2 Kunci Amalan Diterima Allah Taala Berdasarkan Hadis Rasulullah SAW

Kamis, 07 September 2023 - 07:59 WIB
loading...
2 Kunci Amalan Diterima Allah Taala Berdasarkan Hadis Rasulullah SAW
Kunci amalan yang diterima Allah, harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Rasulullah SAW. Ilustrasi: Ist
A A A
Hadis berikut ini merupakan dalil bahwa di antara syarat diterimanya amal ibadah adalah ittiba‘ yaitu sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad SAW . Berikut hadis dari Aisyah ra tersebut:

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengada-ada sesuatu yang baru dalam perkara kami (syariat dan agama) ini apa yang bukan darinya maka sesuatu tersebut tertolak.” (HR Al-Bukhari dan Muslim ).



Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dalam bukunya berjudul "Syarah 10 Landasan Agama dari Kalimat Nubuwwah" menyebut bahwa para ulama dalam menjelaskan hadis tersebut mengatakan ibadah tidak akan diterima hingga terpenuhi dua syarat: Pertama: Ikhlas karena Allah; Kedua, sesuai dengan tuntunan syariat yang telah digariskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah.

Dua syarat tersebut terangkum dalam firman Allah SWT: "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Rabbnya." ( QS Al-Kahfi [18] : 110)

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam "Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim" mengatakan firman-Nya hendaklah ia mengerja kan amal yang saleh yaitu apa yang sesuai dengan syariat Allah. Dan firman-Nya janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya yaitu orang yang beribadah hanya semata-mata mengharapkan wajah Allah tidak menyekutukan-Nya.

"Inilah dua kunci amalan yang diterima Allah, harus ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Rasulullah SAW," ujarnya.



Sedangkan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam risalahnya berjudul "Al-Ibda‘ fi Madhar al-Ibtida‘" menjelaskan bahwa suatu amalan seorang hamba tidak dikatakan sesuai dengan contoh Nabi SAW hingga sesuai dalam enam perkara:

1. Waktunya, contoh tidak sah salat atau haji sebelum waktunya.
2. Tempatnya, contoh tidak sah i‘tikaf selain di masjid atau thawaf di selain Kakbah.
3. Jenisnya, contoh tidak sah qurban selain unta, sapi, dan kambing.
4. Bilangannya, contoh tidak sah salat Zuhur lebih dari empat rakaat dengan sengaja.
5. Tata caranya, contoh tidak boleh salat dengan bahasa Indonesia.
6. Sebabnya, contoh tidak boleh setiap kali bersin dia selawat karena bersin bukan sebab selawat kepada Nabi.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2929 seconds (0.1#10.140)