Heraklius Kerahkan Kapal Mengepung Abu Ubaidah di Hims

Senin, 10 Juni 2024 - 15:38 WIB
loading...
A A A
Umar tahu bahwa pasukannya di beberapa kota di Syam sedang sibuk menghadapi keadaan setempat. Andaikata mereka juga pergi ke Hims dengan meninggalkan kota-kota itu keadaan di seluruh Syam akan makin kacau.

Oleh karena itu perintahnya kepada Qa’qa’ agar ia berangkat dari Kufah disusul dengan perintah-perintah lain yang kesemuanya merupakan pikiran Umar yang cemerlang dan pandangannya yang jauh.



Haekal menuturkan, yang menarik, kabilah-kabilah itu berangkat dari Jazirah ke Hims karena yang terbayang oleh mereka jauhnya perkampungan mereka dari serangan pasukan Muslimin. Jadi, kalau perkampungan ini diserang, kabilah-kabilah itu pasti berbalik kembali, dan ini akan meringankan tugas Abu Ubaidah dan pasukannya.

Kalau begitu Sa’ad bin Abi Waqqas harus mengirimkan suatu pasukan bersama Suhail bin Adi ke Jazirah. “Sebab orang-orang Jazirah itulah yang dibakar semangatnya oleh pihak Romawi untuk menyerbu Hims.”

Kalau begitu Suhail harus menuju ke Raqqah, dan pasukan Abdullah bin Itban ke Nasibin. Kalau kedua komandan ini sudah dapat menaklukkan Raqqah dan Nasibin, mereka harus berangkat ke Harran dan Ruha, dan Walid bin Uqbah ke Jazirah untuk menghadapi kabilah-kabilah Rabi‘ah dan Tanukh.

Semua pasukan yang berperang dengan Jazirah akan dipimpin oleh Iyad bin Ganm. Kalau semua komandan itu sudah berangkat, pihak Jazirah akan ingat apa yang telah menimpa Hit, Qarqisia dan Mosul. Mereka tidak mengadakan perlawanan.

Buat Umar semua itu belum cukup. Ia sudah memperkirakan Heraklius tidak akan mempertaruhkan diri dengan mengirimkan pasukannya mengarungi lautan ke Syam sesudah kekalahan-kekalahan yang pernah dialami dulu di situ, kecuali bila ia benar-benar yakin pada kekuatan dan kemampuannya hendak mengadakan pembalasan.



Bukti yang paling kuat untuk itu, ia telah menunjuk anaknya Konstantin untuk memimpin pasukan yang diangkut dengan kapal dari Iskandariah. Andaikata Heraklius berhasil dalam petualangannya itu tentu politik Umar akan benar-benar hancur berantakan.

Umar tidak mau membayangkan segala kemungkinan ini. Ia berusaha sungguh-sungguh hendak mengatasi semua itu. Ia harus memobilisasi semua kekuatan sedapat yang dapat ia lakukan, untuk menghadapi bahaya yang sedang mengancam ini. Bahkan ia sendiri yang harus menghadapi nya.

Segala kekuatan yang ada di Madinah dan sekitarnya dihimpunnya, dan dia sendiri yang berangkat memimpinnya menuju medan perang dengan mengambil jalan Damsyik.

Dengan demikian, kedaulatan yang baru tumbuh itu harus bergerak dari segenap penjuru untuk mempertahankan keberadaannya. Qa'qa' pun berangkat dengan secepat mungkin untuk menolong Abu Ubaidah.

Suhail bin Adi, Abdullah bin Itban, Walid bin Uqbah dan Iyad bin Ganm berangkat untuk menyerang Jazirah dan untuk memberi pelajaran kepada mereka.
(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2718 seconds (0.1#10.140)