Sholat Sudah Dilakukan Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW Mikraj
loading...
A
A
A
Sejatinya, sholat sudah dilakukan nabi-nabi terdahulu. Jauh sebelum Nabi Muhammad melakukan mikraj yang mendapat tugas kewajiban sholat lima waktu sehari semalam. Bahkan tata cara sholat bagi kaum muslimin atau umat Nabi Muhammad, saat ini mengacu pada sholat Nabi Ibrahim as .
Dalam buku "Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi" karya Syamsuddin Noor dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim sholat 4 rakaat. Tiap rakaat memiliki tujuan yang berbeda. Rakaat pertama sebagai tanda syukur karena Allah telah mengganti kurbannya dengan tebusan (diganti dengan gibas).
Rakaat kedua sebagai tanda syukur karena Allah telah menghilangkan kesedihan mengenai anak yang dicintainya. Rakaat ketiga untuk memohon keridhaan Allah SWT atas dirinya. Rakaat keempat sebagai rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan dengan sembelihan seekor domba gibas yang diturunkan dari surga .
Di luar itu, bila kita tarik ke belakang, Nabi Ibrahim banyak melakukan sholat. Dalam kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim as, Al-Quran mengisahkan kejadian pada saat ia pergi membawa Ismail (putranya) dan Hajar (istrinya/ibu Ismail) ke tanah Mekkah. Pada saat itu, Mekkah hanyalah sebuah lembah gurun yang tidak dihuni oleh manusia. Nabi Ibrahim as berkata dalam doanya kepada Allah SWT:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” ( QS Ibrahim : 37)
Nabi Ibrahim as tidak menyebutkan amal pokok selain sholat dalam doanya. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak ada amal yang lebih utama dan lebih agung selain sholat. Tidak ada yang menafikkan (mengingkari) pernyataan ini. Demikian menurut Muhammad bin Nasr Al-Maruzi dalam “Ta zhimu Qadrish Shalah”.
Kemudian, dalam ayat lainnya Allah SWT berfirman:
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang orang yang rukuk dan sujud.” ( QS Al-Hajj : 26)
Imam Thabari dalam tafsirnya Al-Jawaami' ul Bayan menjelaskan, ketika Nabi Ibrahim as dan putranya, Ismail as diperintahkan membangun kembali Ka'bah (yang pernah ada di dataran Mekkah sejak Nabi Adam diturunkan ke bumi), mereka berdua memperoleh petunjuk di mana letak Ka'bah itu. Kemudian, menggali tanahnya untuk membuat pondasi. Saat itu pula Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada Ibrahim as (ayat di atas) yang isinya:
Pertama, memerintahkan agar tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain (seperti dengan patung-patung persembahan). Kedua, perintah untuk memfungsikan Ka'bah sebagaimana mestinya, yakni menyucikan Ka'bah yang merupakan rumah Allah dari adanya patung-patung sebagai persembahan yang ditaruh di sekelilingnya (berbuat musyrik).
Ketiga, Baitullah diperuntukkan sebagai thawaf (Litthaa iffin). Keempat, Baitullah adalah kiblat sholat atau tempat menghadap ketika berdiri, rukuk, dan sujud dalam sholat (Wal Qaa'imiina Warrukka' issujuudi).
Dari keterangan ayat di atas, kita dapat memahami bahwa sholat adalah perkara wajib setelah kewajiban mengesakan Allah dengan tidak membuat persekutuan dengan yang lainnya. Maka, Allah SWT telah meletakkan dasar tata cara sholat itu dengan berdiri, rukuk, sujud, dan menghadap Baitullah (Ka'bah).
Demikianlah yang telah diperintahkan dalam syariat Nabi Ibrahim AS, termasuk manasik haji.
Sholat Pagi dan Petang
Di dalam Al-Quran Al-Karim, Allah SWT banyak menyebutkan berbagai keutamaan dan karya nyata (amal saleh) Nabi Ibrahim AS yang dikenang manusia sepanjang masa. Oleh karena itu, beliau dipuji oleh Allah SWT sebagai hamba yang dapat menyempurnakan janjinya, yakni memenuhi perintah Allah dalam ketaatan kepada-Nya. Allah berfirman:
وَاِبۡرٰهِيۡمَ الَّذِىۡ وَفّٰىٓ
“Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (wafa).” ( QS An-Najm : 37)
Di antara pemenuhan janji Nabi Ibrahim as ialah menegakkan sholat yang diwajibkan kepadanya. Kemudian, membangun kembali Baitullah yang pernah ada di muka bumi ini sejak Adam diturunkan dari surga (Baitullah itu lenyap ketika terjadi banjir pada masa Nabi Nuh as ).
Dalam buku "Mengungkap Rahasia Shalat Para Nabi" karya Syamsuddin Noor dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim sholat 4 rakaat. Tiap rakaat memiliki tujuan yang berbeda. Rakaat pertama sebagai tanda syukur karena Allah telah mengganti kurbannya dengan tebusan (diganti dengan gibas).
Rakaat kedua sebagai tanda syukur karena Allah telah menghilangkan kesedihan mengenai anak yang dicintainya. Rakaat ketiga untuk memohon keridhaan Allah SWT atas dirinya. Rakaat keempat sebagai rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan dengan sembelihan seekor domba gibas yang diturunkan dari surga .
Di luar itu, bila kita tarik ke belakang, Nabi Ibrahim banyak melakukan sholat. Dalam kisah perjalanan hidup Nabi Ibrahim as, Al-Quran mengisahkan kejadian pada saat ia pergi membawa Ismail (putranya) dan Hajar (istrinya/ibu Ismail) ke tanah Mekkah. Pada saat itu, Mekkah hanyalah sebuah lembah gurun yang tidak dihuni oleh manusia. Nabi Ibrahim as berkata dalam doanya kepada Allah SWT:
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” ( QS Ibrahim : 37)
Nabi Ibrahim as tidak menyebutkan amal pokok selain sholat dalam doanya. Hal ini menunjukkan bahwasanya tidak ada amal yang lebih utama dan lebih agung selain sholat. Tidak ada yang menafikkan (mengingkari) pernyataan ini. Demikian menurut Muhammad bin Nasr Al-Maruzi dalam “Ta zhimu Qadrish Shalah”.
Kemudian, dalam ayat lainnya Allah SWT berfirman:
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan), “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang orang yang rukuk dan sujud.” ( QS Al-Hajj : 26)
Imam Thabari dalam tafsirnya Al-Jawaami' ul Bayan menjelaskan, ketika Nabi Ibrahim as dan putranya, Ismail as diperintahkan membangun kembali Ka'bah (yang pernah ada di dataran Mekkah sejak Nabi Adam diturunkan ke bumi), mereka berdua memperoleh petunjuk di mana letak Ka'bah itu. Kemudian, menggali tanahnya untuk membuat pondasi. Saat itu pula Allah menyampaikan wahyu-Nya kepada Ibrahim as (ayat di atas) yang isinya:
Pertama, memerintahkan agar tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain (seperti dengan patung-patung persembahan). Kedua, perintah untuk memfungsikan Ka'bah sebagaimana mestinya, yakni menyucikan Ka'bah yang merupakan rumah Allah dari adanya patung-patung sebagai persembahan yang ditaruh di sekelilingnya (berbuat musyrik).
Ketiga, Baitullah diperuntukkan sebagai thawaf (Litthaa iffin). Keempat, Baitullah adalah kiblat sholat atau tempat menghadap ketika berdiri, rukuk, dan sujud dalam sholat (Wal Qaa'imiina Warrukka' issujuudi).
Dari keterangan ayat di atas, kita dapat memahami bahwa sholat adalah perkara wajib setelah kewajiban mengesakan Allah dengan tidak membuat persekutuan dengan yang lainnya. Maka, Allah SWT telah meletakkan dasar tata cara sholat itu dengan berdiri, rukuk, sujud, dan menghadap Baitullah (Ka'bah).
Demikianlah yang telah diperintahkan dalam syariat Nabi Ibrahim AS, termasuk manasik haji.
Sholat Pagi dan Petang
Di dalam Al-Quran Al-Karim, Allah SWT banyak menyebutkan berbagai keutamaan dan karya nyata (amal saleh) Nabi Ibrahim AS yang dikenang manusia sepanjang masa. Oleh karena itu, beliau dipuji oleh Allah SWT sebagai hamba yang dapat menyempurnakan janjinya, yakni memenuhi perintah Allah dalam ketaatan kepada-Nya. Allah berfirman:
وَاِبۡرٰهِيۡمَ الَّذِىۡ وَفّٰىٓ
“Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (wafa).” ( QS An-Najm : 37)
Di antara pemenuhan janji Nabi Ibrahim as ialah menegakkan sholat yang diwajibkan kepadanya. Kemudian, membangun kembali Baitullah yang pernah ada di muka bumi ini sejak Adam diturunkan dari surga (Baitullah itu lenyap ketika terjadi banjir pada masa Nabi Nuh as ).