Wahsyi bin Harb: Budak Pembunuh Hamzah, Gagak Hitam yang Dibenci Kaum Muslim

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 18:46 WIB
Mendengar hal ini, Wahsyi berkata, “Ya, ini sudah sesuai.” Dia kemudian masuk Islam.

Muslim lainnya bertanya, “Wahai Rasulullah! Kami juga telah melakukan dosa-dosa yang dilakukan Wahsyi (apakah ayat ini juga berlaku untuk kami?)”

Rasulullah menjawab, “Itu berlaku untuk semua Muslim secara keseluruhan.” [Tabrani dan Haithami menyatakan bahwa salah satu periwayat hadis ini, yang bernama Abyan bin Sufyan, dikategorikan sebagai periwayat yang lemah oleh Imam Dhahabi)

Dengan demikian terdapat dua versi hadis tentang masuk Islamnya Wahsyi, meski demikian, terhadap hadis yang terakhir ini, sejarawan Islam al-Dhahabi menyatakan bahwa salah satu periwayat dalam sanad hadis ini dikategorikan lemah.



Hari-Hari Terakhir Kehidupan Wahsyi

Sementara itu, dalam kitab Sirah Ibn Hisyam (Vol 2, hlm 69-72), dalam Ja’far Subhani,Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW, digambarkan hari-hari terakhir kehidupan Wahsyi. Dia meriwayatkan:

Pada hari-hari terakhir kehidupannya, Wahsyi merupakan gagak hitam yang selalu dibenci kaum Muslim; dia menjadi pemabuk dan dihukum dua kali karena minum khamar. Namanya dihapus dari daftar tentara.

Umar bin Khattab biasa mengatakan, “Pembunuh Hamzah tak pantas diberi ampun di dunia dan akhirat.”

Mengenai kebiasaan Wahsyi dalam menenggak khamar, juga dibenarkan oleh sejarawan Islam lainnya, al-Waqidi. Dia melaporkan penyaksian dari Ubaidillah bin Adi bin Khiyar yang menemui Wahsyi dan memintanya menceritakan bagaimana dia dapat membunuh Hamzah.

Ubaidillah bin Adi bin Khiyar meriwayatkan:

Di zaman kekhalifahan ketiga Utsman bin Affan kami berperang di Suriah. Dan kami melewati kota Hims. Kami mampir dan menanyakan keberadaan Wahsyi – pembunuh Hamzah – dan orang mengatakan, “Kamu tidak akan dapat menyangka. Dia setiap hari minum minuman keras sampai pagi.”

Kelompok kami terdiri dari 70 orang. Setelah salat subuh kami ke rumahnya. Tiba-tiba tampak seorang tua besar duduk di atas permadani, sekadar tempat duduknya.

Kami menanyakan kepadanya, “Ceritakan kepada kami tentang pembunuhan Hamzah dan Musailamah,” tetapi dia menolak.

Kami berkata, “Kami tidak akan menginap malam ini kecuali karena engkau." [Lihat Al-Waqidi dalam O. Hashem,Muhammad Sang Nabi: Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail(Ufuk Press: Jakarta, 2007)]

Kelanjutan dari riwayat ini pada akhirnya Wahsyi bersedia menceritakan kepada mereka dengan redaksi yang mirip dengan riwayat pertama, kecuali dengan penambahan beberapa detail ketika Hindun binti Utbah memberikan perhiasan-perhiasannya untuknya setelah dia berhasil membunuh Hamzah.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
اَفَاَمِنَ اَهۡلُ الۡـقُرٰٓى اَنۡ يَّاۡتِيَهُمۡ بَاۡسُنَا بَيَاتًا وَّهُمۡ نَآٮِٕمُوۡنَؕ‏ (٩٧) اَوَاَمِنَ اَهۡلُ الۡقُرٰٓى اَنۡ يَّاۡتِيَهُمۡ بَاۡسُنَا ضُحًى وَّهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَ (٩٨) اَفَاَمِنُوۡا مَكۡرَ اللّٰهِ‌ ۚ فَلَا يَاۡمَنُ مَكۡرَ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ (٩٩)
Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain? Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah yang tidak terduga-duga? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi.

(QS. Al-A'raf Ayat 97-99)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More