Konflik Politik Berdarah dan Tradisi Pembunuhan Khalifah Dinasti Abbasiyah

Kamis, 24 Maret 2022 - 18:51 WIB


Khalifah Hanya Simbol

Pada masa mereka ini, para khalifah hanyalah simbolik semata. Pengangkatan dan pemberhentian khalifah dan pejabat berada di tangan Bani Buwaihi.

Semua khalifah yang mereka angkat, mereka berhentikan kembali, kecuali Ahmad Al-Qadir Billah karena mampu mempertahankan pemerintahannya dalam waktu yang lama dan kemudian mengangkat putranya Al-Qa'im sebagai putra mahkota.

Setelah itu perpindahan kekuasaan dalam kekhalifahan dari satu kekhalifah kepada putranya secara beruntun hingga berakhirlah pemerintahan Daulah Abbasiyah dengan munculnya bangsa Tatar, di mana Hulagu Khan yang merupakan cucu Jengis Khan penyatu bangsa Tatar melancarkan serangan terhadap kekhalifahan Bani Abbasiyah di Baghdad hingga menyebabkan terbunuhnya Khalifah Al-Mu'tashim Billah tahun 656 H.

Syaikh Muhammad Al-Khudari menyimpulkan, putra mahkota pada pertengahan pertama kekhalifahan Bani Abbasiyah berjalan dengan sistem yang tidak baik, yaitu pengangkatan putra mahkota lebih dari satu orang. Akibatnya, pengangkatan semacam itu menimbulkan petaka dan bencana besar, dan tiada seorang pun dari mereka bekerja untuk merumuskan sistem yang baik dengan segenap pengetahuan, kebijakan, dan kepakaran yang mereka miliki.

Adapun pembaiatan, pada periode pertama dilakukan dengan berjabat tangan dan ucapan orang yang membaiat, “Aku membaiat kamu untuk patuh dan taat berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.” Kemudian ditambahkan sumpah jabatan pada akhir pemerintahan Daulah Umayyah. Begitu juga pada periode pertama Daulah Abbasiyah.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More