Adab dan Tata Krama Berbicara Muslimah Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Selasa, 23 Juni 2020 - 15:30 WIB
Setiap muslimah harus menjaga lisan ketika berbicara, jangan sampai bahasa lisan yang disampaikan menyakiti orang lain. foto ilustrasi/pinterest
Setiap manusia akan selalu berinteraksi satu sama lain. Salah satu bentuk interaksi ini adalah dengan berbicara atau berkomunikasi. Salah satu alat komunikasi yang sering kita gunakan adalah bahasa lisan. Dalam menggunakan bahasa lisan ini, tentu harus menggunakan bahasa yang baik, mudah dipahami dan dimengerti.

Begitu juga dengan kaum muslimah . Seorang muslimah harus menggunakan tata krama dan tutur kata yang baik. Jangan sampai bahasa lisan yang disampaikan menyakiti orang lain, ketus, nyelekit dan menimbulkan permusuhan. Akhlak yang baik akan mengeluarkan bahasa yang baik. (Baca juga : Kecantikan yang Membuat Muslimah Disayang Allah )

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan kepada kita. Betapa lembut dan dan santunnya perkataan beliau. Sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dia yang paling dimuliakan Rasulullah SAW . Ada banyak adab dan cara berbicara yang dicontohkan Rasulullah yang bisa dilakukan oleh muslimah. Disarikan dari berbagai sumber, berikut beberapa adab atau cara berbicara muslimah sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

1. Jangan terlalu berceloteh

Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara. Jadikan ucapan yang disampaikan menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.

Allah Ta’ala berfirman:

لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس

“Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia “. (An nisa:114)

Dan ketahuilah wahai muslimah, semoga Allah Ta’ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa di sana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu. Allah Ta'ala berfirman :

“عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ”

“Seorang duduk di sebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaaf:17-18).

2. Berbicara dengan Hati-hati

Berusahalah mengontrol lidah hanya untuk mengucapkan perkataan yang bernilai positif dan tidak menyinggung atau menyakiti. Berbicaralah dengan hati-hati, jangan sampai lepas kendali. Hendaknya kita pun senantiasa mengingat akan satu firman Allah Ta'ala yang artinya: “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf : 18)

3. Berkata yang baik, jika tidak hendaknya diam

Berkata yang baik juga merupakan salah satu ciri orang yang beriman kepada Allah. Sekiranya tidak mampu untuk berbicara yang baik, atau merasa bibir ini gatal manakala mendengar orang bergosip, maka sebaiknya menjauhlah dari hal-hal tersebut. Jangan turut mendengarkan, yang akan memancing untuk turut serta.

Rasulullah SAW bersabda:“ Siapa yang beriman Kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam,” (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Tidak mencela

Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang mukmin tidak suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji,” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih). Dengan kata lain, hadis di atas mengatakan bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang selalu berbicara dalam kebaikan.

Alah Ta’ala berfirman:

” يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيراً منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيراً منهن ”
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:  Itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik, itu adalah shalatnya orang-orang munafik.  Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning, tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan.  Maka dia bengkit untuk shalat, dia shalat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan),  dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 350)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More