Kisah Toleransi Khalifah Umar bin Khattab Terhadap Penduduk Yerusalem
loading...
A
A
A
Andaikala cerita mengenai pendeta tersebut benar, tentu dapat kita pakai sebagai argumen baru mengenai pengaruh sekte-sekte dan gologan-golongan dalam kehidupan sehari-hari umumnya dalam tubuh Kristen waktu itu.
Tak ada orang Kristen yang marah atas peringatan Umar itu, tidak pula tampak ada tanda fanatik atau merasa tertekan. Soalnya, karena sekte-sekte yang banyak itu memang membuat mereka hidup bernafsi-nafsi.
Mereka menganggap interupsi pendeta itu bertentangan dengan adat lembaga yang tak perlu fanatik terhadap suatu keyakinan yang sudah diakui. Sebaliknya pihak Muslimin, mereka tetap berlapang dada terhadap penganut-penganut semua sekte, tanpa mencampuri atau marah karenanya.
Tetapi toleransi itu tidak berarti akan membiarkan Baitulmuqadas untuk orang-orang Kristen, dan kaum Muslimin dalam arti agama tidak mendapat tempat di situ.
Baitulmuqadas adalah kiblat umat Islam yang pertama, dan ke Masjidilaqsa itu pula Allah memperjalankan hamba-Nya. Kesuciannya bagi Umar tidak kurang dari kesuciannya bagi umat Nasrani.
Tak ada orang Kristen yang marah atas peringatan Umar itu, tidak pula tampak ada tanda fanatik atau merasa tertekan. Soalnya, karena sekte-sekte yang banyak itu memang membuat mereka hidup bernafsi-nafsi.
Mereka menganggap interupsi pendeta itu bertentangan dengan adat lembaga yang tak perlu fanatik terhadap suatu keyakinan yang sudah diakui. Sebaliknya pihak Muslimin, mereka tetap berlapang dada terhadap penganut-penganut semua sekte, tanpa mencampuri atau marah karenanya.
Tetapi toleransi itu tidak berarti akan membiarkan Baitulmuqadas untuk orang-orang Kristen, dan kaum Muslimin dalam arti agama tidak mendapat tempat di situ.
Baitulmuqadas adalah kiblat umat Islam yang pertama, dan ke Masjidilaqsa itu pula Allah memperjalankan hamba-Nya. Kesuciannya bagi Umar tidak kurang dari kesuciannya bagi umat Nasrani.
(mhy)