Eropa Menjelajahi Samudra Berbekal Ilmu Astronomi dan Ilmu Falak yang Dikembangkan Islam

Rabu, 04 September 2024 - 05:49 WIB
loading...
Eropa Menjelajahi Samudra...
Penjelajahan samudra juga alat penyebaran Kristen, baik Katolik maupun Protestan, ke seluruh dunia. Ilustrasi: Ist
A A A
Begitu Turki Usmani atau Ottoman menaklukkan Konstantinopel , Eropa mengalami kesulitan. Pasar komoditas dagang yang diperlukan Eropa yaitu rempah-rempah diblokade oleh Turki Usmani.

Phillip K Hitti dalam bukunya berjudul "History of the Arabs" menyebut Kota Venesia, Palermo, Genoa, dan kota-kota pelabuhan lainnya di Eropa menjadi sepi. Kota-kota lainnya seperti Antiokhia, Alexandria, Tunis juga tidak dapat lagi berhubungan bebas dengan Eropa karena telah jatuh ke tangan Turki Usmani.

"Jadi Eropa tidak mendapatkan rempah-rempah kecuali dengan harga yang sangat mahal seperti emas. Turki Usmani menjual rempah-rempah dengan harga yang sangat mahal dan mereka mempunyai misi penting untuk menguasai sekaligus menyiksa perekonomian Eropa," tulis Jati Pamungkas, S.Hum, M.A. dalam bukunya berjudul "Perang Salib Timur dan Barat, Misi Merebut Yerusalem dan Mengalahkan Pasukan Islam di Eropa".



Menurut Jati Pamungkas, keadaan terjepit oleh kekuatan baru di Timur membuat Eropa berani mengambil risiko berlayar tanpa pengalaman ke arah timur Asia, terutama ke India dan pulau rempah-rempah yaitu Maluku dengan menyusuri pantai-pantai Afrika .

Eksplorasi oleh Eropa diawali oleh Kerajaan Portugal dan Spanyol . Penjelajahan samudra ke arah timur menuju India dan Nusantara harus melewati ujung selatan Benua Afrika. Ujung tersebut dinamakan Tanjung Harapan, karena jika sudah melewati akan ada harapan sampai tujuan ke India dan pulau rempah-rempah di Nusantara.

Pelayaran ke ujung selatan tersebut harus dilakukan karena Terusan Suez belum dibangun di Mesir. Begitupun menuju India atau Nusantara ke arah barat, maka harus melewati ekstremnya selat kecil di ujung selatan Benua Amerika karena Terusan Panama belum dibangun.

Jati Pamungkas mengatakan perkembangan ilmu pelayaran yang dikuasai kedua kerajaan tersebut tidak dapat dilepaskan dari buku-buku ilmu pengetahuan dari Islam yang dikembangkan pada masa Kekhalifahan Abbasiyah. Tanpa ilmu astronomi dan ilmu falak yang dikembangan Islam, mustahil bagi kedua kerajaan tersebut mengawali ide penjelajahan samudra.

Portugal menjadi kerajaan di Eropa yang ingin mencari rempah-rempah pertama kali. Diogo Cao pada tahun 1482 pergi menuju India dan justru mendarat di Kongo. Pada tahun 1488, Bartolomeu Dias berhasil mencapai ujung Afrika.



Kemudian Portugal berhasil medaratkan armadanya untuk mencari rempah-rempah di India, dipimpin oleh Vasco da Gama pada tahun 1498. Kerajaan Spanyol pada tahun yang sama dengan runtuhnya Emirat Granada, yakni tahun 1492, mengirimkan armada lautnya untuk mencapai India melewati arah barat (Samudra Atlantik) dipimpin oleh Columbus.

Joep Leerssen dalam bukunya berjudul "National Thought in Europe: A Cultural History" menyebut Columbus meyakinkan dengan melewati arah barat, armada Spanyol akan lebih cepat sampai di India dari pada armada Portugis.

"Pada waktu itu Samudra Atlantik diyakini dihuni oleh monster-monster yang siap menelan kapal dan Atlantik dipercayai sebagai lautan yang tidak ada ujungnya," tulis Leerssen.

Oleh sebab itu Raja Ferdinand dan Ratu Isabela mengirimkan armada kecil kepada Columbus karena tidak berani mengambil risiko kerugian yang besar hanya untuk memercayai ucapan Columbus.

Dampak dari pelayaran Columbus, Eropa menemukan benua baru yaitu Amerika. Penjelajahan samudra Bangsa Portugal dan Spanyol akhirnya diikuti oleh bangsa-bangsa di Eropa lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Jerman.

Keenam bangsa tersebut mencari rempah-rempah dan akhirnya mendirikan daerah koloni di tempat mereka berdagang. Mempunyai peradaban yang lebih baik dan juga lebih cerdas, bangsa-bangsa tersebut bersaing dalam mendirikan daerah koloni di seluruh dunia dan dimulailah penjajahan atas seluruh dunia.



Sementara itu, Turki Usmani semakin menggebu-gebu menguasai Eropa ketika kerajaan-kerajaan di pantai barat Eropa justru berlomba-lomba menjelajah samudra; semata-mata karena kebijakan Turki Usmani sendiri.

Menurut Phillip K Hitti, Turki Usmani juga buta akan perkembangan senjata karena dinamika Revolusi Industri. Ketertinggalan mengenai peralatan militer membuat Turki Usmani harus mengakui kekalahannya melawan Eropa yang dimulai pada akhir abad ke-17.

Turki Usmani sebagai kekuatan yang berlandaskan Islam melawan Eropa yang mempunyai keyakinan Katolik, Protestan, dan Ortodoks. Tapi pertempuran Turki Usmani melawan Eropa bukan bermotif agama, namun lebih didominasi oleh kejayaan dan ekonomi.

Penjelajahan samudra juga alat penyebaran Kristen, baik Katolik maupun Protestan , ke seluruh dunia. “Gold, Glory, and Gospel” adalah slogan bangsa-bangsa Eropa dalam penjelajahan samudra. Sementara Islam berlayar di rute-rute yang telah mereka kenal tanpa mengambil risiko berlayar seperti yang orang-orang Eropa lakukan.

Jati Pamungkas mengatakan rute pelayaran Islam pada masa penjelajahan samudra merupakan rute-rute yang telah dikenal pada masa kuno, yaitu rute-rute dunia lama. Rute dunia lama merupakan alternatif jalur sutra melalui jalur laut yaitu Cina, Nusantara, India, Arab, pantai timur Afrika, dan Laut Mediterania .

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3167 seconds (0.1#10.140)