Hadis yang Menjelaskan Turunnya Isa bin Maryam Menjelang Kiamat
loading...
A
A
A
Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri menyebut Allah SWT mengutus Isa bin Maryam as setelah Dajjal keluar dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Menurut Syaikh At-Tuwaijri dalam kitab Ringkasan Fiqih Islam Bab:Tauhid dan Keimanan, Isa turun ke bumi di sisi menara putih sebelah Timur Damaskus, meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua orang malaikat , lalu ia membunuh Dajjal , berhukum dengan hukum Islam , mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah ruah dan hilangnya permusuhan.
"Dia menetap selama tujuh tahun dan tidak ada permusuhan di antara manusia. Kemudian ia meninggal dunia dan kaum muslimin mensalatkannya," tulis Syaikh At-Tuwaijri.
Kemudian Allah SWT mengirim angin dingin yang baik dari arah Syam (Syria) maka tidak tersisa lagi seseorang di atas muka bumi yang di hatinya masih ada sedikit kebaikan atau iman melainkan ia mematikannya.
Dan tersisalah manusia-manusia yang jahat secepat burung (dalam melampiaskan syahwat dan kejahatannya) dan watak binatang buas (dalam kezaliman dan permusuhan). Melakukan persetubuhan sebagaimana yang dilakukan keledai. Kemudian setan memerintahkan mereka menyembah berhala, dan atas mereka terjadi hari kiamat.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diriku berada di Tangan-Nya, sudah dekat bahwa turun padamu Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai pemimpin yang adil. Ia mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah sehingga tidak ada seseorang yang menerimanya, sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya.”
Kemudian Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Bacalah jika kamu menghendaki:Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisaa/4:159). Muttafaqun ‘alaih.
Dalam kitab Asyraathus Saa’ah karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil disebutkan hadis-hadis tentang turunnya Isa bin Maryam telah diriwayatkan dalam kitab Shahiih, Sunan, Musnad dan yang lainnya dari kitab-kitab hadis.
Semuanya secara jelas menetapkan turunnya Isa as di akhir zaman, dan tidak ada hujjah bagi orang yang membantahnya dengan mengatakan: “Sesungguhnya hadis tersebut adalah ahad sehingga tidak bisa dijadikan hujjah,” atau “Sesungguhnya turunnya Isa Alaihissalam tidak termasuk di antara ‘aqidah kaum muslimin yang wajib mereka imani, sebab jika suatu hadis itu sudah salih maka wajib diimani, membenarkan segala sesuatu yang dikabarkan oleh ash-Shaadiqul Mashduuq Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak dibenarkan bagi kita untuk menolak sabdanya hanya karena hadis tersebut ahad.
Hadis ahad jika sahih, maka isinya wajib dibenarkan, dan jika kita berkata, “Sesungguhnya hadis ahad bukan hujjah, maka berarti kita membantah semakin banyak hadis Rasulullah SAW, dan apa-apa yang dikatakan oleh beliau SAW menjadi sesuatu yang tidak berarti, apalagi dengan kenyataan sesungguhnya para ulama telah menetapkan bahwa hadis-hadis tentang turunnya ‘Isa as adalah mutawatir.
Menurut Syaikh At-Tuwaijri dalam kitab Ringkasan Fiqih Islam Bab:Tauhid dan Keimanan, Isa turun ke bumi di sisi menara putih sebelah Timur Damaskus, meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua orang malaikat , lalu ia membunuh Dajjal , berhukum dengan hukum Islam , mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah ruah dan hilangnya permusuhan.
"Dia menetap selama tujuh tahun dan tidak ada permusuhan di antara manusia. Kemudian ia meninggal dunia dan kaum muslimin mensalatkannya," tulis Syaikh At-Tuwaijri.
Kemudian Allah SWT mengirim angin dingin yang baik dari arah Syam (Syria) maka tidak tersisa lagi seseorang di atas muka bumi yang di hatinya masih ada sedikit kebaikan atau iman melainkan ia mematikannya.
Dan tersisalah manusia-manusia yang jahat secepat burung (dalam melampiaskan syahwat dan kejahatannya) dan watak binatang buas (dalam kezaliman dan permusuhan). Melakukan persetubuhan sebagaimana yang dilakukan keledai. Kemudian setan memerintahkan mereka menyembah berhala, dan atas mereka terjadi hari kiamat.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-:«وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ لَيُوْشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابنُ مَرْيَمَ حَكَماً عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصّلِيبَ، وَيْقْتُلَ الخِنْزِيرَ وَيَضَعَ الجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ المَالُ حَتَّى لا يَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الوَاحِدَةُ خَيْراً مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diriku berada di Tangan-Nya, sudah dekat bahwa turun padamu Ibnu Maryam Alaihissallam sebagai pemimpin yang adil. Ia mematahkan salib, membunuh babi, meletakkan pajak, harta melimpah sehingga tidak ada seseorang yang menerimanya, sehingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dan apa yang ada di dalamnya.”
ثم يقول أبو هريرة رضي الله عنه: واقرؤا إن شئتم: وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا. متفق عليه
Kemudian Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Bacalah jika kamu menghendaki:Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisaa/4:159). Muttafaqun ‘alaih.
Dalam kitab Asyraathus Saa’ah karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil disebutkan hadis-hadis tentang turunnya Isa bin Maryam telah diriwayatkan dalam kitab Shahiih, Sunan, Musnad dan yang lainnya dari kitab-kitab hadis.
Semuanya secara jelas menetapkan turunnya Isa as di akhir zaman, dan tidak ada hujjah bagi orang yang membantahnya dengan mengatakan: “Sesungguhnya hadis tersebut adalah ahad sehingga tidak bisa dijadikan hujjah,” atau “Sesungguhnya turunnya Isa Alaihissalam tidak termasuk di antara ‘aqidah kaum muslimin yang wajib mereka imani, sebab jika suatu hadis itu sudah salih maka wajib diimani, membenarkan segala sesuatu yang dikabarkan oleh ash-Shaadiqul Mashduuq Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak dibenarkan bagi kita untuk menolak sabdanya hanya karena hadis tersebut ahad.
Hadis ahad jika sahih, maka isinya wajib dibenarkan, dan jika kita berkata, “Sesungguhnya hadis ahad bukan hujjah, maka berarti kita membantah semakin banyak hadis Rasulullah SAW, dan apa-apa yang dikatakan oleh beliau SAW menjadi sesuatu yang tidak berarti, apalagi dengan kenyataan sesungguhnya para ulama telah menetapkan bahwa hadis-hadis tentang turunnya ‘Isa as adalah mutawatir.
(mhy)