Kisah Khalifah Harun Al-Rasyid Habisi Keluarga Barmaki, Dipicu sang Wazir Hamili Adiknya

Sabtu, 25 Juni 2022 - 08:05 WIB
Yahya bin Khalid agaknya sudah mengetahui situasi yang akan dihadapinya tidak lama lagi. Belasan tahun mereka mengabdi pada Dinasti Abbasiyah. Sudah banyak yang mereka nikmati selama masa pengabdian itu. Tapi kedekatan pada keluarga istana ternyata sudah melenakan mereka. Hingga satu persatu skandal pun terkuak. Mulai dari korupsi, kolusi, nepotisme, dan akhirnya dosa yang tak terampunkan dilakukan oleh Ja’far bin Yahya.



Jatuh Cinta

Alkisah, Khalifah Harun Al-Rasyid memiliki adik perempuan yang sangat disayanginya, bernama Abbasah binti Al-Mahdi. Ja’far jatuh cinta padanya. Mengetahui hal ini, Harun tidak marah. Tapi dia mengultimatum Ja’far secara serius, bahwa Harun berjanji akan menikahkan Abbasah, tapi selama pernikahan itu belum berlangsung, Ja’far diminta jangan menyentuh Abbasah sedikit pun.

Belakangan Ja’far melanggar batasan yang sudah diberikan Khalifah Harun Al-Rasyid. Dalam satu perjamuan, Ja’far membuat mabuk Abbasah, hingga merekapun melakukan hubungan suami istri. Dari hubungan ini, Abbasah hamil. Karena ketakutan, Abbasah kemudian memerintahkan pada budak perempuannya agar melarikan anak tersebut ke Mekkah, dan memintanya merahasiakan skandal ini dari Harun Al-Rasyid.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu, skandal inipun diketahui oleh Harun Al-Rasyid. Pada satu musim haji, Harun menyempatkan diri untuk menengok anak yang dikatakan lahir dari rahim Abbasah. Ketika mendengar kisah para pengasuhnya di Mekkah sama dengan laporan yang didengarnya di Baghdad, Harun pun merasa sangat terpukul. Hampir-hampir ketika itu dia membunuh bayi yang masih kecil tersebut. Tapi rencana itu tidak dilanjutkan.

Hebatnya, setelah mengatahui hal tersebut, Khalifah Harun Al-Rasyid mampu bersikap wajar kepada keluarga Barmaki, seakan tidak ada apa-apa. Semua berlangsung seperti biasa, meskipun tanda-tanda kemarahan Harun pada keluarga Barmaki makin tampak hari demi hari.



Yahya bin Khalid al Barmaki yang paling merasakannya. Dan ketika kembali dari pelantikan ketiga putra Harun Al-Rasyid pada musim haji tahun 186 H, Harun mengajak serta seluruh keluarga Barmaki ke dalam rombongannya. Ketika tiba di Anbar, bekas ibu kota Dinasti Abbasiyah era As-Saffah, Harun memerintahkan rombongan untuk berhenti dan beristirahan di sana.

Tabari menceritakan, ketika malam tiba, Khalifah Harun meminta semua prajurit kepercayaannya untuk menghadap. Dia memerintahkan pada mereka, agar malam itu juga memenggal kepala Ja’far bin Yahya dan menggelandang semua keluarga Barmaki ke dalam penjara, termasuk Yahya bin Khalid, istrinya, anak-anaknya, para budak, serta semua orang yang terkait dalam jaringannya.

Pada malam yang sama, Khalifah Harun juga memerintahkan kepada seluruh gubernurnya agar menangkap seluruh keluarga Barmaki di manapun berada, dan melucuti semua harta kekayaan mereka, serta menangkap semua agen-agen yang setia pada mereka. Semua ini dilakukan cepat, rapih dan hanya dalam satu malam.

Ketika pagi tiba, kepala Ja’far bin Yahya sudah tergantung di tengah jembatan Kota Baghdad. Tubuhnya dimutilasi, dengan satu bagian tubuh diletakkan di sisi kanan jembatan, dan bagian tubuh lainnya di sisi kiri jembatan.

Adapun Yahya bin Khalid dan anak-anaknya, mereka semua dimasukkan dalam penjara yang sama dengan para budak dan tahanan kejahatan tingkat tinggi. Mereka diperlakukan sama dengan para tahanan tersebut.

Demikianlah akhir kisah kejayaan keluarga Barmaki. Hanya dalam tempo satu malam saja, Harun Al-Rasyid melenyapkannya dan membuatnya jatuh hingga ke dasar tanah.

Setelah seluruh keluarga Barmaki dilenyapkan, Harun Al-Rasyid benar-benar “seorang sendiri” menjalankan roda pemerintahan. Dia menjadi penguasa yang mutlak atas jutaan hektar wilayah yang membentang dari timur ke barat.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Jabir bin Abdillah dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).

(HR. Sunan Ibnu Majah No. 3790)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More