Cerita Faiz Arsyad, Mahasiswa Indonesia yang Pertama Kali Rayakan Idul Adha di Rusia
Sabtu, 09 Juli 2022 - 19:40 WIB
JAKARTA - Faiz Arsyad adalah anak muda yang berasal dari Kota Bekasi. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan Master (S2) di High School of Economics atau HSE University Rusia. Tahun ini menjadi kali pertama pria kelahiran 7 Maret 1998 itu merayakan Hari Raya Idul Adha di Rusia.
Negara bekas pecahan Uni Soviet itu yang letaknya sangat jauh dari Indonesia, lebih dari 10.000 km. Meski untuk pertama kali, Faiz sudah menjadi bagian dari Panitia Idul Adha dan pemotongan hewan kurban di Masjid Kathedral Kostroma Rusia.
"Pengalaman pertama saya merayakan Hari Raya Idul Adha di Rusia dan menjadi panitia pemotongan kurban di Kota Kostroma. Menyenangkan karena saya bisa berinteraksi dan bermanfaat untuk banyak orang. Jadi mengerti juga bagaimana budaya di Rusia, sangat unik," kata Faiz, Sabtu (9/7/2022).
Baca juga: Khutbah Idul Adha: Kurban sebagai Perwujudan Takwa
Pemuda Inspiratif Kemenpora tersebut juga mengatakan bahwa dirinya sudah tidak mengalami kesulitan adaptasi lagi.
"Karena sudah tinggal di Rusia selama kurang lebih 6 bulan, jadi sudah kenal dengan banyak orang, mengerti budaya dan karakter orang-orang Rusia. Jadi sejauh ini sudah tidak ada masalah lagi," ucap Faiz.
Duta Pertanian Milenial Kementan ini juga mengatakan, meskipun operasi militer Rusia masih terus berlanjut di Ukraina, perayaan Hari Raya Idul Adha dan kegiatan lainnya di Rusia berjalan seperti biasa.
"Operasi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina memang masih terus berlanjut, namun aktivitas masyarakat disini berjalan normal, tak terpengaruh perang. Kami masih bisa merayakan Hari Raya Idul Adha, bekerja, bersilaturahmi, berbisnis, berbelanja, dan lainnya. Jadi sejauh ini masih relatif aman, tidak mencekam sepertinyang diberitakan," jelas Faiz.
Selain itu, anak muda yang juga merupakan Ketua Diaspora Muda Jawa Barat ini menceritakan pengalamannya merayakan Hari Raya Idul Adha untuk pertama kalinya di Kota Kostroma Rusia.
"Hari Raya Idul Adha di Rusia disebut dengan istilah Kurban Bairam. Tahun ini Sholat Idul Adha dilaksanakan di Masjid Kathedral Kostroma pada tanggal 9 Juli mulai pukul 7 Pagi waktu Moskow, lebih cepat 1 hari dari Indonesia," ucapnya.
"Perayaan Idul Adha dilaksanakan dengan khidmat, karena Pemerintah Rusia sangat menghargai keberagaman beragama. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan ucapan selamat pada Hari Besar Agama Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri," sambung Faiz.
Anak muda yang juga merupakan pengurus nasional DPP KNPI ini juga menceritakan, bahwa perayaan Hari Raya Idul Adha di Rusia cukup unik.
"Secara aktivitas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Di Rusia juga melaksanakan sholat ID, pemotongan hewan kurban (sapi, kambing, domba), jamuan makan bersama (Plov, Pelmeni), dan silaturahmi dari rumah ke rumah. Tahun ini kalau tidak salah, ada sekitar 27 hewan kurban yang dipotong. Hasilnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.
Founder Gerakan Pemuda Indonesia ini juga mengungkapkan, bahwa toleransi beragama di Rusia sangat tinggi.
"Agama terbesar di Rusia adalah Kristen Ortodoks. Tapi kami umat muslim dapat hidup dengan aman dan nyaman, merayakan hari besar kami dengan sukacita. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin juga pernah mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang dapat menyatukan masyarakat antaretnis. Sehingga tidak heran jika jumlah umat muslim di Rusia selalu bertambah setiap tahunnya," tutup Faiz.
Negara bekas pecahan Uni Soviet itu yang letaknya sangat jauh dari Indonesia, lebih dari 10.000 km. Meski untuk pertama kali, Faiz sudah menjadi bagian dari Panitia Idul Adha dan pemotongan hewan kurban di Masjid Kathedral Kostroma Rusia.
"Pengalaman pertama saya merayakan Hari Raya Idul Adha di Rusia dan menjadi panitia pemotongan kurban di Kota Kostroma. Menyenangkan karena saya bisa berinteraksi dan bermanfaat untuk banyak orang. Jadi mengerti juga bagaimana budaya di Rusia, sangat unik," kata Faiz, Sabtu (9/7/2022).
Baca juga: Khutbah Idul Adha: Kurban sebagai Perwujudan Takwa
Pemuda Inspiratif Kemenpora tersebut juga mengatakan bahwa dirinya sudah tidak mengalami kesulitan adaptasi lagi.
"Karena sudah tinggal di Rusia selama kurang lebih 6 bulan, jadi sudah kenal dengan banyak orang, mengerti budaya dan karakter orang-orang Rusia. Jadi sejauh ini sudah tidak ada masalah lagi," ucap Faiz.
Duta Pertanian Milenial Kementan ini juga mengatakan, meskipun operasi militer Rusia masih terus berlanjut di Ukraina, perayaan Hari Raya Idul Adha dan kegiatan lainnya di Rusia berjalan seperti biasa.
"Operasi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina memang masih terus berlanjut, namun aktivitas masyarakat disini berjalan normal, tak terpengaruh perang. Kami masih bisa merayakan Hari Raya Idul Adha, bekerja, bersilaturahmi, berbisnis, berbelanja, dan lainnya. Jadi sejauh ini masih relatif aman, tidak mencekam sepertinyang diberitakan," jelas Faiz.
Selain itu, anak muda yang juga merupakan Ketua Diaspora Muda Jawa Barat ini menceritakan pengalamannya merayakan Hari Raya Idul Adha untuk pertama kalinya di Kota Kostroma Rusia.
"Hari Raya Idul Adha di Rusia disebut dengan istilah Kurban Bairam. Tahun ini Sholat Idul Adha dilaksanakan di Masjid Kathedral Kostroma pada tanggal 9 Juli mulai pukul 7 Pagi waktu Moskow, lebih cepat 1 hari dari Indonesia," ucapnya.
"Perayaan Idul Adha dilaksanakan dengan khidmat, karena Pemerintah Rusia sangat menghargai keberagaman beragama. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Presiden Rusia Vladimir Putin juga memberikan ucapan selamat pada Hari Besar Agama Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri," sambung Faiz.
Anak muda yang juga merupakan pengurus nasional DPP KNPI ini juga menceritakan, bahwa perayaan Hari Raya Idul Adha di Rusia cukup unik.
"Secara aktivitas sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Di Rusia juga melaksanakan sholat ID, pemotongan hewan kurban (sapi, kambing, domba), jamuan makan bersama (Plov, Pelmeni), dan silaturahmi dari rumah ke rumah. Tahun ini kalau tidak salah, ada sekitar 27 hewan kurban yang dipotong. Hasilnya dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.
Founder Gerakan Pemuda Indonesia ini juga mengungkapkan, bahwa toleransi beragama di Rusia sangat tinggi.
"Agama terbesar di Rusia adalah Kristen Ortodoks. Tapi kami umat muslim dapat hidup dengan aman dan nyaman, merayakan hari besar kami dengan sukacita. Apalagi Presiden Rusia Vladimir Putin juga pernah mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang dapat menyatukan masyarakat antaretnis. Sehingga tidak heran jika jumlah umat muslim di Rusia selalu bertambah setiap tahunnya," tutup Faiz.
(maf)