Kisah Penaklukan Irak: Mukjizat di Sungai Tigris untuk Pasukan Muslim

Selasa, 12 Desember 2023 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Setelah mereka berangkat dan sampai di pantai Tigris Asim berkata kepada kawan-kawannya: "Siapa yang akan bergabung dengan saya supaya dapat lebih dulu memasuki Sungai ini. Kita akan melindungi selat ini dari seberang sana?"

Ada 60 kesatria yang bergabung kepadanya dan dia yang di depan memimpin mereka ke tepi Sungai sambil berkata kepada mereka yang masih maju mundur: "Rupanya kalian takut menghadapi air ini?! Lalu ia membacakan firman Allah:

"Segala yang bernyawa tak akan mati kecuali dengan izin Allah; waktunya sudah ditentukan..." (Qur'an, 3: 145).

Kemudian ia memicu kudanya menerobos Sungai dan diikuti pula oleh sahabat-sahabatnya. Melihat regu pertama ini Qa'qa' bin Amr terus maju berenang, dan ketika ia melemparkan pandangnya ke seberang sungai dilihatnya pihak Persia seolah sudah bersiap-siap hendak menerjang mereka, maka segera ia mengeluarkan perintah kepada sahabat-sahabatnya yang 600 orang untuk terjun dengan kudanya ke Sungai.

Mereka mengarunginya seperti Asim dan teman-temannya. Sekarang pihak Persia yang malah tercengang melihat apa yang dilakukan musuh mereka itu. Mereka berkata satu sama lain: "Gila! Gila!" Dan yang lain berkata: "Kalian bukan berperang dengan manusia, tetapi dengan jin!"



Pasukan Persia hanya melihat kepada orang-orang yang begitu berani bertualang itu. Setelah mereka melihat Asim dan sahabat-sahabatnya sudah di tengah Sungai, mereka mengerahkan pasukan berkudanya untuk merintangi mereka jangan sampai keluar dari air dan akan mereka perangi di tengah Sungai. Mereka sudah berada di dekat Asim saat ia sudah mendekati selat.

Asim memerintahkan anak buahnya: "Panah, panah!"

Mereka segera membidik dengan sasaran mata kuda lawan. Begitu bidikan itu mengenai matanya, kuda Persia itu berbalik lari ke belakang.

Para kesatria pasukan berkuda Persia itu tak berdaya menghadapi mereka yang sudah terjun menantang maut di tengah-tengah gejolak sungai tanpa peduli lagi apa yang akan menimpa diri mereka. Tetapi tak seorang pun dari regu yang mengerikan itu yang cedera. Bahkan Asim sendiri yang pertama mendarat ke seberang pantai.

Pasukan Persia berlarian di depannya. Qa'qa' segera menyusulnya dengan regunya dan tak seorang pun lagi sekarang yang masih tinggal di pantai.



Melihat pasukan yang sudah begitu kuat di selat Mada'in, Sa'd bin Abi Waqqas memerintahkan semua anggota pasukan berkudanya yang ribuan jumlahnya itu serentak menyerbu masuk ke sungai yang sedang bergejolak itu, seperti yang dilakukan Asim tadi.

Sungai yang saat itu sudah penuh kuda tak tampak lagi airnya. Para nelayan perahu dan awak kapal orang-orang Persia diperintahkan oleh Asim untuk bertolak ke seberang Bahrasir untuk mengangkut pasukan Muslimin yang tidak menyeberang dengan kuda. Ketika Sa'd dengan angkatan bersenjatanya menyeberang penghuni Mada'in sudah lari semua. Yang masih tinggal hanya mereka yang bertahan di Istana Putih. Tetapi mereka tidak mengadakan perlawanan. Bahkan setuju mereka membayar jizyah. Pintu Istana pun dibuka untuk pasukan Muslimin.

Inilah salah satu mukjizat perang, yang hampir tak masuk akal. Dalam al-Bidayah wan-Nihayah Ibn Kasir selesai melukiskan secara terinci menyebutkan: "Itulah peristiwa besar dan hal yang amat penting, yang amat mulia dan yang luar biasa, suatu mukjizat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam yang diciptakan Allah untuk sahabat-sahabatnya, suatu hal yang tak pernah terjadi di negeri itu atau di mana pun di dunia ini."

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2414 seconds (0.1#10.140)