Istri-Istri Nabi Cemburu Berat dengan Maria, Umar Ikut Sibuk
Minggu, 14 Juni 2020 - 05:00 WIB
Barangkali turunnya wahyu sesuai dengan pendapat Umar dalam peristiwa-peristiwa itu. Hal itu pula sampai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Allah telah menempatkan kebenaran di lidah dan di hati Umar," atau ia katanya: "Allah telah menentukan kebenaran di lidah Umar apa yang dikatakannya."
Dari sekian banyak peristiwa yang dialami Umar, dari para tawanan Badr, Abdullah bin Ubay, Perjanjian Hudaibiah, ketentuan minuman keras sampai kepada masalah istri-istri Nabi merupakan bukti yang cukup menonjol dan mengungkapkan sebagian kepribadian Umar, yang makin lama terasa makin jelas.
Dengan segala keberaniannya, keterusterangannya dan kepribadiannya yang begitu menonjol, bukanlah semua itu yang menjadi tujuan kita, juga bukan dengan pendapatnya yang tepat dan pengetahuannya yang luas yang kita inginkan, tetapi yang menjadi tujuan kita dengan semua peristiwa itu hanya untuk menunjukkan betapa besar perhatiannya terhadap segala kepentingan umum yang dihadapinya serta politik bangsanya yang banyak mendapat perhatian itu.
Ia mengurus semua persoalan dan pekerjaan itu dengan disiplin yang tinggi. Segi ini padanya memang lebih menonjol dari yang lain. Itu sebabnya Nabi menyebut dia sebagai wazirnya.
Dan bilamana bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya ia menempatkan pendapat Umar sama dengan pendapat yang dikemukakan Abu Bakar, orang pilihan dan sahabat Rasulullah.
Penghargaan kepada Umar di mata semua Muslimin sudah begitu tinggi, padahal dalam banyak peristiwa Nabi sering menentang pendapatnya karena sikap Umar yang begitu bersikukuh sudah melampaui sikap keteguhan hati. Karenanya tidak bertemu dengan sifat-sifat Rasulullah yang mempunyai keteguhan hati dan bijaksana, mempunyai kemampuan dan sifat pemaaf. ( ).
Dari sekian banyak peristiwa yang dialami Umar, dari para tawanan Badr, Abdullah bin Ubay, Perjanjian Hudaibiah, ketentuan minuman keras sampai kepada masalah istri-istri Nabi merupakan bukti yang cukup menonjol dan mengungkapkan sebagian kepribadian Umar, yang makin lama terasa makin jelas.
Dengan segala keberaniannya, keterusterangannya dan kepribadiannya yang begitu menonjol, bukanlah semua itu yang menjadi tujuan kita, juga bukan dengan pendapatnya yang tepat dan pengetahuannya yang luas yang kita inginkan, tetapi yang menjadi tujuan kita dengan semua peristiwa itu hanya untuk menunjukkan betapa besar perhatiannya terhadap segala kepentingan umum yang dihadapinya serta politik bangsanya yang banyak mendapat perhatian itu.
Ia mengurus semua persoalan dan pekerjaan itu dengan disiplin yang tinggi. Segi ini padanya memang lebih menonjol dari yang lain. Itu sebabnya Nabi menyebut dia sebagai wazirnya.
Dan bilamana bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya ia menempatkan pendapat Umar sama dengan pendapat yang dikemukakan Abu Bakar, orang pilihan dan sahabat Rasulullah.
Penghargaan kepada Umar di mata semua Muslimin sudah begitu tinggi, padahal dalam banyak peristiwa Nabi sering menentang pendapatnya karena sikap Umar yang begitu bersikukuh sudah melampaui sikap keteguhan hati. Karenanya tidak bertemu dengan sifat-sifat Rasulullah yang mempunyai keteguhan hati dan bijaksana, mempunyai kemampuan dan sifat pemaaf. ( ).
(mhy)