Perayaan Maulid Nabi dalam Ayat-Ayat Al-Qur'an Menurut Alwi bin Ahmad
Senin, 03 Oktober 2022 - 05:15 WIB
Dr Alwi bin Ahmad bin Husain al-Idrus menyebut setidaknya ada 6 ayat dalam Al-Quran yang bisa dijadikan dalil tentang perayaan Maulid Nabi . Ayat tersebut adalah surat Yunus ayat 58, surat Hud ayat 120, surat Ibrahim ayat 5, surat Maryam ayat 33, surat al-Hajj ayat 77, dan surat Al-Ahzab ayat 56.
Dalam kitabnya berjudul "al-Ihtifal bi al-Maulid al-Nabawi fi Dhau’ Ayat al-Quran al-‘Adhim", Alwi bin Ahmad menjelaskan perayaan maulid berdasar surat Yunus ayat 58. Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Kata al-rahmah pada ayat tersebut ditafsiri sebagai Nabi Muhammad SAW , berdasarkan pada QS al-Anbiya’ [21] ayat 107.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Jalaluddin al-Suyuthi dalam tafsirnya juga menukil riwayat Abu al-Syaikh dari Ibn Abbas, “Fadhal (anugerah) Allah adalah ilmu, dan rahmatNya adalah Muhammad SAW, sebagaimana al-Anbiya’ ayat 107.”
Selain itu, Rasulullah sendiri juga menyebut beliau SAW sebagai rahmat dalam hadis al-Darimi. Beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan.”
Dr Alwi bin Ahmad sebagaimana dikutip Laman Tafsir Al-Quran menjelaskan bahwa bahagia atas Nabi Muhammad SAW adalah urusan ilahi, sedangkan merayakan maulid nabawi adalah wujud ekspresi kebahagiaan tersebut, dan itu boleh-boleh saja meski tidak dilakukan oleh para pendahulu.
Surat Hud ayat 120
Dalil kedua tentang kebolehan merayakan peringatan Maulid Nabi adalah surat Hud ayat 120. Allah SWT berfirman:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.”
Manthuq ayat tersebut adalah hati Rasulullah SAW menjadi teguh dan tenang ketika mendengarkan kisah-kisah rasul terdahulu.
Dalam kitabnya berjudul "al-Ihtifal bi al-Maulid al-Nabawi fi Dhau’ Ayat al-Quran al-‘Adhim", Alwi bin Ahmad menjelaskan perayaan maulid berdasar surat Yunus ayat 58. Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Kata al-rahmah pada ayat tersebut ditafsiri sebagai Nabi Muhammad SAW , berdasarkan pada QS al-Anbiya’ [21] ayat 107.
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
Jalaluddin al-Suyuthi dalam tafsirnya juga menukil riwayat Abu al-Syaikh dari Ibn Abbas, “Fadhal (anugerah) Allah adalah ilmu, dan rahmatNya adalah Muhammad SAW, sebagaimana al-Anbiya’ ayat 107.”
Selain itu, Rasulullah sendiri juga menyebut beliau SAW sebagai rahmat dalam hadis al-Darimi. Beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
“Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan.”
Dr Alwi bin Ahmad sebagaimana dikutip Laman Tafsir Al-Quran menjelaskan bahwa bahagia atas Nabi Muhammad SAW adalah urusan ilahi, sedangkan merayakan maulid nabawi adalah wujud ekspresi kebahagiaan tersebut, dan itu boleh-boleh saja meski tidak dilakukan oleh para pendahulu.
Surat Hud ayat 120
Dalil kedua tentang kebolehan merayakan peringatan Maulid Nabi adalah surat Hud ayat 120. Allah SWT berfirman:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi Muhammad), yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin.”
Manthuq ayat tersebut adalah hati Rasulullah SAW menjadi teguh dan tenang ketika mendengarkan kisah-kisah rasul terdahulu.