Mendoakan Anaknya yang Kafir, Nabi Nuh Menyesal dan Menangis Selama 300 Tahun
Senin, 03 Januari 2022 - 05:15 WIB
Sedangkan anak Nabi Nuh tidak beriman. Jadi dia bukanlah keluarga dari Nabi Nuh, seorang Nabi yang beriman.
Allah memberikan bantahannya dengan penuh ketetapan dan ketegasan sehingga seolah-olah menyerupai peringatan, perintah untuk bertobat dan ancaman.
Inilah hakikat agung dalam agama ini. Hakikat pertalian yang mengikat segalanya. Inilah pertalian akidah yang mengikat antara satu sama lain, yang tidak mungkin bisa diikat dengan pertalian nasab dan kekerabatan.
Engkau membencinya dan dia membencimu, meskipun anakmu lahir dari tulang rusukmu. Pertalian yang utama telah putus sehingga tidak ada lagi pertaliaan dan keterikatan setelahnya. Sebab, Nuh berdoa dengan kepada Dzat yang jika Dia berjanji tidak akan pernah tidak dilaksanakan. Sehingga bantahan yang disampaikan oleh Allah berbau perintah untuk melakukan tobat dan ancaman.
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
Kasih sayang Allah tercurah kepada Nuh sehingga hatinya menjadi tenang. Allah juga memberkahi Nuh dan keturunannya yang saleh. Sedangkan keturunannya yang lain akan diberi azab yang pedih.
Kehidupan Nabi Nuh setelah mendapat ampunan Tuhannya dan setelah dia kembali kepada-Nya dan bertobat terhadap-Nya, menjadi kehidupan yang tenang di bawah naungan keimanan.
Allah memberikan bantahannya dengan penuh ketetapan dan ketegasan sehingga seolah-olah menyerupai peringatan, perintah untuk bertobat dan ancaman.
Inilah hakikat agung dalam agama ini. Hakikat pertalian yang mengikat segalanya. Inilah pertalian akidah yang mengikat antara satu sama lain, yang tidak mungkin bisa diikat dengan pertalian nasab dan kekerabatan.
Engkau membencinya dan dia membencimu, meskipun anakmu lahir dari tulang rusukmu. Pertalian yang utama telah putus sehingga tidak ada lagi pertaliaan dan keterikatan setelahnya. Sebab, Nuh berdoa dengan kepada Dzat yang jika Dia berjanji tidak akan pernah tidak dilaksanakan. Sehingga bantahan yang disampaikan oleh Allah berbau perintah untuk melakukan tobat dan ancaman.
Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
Kasih sayang Allah tercurah kepada Nuh sehingga hatinya menjadi tenang. Allah juga memberkahi Nuh dan keturunannya yang saleh. Sedangkan keturunannya yang lain akan diberi azab yang pedih.
Kehidupan Nabi Nuh setelah mendapat ampunan Tuhannya dan setelah dia kembali kepada-Nya dan bertobat terhadap-Nya, menjadi kehidupan yang tenang di bawah naungan keimanan.
(mhy)