Waspadai Bahaya Futur, Itu Pertanda Lemahnya Iman

Minggu, 29 Agustus 2021 - 05:00 WIB
Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ‘Azza Wa Jalla, akan memperkuat iman dan menjauhkan diri dari futur. Foto istimewa
Bahaya futur merupakan salah satu hal yang harus diwaspadai dalam diri seorang muslim. Sebab, futur adalah godaan setan yang sangat dahsyat. Keadaan futur bukan saja membuat semangat berbuat baik jadi menurun, tetapi dorongan melakukan keburukan akan meningkat. Dengan kata lain futur membuat seseorang menjadi lemah iman .



Sebenarnya, apa yang disebut futur? Dalam Kitabul ‘Ilmi karangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin , disebutkan bahwa futur adalah rasa malas, menunda, lambat setelah bersemangat, tidak bergairah dalam kebaikan. Pertahanan menghadapi bisikan setan menjadi rapuh dan sering hawa nafsu.

Gambarannya adalah, pada waktu tertentu seorang muslim sangat rajin beribadah, belajar ilmu syaria'at, dan mendatangi majelis ilmu. Namun tiba-tiba dia dijangkiti rasa malas yang sangat luar biasa. Ibadah menjadi sekadarnya saja atau bahkan dia mulai berani meninggalkan sholat karena rasa malas.

Bahkan fenomena futur ini juga telah dirasakan di masa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam. Dalam sejarah Rasulullah, bahaya futur itu telah Allah perlihatkan. Tatkala kaum Muslimin hijrah ke Habasyah, ada di antara peserta hijrah yang futur hingga akhirnya murtad dari Islam.



Dalam salah satu perang juga terdapat seseorang yang begitu gigih dan penuh semangat. Namun, nabi menghukuminya sebagai penghuni neraka. Ternyata orang tersebut bunuh diri. Saat terluka parah, semangatnya melemah sehingga godaan setan menggiringnya untuk menusukkan tombak ke perutnya.

Menurut Syaikh Utsaimin futur atau rasa malas dalam melakukan kebaikan adalah penyakit. Kian banyak menjangkiti orang-orang yang menuntut ilmu agama dan juga orang-orang yang berusaha menapaki jalan kebenaran. Ada banyak sebab yang membuat seseorang menjadi futur. Di antaranya adalah :



1) Hilangnya keikhlasan,

2) Lemahnya ilmu Syar’i,

3) Kecintaan hati yang besar kepada dunia dan banyak melupakan akhirat,

4) Fitnah (cobaan) berupa istri dan anak,

5) Hidup di tengah masyarakat yang rusak,

6) Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dalam meraih kebaikan,

7) Melakukan dosa serta memakan makanan yang haram,

8) Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah),

9) Lemahnya iman,

10) Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan,

11) Lemahnya pendidikan (tarbiyyah) imaniyyah dan seterusnya.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More