Ramadhan Segera Pergi, Jangan Biarkan Puasamu Sia-sia
Selasa, 26 April 2022 - 09:05 WIB
Tak terasa kita sudah di hari-hari terakhir Ramadhan 1443 Hijriyah. Besok kita akan memasuki hari ke-25. Jangan biarkan puasamu sia-sia dan menjadi orang merugi saat ditinggal pergi Ramadhan.
Sejatinya orang beriman merasa sedih dan menangis ketika berpisah dengan bulan yang di dalamnya bertabur rahmat Allah. Manfaatkanlah waktu tersisa ini karena Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya." (HR Al-Bukhari 6607)
Mereka yang Sia-sia Puasanya
Ketahuilah mereka yang sia-sia puasanya dan tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga saja. Artinya, ia berpuasa tetapi tidak menjaga dirinya dari perkara yang dilarang Allah.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR Al-Bukhari 1903)
Apa yang dimaksud dengan Az-Zuur? Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa Az-Zuur adalah bertutur kata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Ketahuilah, ada pahala tak terhingga di balik puasa Ramadhan. Dalam satu Hadis, Rasulullah bersabda: "Antara sholat yang lima waktu, antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar." (HR Muslim)
Imam Hasan Al-Basri pernah berkata: "Berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya diampuni kesalahan yang lalu maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena Anda tidak tau kapan bisa meraih rahmat Allah." (Hilyah Auliya 11837)
Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata: "Jangan cucurkan air matamu karena kepergian Ramadhan. Karena Ramadhan (insya Allah) pasti akan kembali. Akan tetapi cucurkanlah air matamu karena takut ketika Ramadhan kembali tapi engkau yang pergi (ke alam kubur)."
Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasulullah bersabda: "Tiga golongan yang mata mereka tidak akan melihat Neraka yaitu, mata yang berjaga (bergadang) di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menundukkan pandangannya dari apa yang diharamkan oleh Allah." (HR. Ath-Thabrani)
Balasan untuk Amalan Puasa
Perhatikan penjelasan berikut: "Semua amalan dilipatgandakan 10 kebaikan hingga 700 kebaikan yang semisal. Namun untuk puasa, tak terbatas lipatan ganjarannya. Bahkan Allah melipatgandakan pahala orang yang berpuasa hingga bilangan yang tak terhingga. Alasannya karena puasa itu mirip dengan sabar."
Ramadhan dinamakan dengan bulan kesabaran sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa adalah setengah dari kesabaran." (HR at-Tirmidzi)
Karena itu, isilah hari-hari terakhir Ramadhan dengan amalan bermanfaat. Bukan dengan perbuatan sia-sia atau hal-hal yang mengandung maksiat.
Jangan berpikiran bahwa karena takut berbuat maksiat dan perkara sia-sia, maka lebih baik diisi dengan tidur. Lihatlah suri tauladan kita memberi contoh dengan melakukan banyak kebaikan seperti banyak berderma, membaca Al-Qur'an, berdzikir dan iktikaf. Mudah-mudahan kita tidak tergolong orang-orang yang sia-sia puasanya. Aamiin.
Sejatinya orang beriman merasa sedih dan menangis ketika berpisah dengan bulan yang di dalamnya bertabur rahmat Allah. Manfaatkanlah waktu tersisa ini karena Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya." (HR Al-Bukhari 6607)
Mereka yang Sia-sia Puasanya
Ketahuilah mereka yang sia-sia puasanya dan tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya lapar dan dahaga saja. Artinya, ia berpuasa tetapi tidak menjaga dirinya dari perkara yang dilarang Allah.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Artinya: "Barangsiapa yang tidak meninggalkan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR Al-Bukhari 1903)
Apa yang dimaksud dengan Az-Zuur? Imam As-Suyuthi mengatakan bahwa Az-Zuur adalah bertutur kata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Ketahuilah, ada pahala tak terhingga di balik puasa Ramadhan. Dalam satu Hadis, Rasulullah bersabda: "Antara sholat yang lima waktu, antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar." (HR Muslim)
Imam Hasan Al-Basri pernah berkata: "Berbuat baiklah di sisa Ramadhan niscaya diampuni kesalahan yang lalu maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena Anda tidak tau kapan bisa meraih rahmat Allah." (Hilyah Auliya 11837)
Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad berkata: "Jangan cucurkan air matamu karena kepergian Ramadhan. Karena Ramadhan (insya Allah) pasti akan kembali. Akan tetapi cucurkanlah air matamu karena takut ketika Ramadhan kembali tapi engkau yang pergi (ke alam kubur)."
Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasulullah bersabda: "Tiga golongan yang mata mereka tidak akan melihat Neraka yaitu, mata yang berjaga (bergadang) di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang menundukkan pandangannya dari apa yang diharamkan oleh Allah." (HR. Ath-Thabrani)
Balasan untuk Amalan Puasa
Perhatikan penjelasan berikut: "Semua amalan dilipatgandakan 10 kebaikan hingga 700 kebaikan yang semisal. Namun untuk puasa, tak terbatas lipatan ganjarannya. Bahkan Allah melipatgandakan pahala orang yang berpuasa hingga bilangan yang tak terhingga. Alasannya karena puasa itu mirip dengan sabar."
Ramadhan dinamakan dengan bulan kesabaran sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Puasa adalah setengah dari kesabaran." (HR at-Tirmidzi)
Karena itu, isilah hari-hari terakhir Ramadhan dengan amalan bermanfaat. Bukan dengan perbuatan sia-sia atau hal-hal yang mengandung maksiat.
Jangan berpikiran bahwa karena takut berbuat maksiat dan perkara sia-sia, maka lebih baik diisi dengan tidur. Lihatlah suri tauladan kita memberi contoh dengan melakukan banyak kebaikan seperti banyak berderma, membaca Al-Qur'an, berdzikir dan iktikaf. Mudah-mudahan kita tidak tergolong orang-orang yang sia-sia puasanya. Aamiin.
(rhs)
Lihat Juga :