Kisah Amr bin Ash Berusaha Menguasai Benteng Umm Dunain dan Babilon

Selasa, 25 Juni 2024 - 13:06 WIB
loading...
A A A
Kalau benteng-benteng itu dapat diterobos, maka mereka tak akan lagi dapat bertahan. Pasukan biasa. Mereka memberikan bala bantuan untuk benteng Umm Dunain dengan persenjataan yang cukup tangguh dan sudah siap berperang, sudah tak dapat diragukan lagi.

Itulah perang hidup atau mati: Memukul mundur pasukan Arab, atau sebagai akibatnya mereka harus berkata seperti kata-kata Heraklius ketika meninggalkan Suriah terakhir kalinya: Selamat tinggal Mesir, selamat tinggal untuk tidak bertemu lagi!

Amr bin As sadar bahwa situasinya kini sangat genting. Dari laporan mata-mata yang dikirimnya ia mengetahui bahwa dengan pasukannya yang ada sekarang ia tak akan mampu menaklukkan atau mengepung benteng Babilon, ia tak akan mampu menaklukkan kota Mesir, yang berada di dekat benteng itu dan dalam perlindungannya.

Akan tetapi ia juga sadar bahwa kalau ia mundur dan tidak menyerang pihak Romawi, akan melemahkan kedudukannya dan mematahkan semangat anak buahnya.

Sebaliknya, pihak musuh akan bertambah kuat dengan akibat ia sendiri dan pasukannya akan terpukul mundur. Ia tidak ingin mengalami akibat yang demikian.



Dia sendiri yang mendesak untuk menaklukkan Mesir, dan ia yakin tak lama lagi Amirulmukminin akan mengirimkan bala bantuan. Mau tak mau ia harus mempertaruhkan diri sampai mencapai kemenangan.

Kala itu, ia harus pandai memancing untuk mengulur waktu sampai nanti datang bala bantuan. Kalaupun benteng Babilon belum dapat ditembus, maka ia harus mengepung benteng Umm Dunain.

Ia harus berusaha sekuat tenaga untuk menaklukkannya. Kalau sudah dapat ia kuasai, kapal-kapal yang membuang jangkar di pelabuhannya akan berada di bawah kekuasaannya. Ia akan mampu mengatur dan menyusun strategi sendiri.

Amr harus waspada untuk tidak terlalu mengerahkan anak buahnya atau akan menjerumuskannya ke dalam bahaya. Ia harus meminta Amirulmukminin agar lebih mempercepat bala bantuan untuk menanamkan harapan yang lebih besar dalam hati pasukannya.

Untuk itu ia mengutus orang ke Madinah membawa surat dengan laporan yang melukiskan perjalanannya ke Mesir itu serta situasi menghadapi benteng-bentengnya. Perlu sekali ia mendapat bala bantuan supaya dapat menerobosnya.

Kemudian ia mengumumkan kepada pasukannya bahwa bala bantuan sudah hampir tiba. Sesudah itu ia melangkah maju ke Umm Dunain dan mulai mengadakan pengepungan dengan mencegah masuknya pasokan senjata dan bahan makanan ke sana.

Pasukan Romawi yang berada di dalam benteng Babilon itu tidak berencana hendak menghadapinya. Mereka sudah belajar dari pengalaman Panglima Perang Romawi Atrabun yang kalah dan tewas karena melakukan perang terbuka.

Tetapi orang-orang bersenjata dalam benteng Umm Dunain kadang keluar bertempur kemudian kembali lagi ke dalam benteng kendati tak dapat mengalahkan pasukan Muslimin.



Selama berminggu-minggu keadaan tidak berubah, walaupun pihak Muslimin tidak gelisah karena segala bahan makanan berada di tangan mereka.

Sementara dalam keadaan demikian itu tiba-tiba datang berita tentang kedatangan bala bantuan pertama yang sudah hampir tiba. Mereka pun merasa bertambah kuat. Dan tatkala bala bantuan tiba dan dilihat oleh garnisun dari pasukan Heraklius di benteng itu, mereka sangat terkejut dan jarang keluar untuk menghadapi pasukan Muslimin.

Melihat semua itu, Amr yang sudah mengenal benar keadaan luar benteng itu, tinggal mencari waktu untuk memerintahkan anak buahnya semua sekaligus menyerbu serentak ke dalam benteng itu. Ia sendiri memelopori di depan sampai di pintunya. Setelah terjadi pertempuran sengit benteng itu pun jatuh ke tangan mereka dan musuh yang masih hidup ditawan.

Menurut Haekal, kalangan sejarawan tidak merinci lebih jauh mengenai pertempuran sengit yang terjadi pada hari itu. Butler berpendapat bahwa Amr waktu itu merasa kesal terhadap anak buahnya dengan mendasarkan pada cerita yang dibawa oleh para sejarawan Arab bahwa Amr melihat mereka masih maju-mundur untuk berperang. Maka lalu ia berteriak membangkitkan dan mendorong mereka.

Salah seorang di antara mereka berkata: Kami tidak diciptakan dari besi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)