Sejumlah Yahudi Anggap Rasulullah Dusta karena Lebih Menyukai Jibril Ketimbang Mikail
Senin, 13 Desember 2021 - 11:24 WIB
Suatu hari segolongan orang pemeluk Yahudi di Madinah mendatangi Rasulullah SAW . Mereka menanyakan 5 perkara. Jika jawaban Rasulullah dianggap benar maka mereka akan masuk Islam. Sebaliknya, bila jawaban salah maka mereka bertahan sebagai Yahudi.
Mereka puas dan membenarkan empat jawaban Rasulullah SAW. Hanya saja pada pertanyaan terakhir, mereka menganggap jawaban Rasulullah salah. Mereka pun menolak memeluk Islam dan mendustakan beliau.
"Jibril," kata Rasulullah saat menjawab pertanyaan siapakah kekasihnya dari kalangan malaikat. Jawaban ini membuat Yahudi tidak senang.
Orang-orang Yahudi sangat membenci Jibril dan menganggapnya sebagai musuh karena ia turun membawa azab dan malapetaka. Kisah di atas berdasar riwayat dari Abdullah bin Abbas ra.
Mereka berkata, “Jibril adalah malaikat yang selalu turun dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan azab. Dia adalah musuh kami. Seandainya engkau katakan Mikail yang biasa menurunkan rahmat, hujan, dan tumbuh-tumbuhan, niscaya kami akan mengikutimu.”
Atas tuduhan mereka itu, maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Barang siapa menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan (al-Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman". ( QS Al Baqarah: 97 )
Pemuka Malaikat
Dalam Al-Qur’an, kata jibrīl terulang sebanyak 3 kali, yaitu dalam surah al-Baqarah/2 ayat 97 dan 98 serta at-Tahrim/66 ayat 4. Selain itu, terdapat istilah lain yang digunakan Al-Qur’an yang merujuk kepada Malaikat Jibril, yaitu ar-rūḥ (Maryam/19: 17; al-Ma‘ārij/70: 4; al-Qadr/94: 4), ar-rūḥ al-amīn (asy-Syu‘arā’/26: 193), rasūl karīm (at-Takwīr/81: 19), rūh al-qudus (al-Baqarah/2: 87, 253; al-Mā’idah/5: 110; an-Naḥl/16: 102), dan syadīd al-quwā (an-Najm/53: 5).
Malaikat Jibril merupakan pemuka para malaikat. Ia bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi Allah, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman:
“Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan.” ( QS Asy-Syu’ara : 193-194).
Malaikat Jibril juga memiliki beberapa tugas lainnya sebagaimana tercantum dalam nash-nash shahih. Setiap malam bulan Ramadhan, Jibril datang mengajari Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Ia juga pernah menjadi imam sholat bagi Rasulullah. Tujuannya untuk mengajarkan tata cara sholat sesuai yang dikehendaki Allah.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jibril turun lalu mengimamiku sholat. Aku pun sholat bersamanya, lalu aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya. Beliau menghitung dengan jari-jarinya sebanyak lima kali.”
Dalam Musnad Ahmad disebutkan sebuah riwayat dari Zaid bin Haritsah, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Jibril mendatangiku pada pertama kali wahyu diturunkan kepadaku, lalu ia mengajariku tata cara wudhu dan sholat…” Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa Jibril meruqyah Nabi.
Mereka puas dan membenarkan empat jawaban Rasulullah SAW. Hanya saja pada pertanyaan terakhir, mereka menganggap jawaban Rasulullah salah. Mereka pun menolak memeluk Islam dan mendustakan beliau.
"Jibril," kata Rasulullah saat menjawab pertanyaan siapakah kekasihnya dari kalangan malaikat. Jawaban ini membuat Yahudi tidak senang.
Orang-orang Yahudi sangat membenci Jibril dan menganggapnya sebagai musuh karena ia turun membawa azab dan malapetaka. Kisah di atas berdasar riwayat dari Abdullah bin Abbas ra.
Mereka berkata, “Jibril adalah malaikat yang selalu turun dengan membawa peperangan, pembunuhan, dan azab. Dia adalah musuh kami. Seandainya engkau katakan Mikail yang biasa menurunkan rahmat, hujan, dan tumbuh-tumbuhan, niscaya kami akan mengikutimu.”
Atas tuduhan mereka itu, maka Allah menurunkan firman-Nya,
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
"Barang siapa menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkan (al-Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman". ( QS Al Baqarah: 97 )
Pemuka Malaikat
Dalam Al-Qur’an, kata jibrīl terulang sebanyak 3 kali, yaitu dalam surah al-Baqarah/2 ayat 97 dan 98 serta at-Tahrim/66 ayat 4. Selain itu, terdapat istilah lain yang digunakan Al-Qur’an yang merujuk kepada Malaikat Jibril, yaitu ar-rūḥ (Maryam/19: 17; al-Ma‘ārij/70: 4; al-Qadr/94: 4), ar-rūḥ al-amīn (asy-Syu‘arā’/26: 193), rasūl karīm (at-Takwīr/81: 19), rūh al-qudus (al-Baqarah/2: 87, 253; al-Mā’idah/5: 110; an-Naḥl/16: 102), dan syadīd al-quwā (an-Najm/53: 5).
Malaikat Jibril merupakan pemuka para malaikat. Ia bertugas menyampaikan wahyu dari Allah kepada para nabi Allah, termasuk kepada Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman:
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَۙ
“Yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan.” ( QS Asy-Syu’ara : 193-194).
Malaikat Jibril juga memiliki beberapa tugas lainnya sebagaimana tercantum dalam nash-nash shahih. Setiap malam bulan Ramadhan, Jibril datang mengajari Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. Ia juga pernah menjadi imam sholat bagi Rasulullah. Tujuannya untuk mengajarkan tata cara sholat sesuai yang dikehendaki Allah.
Dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jibril turun lalu mengimamiku sholat. Aku pun sholat bersamanya, lalu aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya, kemudian aku sholat lagi bersamanya. Beliau menghitung dengan jari-jarinya sebanyak lima kali.”
Dalam Musnad Ahmad disebutkan sebuah riwayat dari Zaid bin Haritsah, bahwasanya Rasulullah bersabda, “Jibril mendatangiku pada pertama kali wahyu diturunkan kepadaku, lalu ia mengajariku tata cara wudhu dan sholat…” Dalam riwayat yang lain juga disebutkan bahwa Jibril meruqyah Nabi.
(mhy)