Adab dan Kriteria Pertemanan dalam Islam yang Penting Diketahui
Rabu, 20 Juli 2022 - 10:26 WIB
Tidak ada untungnya berkawan dengan orang yang berperangai buruk, pemarah, pembohong, penakut, kikir, suka mengikuti hawa nafsu, dan enggan menghiasi diri dengan akhlak mulia.
4. Bukan Pelaku Bid’ah
Pelaku bid’ah suka mengumbar syubhat sehingga kita sering menerimanya tanpa sadar. Ingatlah, hati manusia sangat lemah, sedangkan syubhat dapat menyambar hatinya dengan cepat. Inilah yang sering terjadi dalam pergaulan. Karena itu, bergaul dengan pelaku bid’ah dapat menjerumuskan kita dalam kehancuran dan kehinaan.
Selain itu, seorang mukmin dengan mukmin lainnya hendaknya saling memberi hadiah. Sebab, rasa kasih sayang dalam sebuah pertemanan akan semakin indah jika dibarengi dengan saling memberi hadiah.Tidak perlu memberikan hadiah yang mewah, namun hanya dengan hadiah yang kecil saja sudah sangat menyenangkan hati teman.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad).
Begitulah, adab Islam dalam berteman. Berteman juga merupakan cerminan adab seseorang. Artinya cukup dengan melihat bersama siapa saja seseorang sering bergaul, seperti itulah cerminan dirinya.
Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin". (HR Imam Bukhari dan Abu Dawud).
Karena itu, memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Hal ini disebabkan Islam telah mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. namun
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Wallahu 'alam
4. Bukan Pelaku Bid’ah
Pelaku bid’ah suka mengumbar syubhat sehingga kita sering menerimanya tanpa sadar. Ingatlah, hati manusia sangat lemah, sedangkan syubhat dapat menyambar hatinya dengan cepat. Inilah yang sering terjadi dalam pergaulan. Karena itu, bergaul dengan pelaku bid’ah dapat menjerumuskan kita dalam kehancuran dan kehinaan.
Selain itu, seorang mukmin dengan mukmin lainnya hendaknya saling memberi hadiah. Sebab, rasa kasih sayang dalam sebuah pertemanan akan semakin indah jika dibarengi dengan saling memberi hadiah.Tidak perlu memberikan hadiah yang mewah, namun hanya dengan hadiah yang kecil saja sudah sangat menyenangkan hati teman.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
تَهَادُوْا تَحَابُّوْا
“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad).
Begitulah, adab Islam dalam berteman. Berteman juga merupakan cerminan adab seseorang. Artinya cukup dengan melihat bersama siapa saja seseorang sering bergaul, seperti itulah cerminan dirinya.
Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
"Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin". (HR Imam Bukhari dan Abu Dawud).
Karena itu, memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Hal ini disebabkan Islam telah mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. namun
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman. (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Wallahu 'alam
(wid)