Jangan Meremehkan Amalan-amalan Kecil, Begini Pahalanya!

Selasa, 09 Januari 2024 - 12:58 WIB
loading...
A A A
عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ. لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلَا سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا، وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ


“Ada seorang wanita yang diazab lantaran mengurung seekor kucing hingga kucing itu mati. Karena itulah ia dimasukkan ke dalam neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberikan makan dan minum, tidak juga dilepaskan sehingga dapat memakan serangga-serangga bumi.”(HR Bukhari dan Muslim)

"Semua hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak boleh meremehkan amalan kecil, sekecil apa pun itu. Jika amalan tersebut merupakan kebaikan maka marilah kita laksanakan, dan jika itu keburukan maka marilah kita tinggalkan,"paparnya.

Kelak di akhirat kita akan mendapatkan balasan dari amalan kita selama di dunia, sekecil apa pun itu. Allah subhanahu wata’ala berfirman, dalam al-Quran Surat Az-Zalzalah: 7—8,

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ


“Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.”

Kisah Abu Mansur al-Khayyath

Ustaz Amir juga menceritakan kisah Abu Mansur al-Khayyath. Abu Mansur al-Khayyath adalah seorang ulama yang menghabiskan hidupnya untuk ta’limul qur’an (mengajarkan al-Quran).

Allah mengaruniainya umur yang panjang, yaitu 98 tahun, dari kelahirannya tahun 401 H hingga tahun 499 H beliau wafat.

Karena keistimewaan Abu Mansur al-Khayyath ini, Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala`, vol. 14, halaman 212, menggelarinya dengan sebutan al-Imam al-Qudwah ‘imam teladan’, al-Muqri` ‘pengajar al-Quran’, Syaikhul Islam ‘ulama besar’, dan az-Zahid ‘ahli zuhud’. Hal ini menunjukkan akan keluasan ilmu dan kesungguhan beliau dalam mengajarkan al-Quran.

Untuk itulah, Abu Mansur al-Khayyath memiliki murid yang sangat banyak hingga mencapai 70 ribu murid yang telah belajar al-Quran bersamanya.

Sehingga tatkala beliau wafat, lautan manusia mengiringi jenazahnya hingga ke liang lahad. Sampai-sampai ada seorang Yahudi yang masuk Islam karena takjub dengan banyaknya orang yang mengiringi jenazah beliau. La haula wala quwata illa billah.

Lebih menariknya lagi, Imam adz-Dzahabi menyebutkan bahwa as-Sam’ani, sabahat Abu Mansur al-Khayyath, mengatakan bahwa ia bermimpi melihat Abu Mansur al-Khayyath berkata, “Sungguh Allah telah mengampuniku karena aku mengajarkan al-Fatihah kepada seorang anak kecil.”

"Masyaallah. Amalan yang seakan remeh, hanya mengajarkan al-Fatihah kepada seorang anak kecil, namun dapat mendatangkan ampunan Allah,"pungkasnya.



Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1810 seconds (0.1#10.140)