Begini Gambaran Kehidupan di Zaman Rasulullah yang Jarang Diketahui
Jum'at, 22 Oktober 2021 - 19:24 WIB
Jalan di kota Madinah beresiko nginjek najis pastinya. Tapi uniknya, ketika shalat di masjid, sendalnya tidak dilepas. Disitulah pada ulama diskusi cukup hangat dan panjang.
10. Mushaf
Sepanjang 23 tahun turun ayat Qur'an, semuanya dipastikan ditulis oleh para shabaat yang diangkat secara khusus sebagai penulis wahyu. Pokoknya dipastikan tak ada satu pun ayat yang lolos tanpa teks tulisan. Nabi sampai punya 48 orang juru tulis Wahyu. Yang paling topnya ada nama seperti Zaid bin Tsabit dan Ubah bin Ka'ab.
Namun, zaman segitu penggunaan kertas belum ada. Mungkin Tsailun di China sudah menemukan kertas sejak abad kedua masehi. Tapi belum diproduksi massal, sehingga harga kertas masih belum ergonomis. Lagian di pasar Madinah nggak ada orang jual kertas.
Maka teks ayat Qur'an itu dituliskan di kulit hewan, pelepah kurma, batu yang pipih dan kadang tulang unta yang lebar dan gepeng juga digunakan.Padahal Qur'an itu kan enam ribuan ayat. Terbayang begitu banyaknya benda yang bertuliskan ayat Qur'an dan berserakan tidak berurutan.
Sampai Nabi wafat, di zaman Abu Bakar barulah benda-benda berserakan itu disusun ulang sesuai dengan urutan ayat dan surat. Tentu semua sesuai dengan petunjuk dan praktek bacaan Nabi.
11. Iklim
Mekkah dan Madinah itu iklimnya beda jauh dengan kita. Posisinya di tengah gurun. Panasnya minta ampun, gak kuat kita hidup disana. Kalaupun hari ini banyak juga orang tinggal disana, dipastikan hidup bergantung total sama AC. Bisa lumer badan kita tanpa AC.
Saya tidak bisa membayangkan orang hidup di Madinah di masa kenabian. Kalau pas musim panas, apa yang mereka lakukan untuk menghadapi suhu udara sepanas itu. Entah lah.
Meski pun kita cinta Nabi, namun banyak sisi kehidupan beliau yang belum tentu cocok dengan kebiasaan kita. Dan untungnya kita tidak diperintah oleh Nabi untuk hidup dengan gaya dan tradisi teknis macam itu.
Jadi, kalau pun kita tidak buang hajat di gurun pasir, insyaallah kita tidak dianggap sebagai orang yang anti Sunnah. Kalau pun masjid kita gelari karpet plus garis shaf, bangun menara dan kubah, insyaallah kita tidak dianggap sesat dan hobi bid'ah. Urusan sendal hilang, anggap saja itu collateral damage. Beli lagi aja.
10. Mushaf
Sepanjang 23 tahun turun ayat Qur'an, semuanya dipastikan ditulis oleh para shabaat yang diangkat secara khusus sebagai penulis wahyu. Pokoknya dipastikan tak ada satu pun ayat yang lolos tanpa teks tulisan. Nabi sampai punya 48 orang juru tulis Wahyu. Yang paling topnya ada nama seperti Zaid bin Tsabit dan Ubah bin Ka'ab.
Namun, zaman segitu penggunaan kertas belum ada. Mungkin Tsailun di China sudah menemukan kertas sejak abad kedua masehi. Tapi belum diproduksi massal, sehingga harga kertas masih belum ergonomis. Lagian di pasar Madinah nggak ada orang jual kertas.
Maka teks ayat Qur'an itu dituliskan di kulit hewan, pelepah kurma, batu yang pipih dan kadang tulang unta yang lebar dan gepeng juga digunakan.Padahal Qur'an itu kan enam ribuan ayat. Terbayang begitu banyaknya benda yang bertuliskan ayat Qur'an dan berserakan tidak berurutan.
Sampai Nabi wafat, di zaman Abu Bakar barulah benda-benda berserakan itu disusun ulang sesuai dengan urutan ayat dan surat. Tentu semua sesuai dengan petunjuk dan praktek bacaan Nabi.
11. Iklim
Mekkah dan Madinah itu iklimnya beda jauh dengan kita. Posisinya di tengah gurun. Panasnya minta ampun, gak kuat kita hidup disana. Kalaupun hari ini banyak juga orang tinggal disana, dipastikan hidup bergantung total sama AC. Bisa lumer badan kita tanpa AC.
Saya tidak bisa membayangkan orang hidup di Madinah di masa kenabian. Kalau pas musim panas, apa yang mereka lakukan untuk menghadapi suhu udara sepanas itu. Entah lah.
Meski pun kita cinta Nabi, namun banyak sisi kehidupan beliau yang belum tentu cocok dengan kebiasaan kita. Dan untungnya kita tidak diperintah oleh Nabi untuk hidup dengan gaya dan tradisi teknis macam itu.
Jadi, kalau pun kita tidak buang hajat di gurun pasir, insyaallah kita tidak dianggap sebagai orang yang anti Sunnah. Kalau pun masjid kita gelari karpet plus garis shaf, bangun menara dan kubah, insyaallah kita tidak dianggap sesat dan hobi bid'ah. Urusan sendal hilang, anggap saja itu collateral damage. Beli lagi aja.
(rhs)