ القبولِ، في رمضانَ وفي غيره : اتباعُ الحسنةِ بالحسنة، فإذا كانت حالةُ المسلمِ بعدَ رمضانَ حالةً طيبةً، يكثرُ من الحسناتِ والأعمالِ الصالحة، فهذا دليلٌ على « القبول »
أما إن كان العكس، يتبع الحسناتِ السيئاتِ، فإذا خرجَ رمضانَ أتبعه بالسيئاتِ والغفلاتِ والإعراض عن طاعةِ الله، فهذا دليلٌ على « عدم القبول
"Di antara tanda-tanda diterimanya (amalan saleh) baik di bulan Ramadhan maupun selainnya, adalah suatu (amalan) kebaikan akan diikuti dengan (amalan) kebaikan setelahnya. Jika keadaan seorang muslim pasca- Ramadhan keadaannya baik, banyak melakukan kebaikan dan berbagai amalan saleh, maka ini menunjukkan tanda diterima.
Adapun jika sebaliknya, (melakukan) kebaikan lalu setelahnya diikuti dengan keburukan, setelah keluar dari Ramadhan kembali melakukan berbagai keburukan, kelalaian dan berpaling dari ketaatan kepada Allah, maka ini menunjukkan tanda "tidak diterima" (amalan kebaikan yang sebelumnya)."
Cobalah kita bermusabah tanyakan pada diri kita, bagaimana keadaan kita setelah Ramadhan meninggalkan kita. Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik-Nya agar kita tetap Istiqamah.(Baca Juga: Tiga Tingkatan Puasa Menurut Al-Ghazali)
(rhs)