Hubal, Sosok Berhala yang Dianggap Dewa Bulan
loading...
A
A
A
Sebuah prasasti dari tahun 132 M menyebut nama Shay' al-Qawm (Penjaga Rakyat) sebagai tuhan pemelihara orang-orang yang pergi jauh dari rumah.
Hanya saja, orientalis Ernest Renan berpendapat pada dasarnya orang Arab adalah kaum monoteis, dan agama mereka adalah agama tauhid.
Penilaian ini didasarkan pada analisisnya mengenai tuhan sesembahan kaum Semit. Renan menduga kaum Semit menyembah Tuhan Yang Esa.
Abdul Aziz mengatakan apa pun pendapat para ahli, pada masa menjelang kedatangan Islam (masa jahiliyah), pada akhirnya orang Arab digambarkan menganut beragam agama dan kepercayaan. Di antara mereka ada yang mengimani Allah dan ke-Esa-an-Nya.
Ada pula yang beriman kepada Allah, dan sekaligus menyembah berhala dengan keyakinan bahwa berhala-berhala itu mendekatkan mereka kepada Allah. Tetapi ada juga yang semata-mata menyembah berhala, menganggapnya sebagai pemberi manfaat sekaligus pembawa mudarat.
Di antara mereka ada yang memeluk agama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagian mereka tidak menentukan sikap, dan karena itu tidak mengimani apa pun. Ada juga yang mengingkari keberadaan tuhan. Sebagian lagi meyakini hukum tuhan hanya berlaku dalam kehidupan di dunia dan tak ada kehidupan apa pun lagi setelah mati, sehingga tak ada pengadilan (hisab), tak ada kebangkitan dan tak ada kitab (penetapan hukum baik atau buruk). Sebagian mereka beriman kepada roh-roh, atau menyembah benda langit terutama matahari, bulan dan bintang Zahra.
Namun demikian, penyembahan kepada berhala merupakan tradisi keagamaan yang paling tersebar luas di kalangan orang Arab pada masa jahiliah. Demikian tersebarnya sehingga setiap rumah memiliki berhala yang disembah oleh semua penghuninya.
Hanya saja, orientalis Ernest Renan berpendapat pada dasarnya orang Arab adalah kaum monoteis, dan agama mereka adalah agama tauhid.
Penilaian ini didasarkan pada analisisnya mengenai tuhan sesembahan kaum Semit. Renan menduga kaum Semit menyembah Tuhan Yang Esa.
Abdul Aziz mengatakan apa pun pendapat para ahli, pada masa menjelang kedatangan Islam (masa jahiliyah), pada akhirnya orang Arab digambarkan menganut beragam agama dan kepercayaan. Di antara mereka ada yang mengimani Allah dan ke-Esa-an-Nya.
Ada pula yang beriman kepada Allah, dan sekaligus menyembah berhala dengan keyakinan bahwa berhala-berhala itu mendekatkan mereka kepada Allah. Tetapi ada juga yang semata-mata menyembah berhala, menganggapnya sebagai pemberi manfaat sekaligus pembawa mudarat.
Di antara mereka ada yang memeluk agama Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagian mereka tidak menentukan sikap, dan karena itu tidak mengimani apa pun. Ada juga yang mengingkari keberadaan tuhan. Sebagian lagi meyakini hukum tuhan hanya berlaku dalam kehidupan di dunia dan tak ada kehidupan apa pun lagi setelah mati, sehingga tak ada pengadilan (hisab), tak ada kebangkitan dan tak ada kitab (penetapan hukum baik atau buruk). Sebagian mereka beriman kepada roh-roh, atau menyembah benda langit terutama matahari, bulan dan bintang Zahra.
Namun demikian, penyembahan kepada berhala merupakan tradisi keagamaan yang paling tersebar luas di kalangan orang Arab pada masa jahiliah. Demikian tersebarnya sehingga setiap rumah memiliki berhala yang disembah oleh semua penghuninya.
(mhy)