Kisah Nebukadnezar Membantai Ribuan Bani Israel untuk Redam Mendidihnya Darah Nabi Yahya

Rabu, 25 Oktober 2023 - 16:15 WIB
loading...
A A A


Saat itu anak raja Damaskus telah bersumpah menceraikan istrinya sebanyak tiga kali. Namun setelah itu ia ingin merujuknya kembali, maka ia meminta pendapat kepada Yahya bin Zakaria.

Lalu Yahya berkata, “Kamu tidak boleh menikahi wanita itu hingga ia menikah dengan lelaki lain dan diceraikan.”

Ternyata mantan istri anak raja Damaskus itu tidak mau menerima saran dari Yahya. Ia sangat kesal dengan jawaban tersebut, karena ia masih mencintai mantan suaminya. Maka wanita itu meminta kepada raja untuk memenggal kepada Yahya bin Zakaria, dengan petunjuk dari ibunya.

Pada awalnya raja menolak permintaan itu, namun pada akhirnya ia menyetujuinya. Maka diutuslah sejumlah pasukan untuk membunuh Yahya yang ketika itu tengah melakukan salat di Masjid Jairon.

Setelah dibunuh, lalu kepala Yahya diserahkan kepada wanita tersebut. Tiba-tiba kepala Yahya yang tidak berbadan itu berkata, “Kamu tidak boleh menikah dengannya kecuali kamu telah menikah dengan lelaki yang lain dan diceraikan.”

Wanita itu pun terkejut mendengarnya. Lalu ia mengambil sebuah keranjang dan meletakkan kepala Yahya ke dalamnya dan membawa keranjang kepada ibunya. Dan lagi-lagi kepala itu berkata seperti tadi.



Setelah keranjang itu diserahkan kepada ibunya, tiba-tiba wanita itu tenggelam ke dalam bumi hingga kakinya, lalu naik lagi ke atas pinggangnya, hingga ibunya itu berteriak-teriak tidak keruan.

Para pelayannya pun berteriak-teriak dan memukul-mukul wajah mereka sendiri.

Kemudian wanita itu tenggelam lagi hingga sampai ke atas pundaknya. Lalu ibunya memerintahkan pelayan laki-lakinya untuk mengambil pedang dan menebas leher putrinya sendiri agar ia tidak kehilangan semuanya.

Lalu pelayan itu pun melaksanakannya. Setelah itu tubuh wanita tersebut tertelan seluruhnya ke dalam bumi, hanya tinggal kepalanya saja.

Sementara itu, darah Yahya masih saja mengalir dan bergolak hingga kedatangan Nebukadnezar ke negeri itu, lalu ia membunuh 75.000 orang untuk meredam didihannya."

Said bin Abdul Aziz mengatakan, itu adalah darah dari semua Nabi Bani Israil yang pernah dibunuh, meskipun Nebukadnezar telah membunuh orang sebanyak itu untuk meredam didihannya, darah itu tetap saja masih mendidih.

Hingga akhirnya Yeremia berdiri di atasnya dan berkata, "Wahai darah, kamu telah menghilangkan begitu banyak nyawa Bani Israil, maka berhentilah kamu dengan seizin Allah.”



Lalu darah itu pun terdiam dan tidak lagi mendidih. Kemudian Nebukadnezar menghentikan pembunuhan. Setelah itu banyak sekali penduduk Damaskus yang melarikan ke Baitul Maqdis, lalu dikejar oleh Nebukadnezar.

Di Baitul Maqdis Nebukadnezar membunuhi lagi masyarakat di sana, hingga tidak terhitung jumlahnya. Lalu ia menawan sejumlah tawanan dan kemudian kembali lagi ke Damaskus.

Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah terserang wabah nyamuk akhirnya Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)