Prof Wilson: Bagaimana Nabi Berhubungan dengan Tuhan? Begini Jawaban Imam Chirri
loading...
A
A
A
Prof Dr Wilson H. Guertin mengatakan dari kata "Nabi" kita tahu bahwa Nabi dimaksudkan untuk berhubungan dengan Tuhan dan menerima kata-kataNya. Cara-cara pemberitahuan kepada manusia adalah melalui jasmani, baik melalui pendengaran atau membaca tulisan-tulisan. Nabi adalah seorang manusia seperti kita.
Dia dapat mendengarkan suara dengan telinganya dan membaca tulisan dengan matanya. Tetapi Tuhan tidak berbentuk (God is not physical). "Dia tidak berbicara dengan suara, juga Dia tidak menulis dengan tangan. Bagaimana seorang Nabi dapat berhubungan dengan Tuhan?" tanyanya, saat berdialog dengan Imam Muhammad Jawad Chirri sebagaimana ditulis dalam buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon. Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut jawaban Imam Chirri:
Seorang Nabi akan berhubungan dengan Tuhan melalui salah satu cara-cara berikut ini:
(a) Dia akan menerima ilham kejiwaan (revelation mentally). Tuhan akan menunjukkan padanya secara kejiwaan beberapa kebenaran dengan menciptakan, lewat pemikirannya, ilmu yang jelas dari kebenaran itu.
(b) Tuhan akan menciptakan beberapa kata-kata yang terdengar oleh Nabi lewat objek yang tidak berbicara. Ilham pertama yang diterima oleh Musa datang dengan cara ini. Dia mendengar kata-kata Tuhan yang datang dari pohon.
(c) Seorang Nabi akan menerima suatu pesan yang jelas dari Tuhan melalui malaikat pesuruh. Nabi Muhammad menerima Kitab Suci Al-Qur'an melalui malaikat Jibril (Gabriel).
Kata Kitab Suci Al-Qur'an :
"Dan tiada seorang manusiapun, akan dapat berkata-kata dengan Allah, melainkan dengan wahyu, atau di balik tabir, atau diutusNya utusan, lalu dengan izinNya diwahyukanNya apa yang dikehendakiNyn Sesungguhnya Dia Maha Tinggi dan Bijaksana." QS 42 :51.
Pencipta dapat berhubungan dengan pesuruhNya dalam setiap cara yang Dia kehendaki. Si penerima wahyu memiliki syarat tertentu, di atas manusia biasa.
Dia dapat mendengarkan suara dengan telinganya dan membaca tulisan dengan matanya. Tetapi Tuhan tidak berbentuk (God is not physical). "Dia tidak berbicara dengan suara, juga Dia tidak menulis dengan tangan. Bagaimana seorang Nabi dapat berhubungan dengan Tuhan?" tanyanya, saat berdialog dengan Imam Muhammad Jawad Chirri sebagaimana ditulis dalam buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).
Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon. Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika Serikat . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).
Berikut jawaban Imam Chirri:
Seorang Nabi akan berhubungan dengan Tuhan melalui salah satu cara-cara berikut ini:
(a) Dia akan menerima ilham kejiwaan (revelation mentally). Tuhan akan menunjukkan padanya secara kejiwaan beberapa kebenaran dengan menciptakan, lewat pemikirannya, ilmu yang jelas dari kebenaran itu.
(b) Tuhan akan menciptakan beberapa kata-kata yang terdengar oleh Nabi lewat objek yang tidak berbicara. Ilham pertama yang diterima oleh Musa datang dengan cara ini. Dia mendengar kata-kata Tuhan yang datang dari pohon.
(c) Seorang Nabi akan menerima suatu pesan yang jelas dari Tuhan melalui malaikat pesuruh. Nabi Muhammad menerima Kitab Suci Al-Qur'an melalui malaikat Jibril (Gabriel).
Kata Kitab Suci Al-Qur'an :
"Dan tiada seorang manusiapun, akan dapat berkata-kata dengan Allah, melainkan dengan wahyu, atau di balik tabir, atau diutusNya utusan, lalu dengan izinNya diwahyukanNya apa yang dikehendakiNyn Sesungguhnya Dia Maha Tinggi dan Bijaksana." QS 42 :51.
Pencipta dapat berhubungan dengan pesuruhNya dalam setiap cara yang Dia kehendaki. Si penerima wahyu memiliki syarat tertentu, di atas manusia biasa.
(mhy)