75 Tahun Dijajah, Ribuan Nyawa Melayang, Palestina Masih Saja Disebut Teroris?
loading...
A
A
A
Ada apa dengan dunia yang hari ini tutup mata dengan keadaan di Palestina, khususnya di Gaza. Wilayah Gaza kini menjadi penjara terbuka dan terbesar di dunia menyusul invasi Israel yang membabi buta ke wilayah sipil Palestina.
Lebih dari 75 tahun dijajah dan 16 tahun diblokade Israel. Sekitar 2 juta warga Palestina hidup di bawah blokade dan tidak diberi akses ke wilayah pendudukan lainnya di dunia. Israel juga dengan entengnya menyebarkan selebaran menyuruh warga Gaza mengosongkan dan meninggalkan rumahnya.
"Pelecehan, pengusiran, pemenjaraan, penyiksaan, pembunuhan dan penghancuran. Lengkap sudah penderitaan rakyat Palestina. Ribuan nyawa melayang dan alami luka parah. Dan mereka masih disebut sebagai teroris," kata Ustaz Zulkifli Muhammad Ali dalam postingannya di kanal IG uzma_media.
Selain itu, 50% anak-anak Gaza alami trauma psikologis akibat perang, pendudukan dan blokade. Hampir 300 ribu anak membutuhkan psikososial. 98 persen air di Gaza terkontaminasi dan tidak dapat diminum.
Padahal Gaza memiliki pantai yang indah, namun setiap hari 90 juta liter limbah tanpa filter dipompa ke sepanjang garis pantai setiap hari. Kemiskinan dan kekurangan pangan telah menyebabkan 7 persen anak-anak menderita terhambatnya pertumbuhan akibat kekurangan gizi jangka panjang. Sebanyak 60 persen anak-anak menderita anemia.
Mereka yang membutuhkan perawatan medis khusus harus mengajukan izin kepada pemerintah Israel. Banyak permohonan yang ditolak atau tertunda dan banyak pula yang meninggal dunia saat menunggu.
Tetap Bertahan Meski Diserang dan Diblokade
Meski mengalami penderitaan dan krisis yang dahsyat, warga Gaza tetap kuat dan tegar. Sebagian warga Palestina di Gaza menolak untuk tunduk kepada Israel. Mereka menolak pergi dari Gaza. "Kami harus bertahan. Lebih baik mati terhormat daripada meninggalkan rumah kami." Demikian keteguhan hati para penduduk Gaza.
Warga muslim Gaza sangat meyakini kabar Nubuwah yang pernah disampaikan oleh Baginda Nabi ﷺ sejak 14 abad lebih lalu. Pesan Nubuwah itu seakan menjadi penyemangat mereka untuk tetap bertahan di bumi Syam.
Ada semacam kekuatan yang membuat warga Palestina tetap teguh mempertahankan tanah airnya. Mereka akan terus menyuarakan kebenaran dan selalu melaksanakan perintah Allah sebagaimana disebut dalam Hadis berikut:
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق، لا يضرهم من خالفهم ولا من خذلهم حتى تقوم الساعة قال معاذ: هم أهل الشام
Artinya: "Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu'adz berkata: dan mereka adalah penduduk Syam." (HR Al-Bukhari)
Dalam Hadis lain dari Abu Umamah, Rasulullah ﷺ bersabda: "Akan senantiasa ada, segolongan dari umatku, yang menampakkan kebenaran atas agama, terus berusaha mengalahkan musuh-musuh mereka. Siapapun yang menyelisihi mereka, tidak akan ada yang mampu membahayakan mereka, kecuali hanya sedikit musibah semata sampai datanglah urusan Allah (menjelang hari Kiamat) dan mereka akan tetap seperti itu. Para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah di manakah mereka?" Lalu beliau menjawab: "Mereka berada di Baitul Maqdis atau di pelataran Baitul Maqdis." (HR Ath-Thabrani dan Al-Haitsami dalam Majma' Zawaid Rijal, hadistnya dinilai terpercaya)
Lebih dari 75 tahun dijajah dan 16 tahun diblokade Israel. Sekitar 2 juta warga Palestina hidup di bawah blokade dan tidak diberi akses ke wilayah pendudukan lainnya di dunia. Israel juga dengan entengnya menyebarkan selebaran menyuruh warga Gaza mengosongkan dan meninggalkan rumahnya.
"Pelecehan, pengusiran, pemenjaraan, penyiksaan, pembunuhan dan penghancuran. Lengkap sudah penderitaan rakyat Palestina. Ribuan nyawa melayang dan alami luka parah. Dan mereka masih disebut sebagai teroris," kata Ustaz Zulkifli Muhammad Ali dalam postingannya di kanal IG uzma_media.
Selain itu, 50% anak-anak Gaza alami trauma psikologis akibat perang, pendudukan dan blokade. Hampir 300 ribu anak membutuhkan psikososial. 98 persen air di Gaza terkontaminasi dan tidak dapat diminum.
Padahal Gaza memiliki pantai yang indah, namun setiap hari 90 juta liter limbah tanpa filter dipompa ke sepanjang garis pantai setiap hari. Kemiskinan dan kekurangan pangan telah menyebabkan 7 persen anak-anak menderita terhambatnya pertumbuhan akibat kekurangan gizi jangka panjang. Sebanyak 60 persen anak-anak menderita anemia.
Mereka yang membutuhkan perawatan medis khusus harus mengajukan izin kepada pemerintah Israel. Banyak permohonan yang ditolak atau tertunda dan banyak pula yang meninggal dunia saat menunggu.
Tetap Bertahan Meski Diserang dan Diblokade
Meski mengalami penderitaan dan krisis yang dahsyat, warga Gaza tetap kuat dan tegar. Sebagian warga Palestina di Gaza menolak untuk tunduk kepada Israel. Mereka menolak pergi dari Gaza. "Kami harus bertahan. Lebih baik mati terhormat daripada meninggalkan rumah kami." Demikian keteguhan hati para penduduk Gaza.
Warga muslim Gaza sangat meyakini kabar Nubuwah yang pernah disampaikan oleh Baginda Nabi ﷺ sejak 14 abad lebih lalu. Pesan Nubuwah itu seakan menjadi penyemangat mereka untuk tetap bertahan di bumi Syam.
Ada semacam kekuatan yang membuat warga Palestina tetap teguh mempertahankan tanah airnya. Mereka akan terus menyuarakan kebenaran dan selalu melaksanakan perintah Allah sebagaimana disebut dalam Hadis berikut:
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق، لا يضرهم من خالفهم ولا من خذلهم حتى تقوم الساعة قال معاذ: هم أهل الشام
Artinya: "Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu'adz berkata: dan mereka adalah penduduk Syam." (HR Al-Bukhari)
Dalam Hadis lain dari Abu Umamah, Rasulullah ﷺ bersabda: "Akan senantiasa ada, segolongan dari umatku, yang menampakkan kebenaran atas agama, terus berusaha mengalahkan musuh-musuh mereka. Siapapun yang menyelisihi mereka, tidak akan ada yang mampu membahayakan mereka, kecuali hanya sedikit musibah semata sampai datanglah urusan Allah (menjelang hari Kiamat) dan mereka akan tetap seperti itu. Para sahabat bertanya; "Wahai Rasulullah di manakah mereka?" Lalu beliau menjawab: "Mereka berada di Baitul Maqdis atau di pelataran Baitul Maqdis." (HR Ath-Thabrani dan Al-Haitsami dalam Majma' Zawaid Rijal, hadistnya dinilai terpercaya)
(rhs)