Saat Kiamat Gelap Gulita, Allah Taala Membagi Cahaya dan Menipu Orang Munafik

Selasa, 25 Oktober 2022 - 13:17 WIB


Menuntun ke Surga

Al-Aufi dan Ad-Dahhak serta selain keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika manusia berada di dalam kegelapan hari kiamat, maka Allah mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat adanya cahaya, mereka bergerak menuju ke arah cahaya itu.

Cahaya itu adalah petunjuk dari Allah yang menuntun ke arah surga. Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin berangkat, maka mereka mengikutinya, lalu Allah menjadikan orang-orang munafik dalam kegelapan, kemudian mereka berkata saat itu; Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) karena sesungguhnya kami selalu bersama kalian sewaktu di dunia. Maka orang-orang mukmin berkata: Kembalilah kamu ke belakang (Al-Hadid: 13) ke tempat kamu datang yang dalam kegelapan dan carilah cahaya di sana.

Abul Qasim Imam Tabrani mengatakan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: Sesungguhnya Allah SWT memanggil manusia kelak di hari kiamat dengan menyebut nama-nama mereka sebagai penutupan dari-Nya di mata hamba-hamba-Nya.

Tetapi di hadapan sirat maka sesungguh­nya Allah memberi cahaya kepada tiap-tiap orang mukmin dan juga tiap-tiap orang munafik pun diberi cahaya. Dan apabila mereka semuanya berada di atas sirat, maka Allah mencabut cahaya orang-orang munafik laki-laki dan perempuan.

Maka orang-orang munafik berkata, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.”

Orang-orang mukmin berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, " maka pada saat itu tiada seorang pun yang ingat kepada orang lain.

(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abdullah, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.  Abdullah berkata, Dikatakan, Siapakah orang-orang yang terasing itu?  beliau menjawab: Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat).

(HR. Ibnu Majah No. 3978)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More