Wahsyi bin Harb: Budak Pembunuh Hamzah, Gagak Hitam yang Dibenci Kaum Muslim

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 18:46 WIB
Aku kemudian menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah sebagaimana aku telah menceritakannya kepada kalian.

Setelah aku menyelesaikan kisahnya, Rasulullah berkata kepadaku, “Sembunyikan wajahmu dariku agar aku tidak harus melihatmu (jangan biarkan aku melihatmu karena itu mengingatkanku pada kematian pamanku).”

Aku kemudian terus menghindari tempat-tempat di mana Rasulullah berada sehingga beliau tidak perlu melihatku. Aku terus melakukan hal itu sampai Allah mencabut nyawa Rasulullah.

Ketika kaum Muslim berbaris untuk melawan Musailamah al-Kazzab (si pembohong besar) dari Yamamah, aku pergi bersama mereka. Aku membawa serta lembing yang sama yang aku gunakan untuk membunuh Hamzah.

Pertempuran kemudian dimulai. Meskipun aku (sebelumnya) tidak pernah mengenalnya, aku mengetahui Musailamah yang sedang berdiri dengan pedang di tangan. Saat aku bersiap untuk membunuhnya, seseorang dari Ansar juga bersiap untuk membunuhnya dari arah lain.

Aku kemudian menggoyang-goyangkan lembingku (mengambil ancang-ancang) sampai aku yakin (bahwa itu akan mengenai sasaran) dan kemudian melepaskannya untuk terbang. Saat lembingku menghantamnya, orang Ansar itu menyerangnya dan menebasnya dengan pedangnya.

Hanya Rabb-mu yang tahu siapa di antara kami yang telah membunuhnya. Jika aku yang telah membunuhnya, maka meskipun aku telah membunuh manusia terbaik setelah Rasulullah (yaitu Hamzah), aku juga telah membunuh manusia terburuk (yaitu Musailamah).



Undangan Rasulullah

Di sisi lain ada juga riwayat lain yang menyatakan bahwa Wahsyi bin Harb masuk Islam atas undangan Rasulullah SAW. Hal ini didasarkan pernyataan Abdullah bin Abbas.

Abdullah bin Abbas meriyatkan: Rasulullah mengirim utusan untuk mengundang masuk Islam Wahsyi bin Harb, orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan Hamzah (paman Rasulullah).

Utusan itu kembali dengan pesan dari Wahsyi yang menyatakan, “Wahai Muhammad! Bagaimana engkau dapat mengajakku masuk Islam ketika engkau mengatakan bahwa seorang pembunuh, seorang musyrik, dan pezina akan menghadapi hukuman berat, dan hukuman ini akan berlipat ganda bagi mereka di Hari Qiyamah di mana mereka akan tetap direndahkan di dalamnya selamanya?

Aku telah melakukan semua kejahatan ini, jadi apakah ada kesempatan untukku?”

Allah kemudian mewahyukan ayat ini:

“(Hukuman Jahanam adalah untuk semua pembunuh, musyrikin, dan pezina) kecuali orang-orang yang (secara ikhlas) bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Furqan : 70)

Menjawab ayat ini, Wahsyi berkata, “Wahai Muhammad! Syarat dalam ayat ini tanpa kompromi, yang menyatakan, ‘Kecuali orang-orang yang (secara ikhlas) bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh.’ Bagaimana jika aku tidak memiliki kesempatan untuk memenuhinya?”

Allah kemudian mewahyukan ayat ini:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS an-Nisa : 48)

Terhadap ini, Wahsyi menjawab, “Pengampunan ini tergantung kepada kehendak Allah. Aku tidak tahu apakah aku akan diampuni atau tidak. Apakah ada kesempatan lain untukku?”

Allah kemudian mewahyukan ayat ini:
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari empat perkara, yaitu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak didengar.

(HR. Ibnu Majah No. 3827)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More