Khalifah Umar bin Abdul Aziz Punya Anak 15 Orang, Abdul Malik yang Paling Bersinar
loading...
A
A
A
Maimun: "Apa yang kau makan setiap harinya?"
Abdul Malik: "Sehari daging, sehari adas dan sehari makan cuka dan zaitun, dengan ini cukup untuk hidup."
Maimun: "Apakah engkau merasa bangga dengan keadaanmu?"
Abdul Malik: "Begitulah pada awalnya, namun manakala ayah menasehatiku dan memberikan pengertian kepadaku dan mengingatkan akan kekuranganku, maka Allah memberikan manfaat kepadaku dengannya, semoga Allah membalas kebaikan ayah dengan balasan yang baik."
Kemudian aku (Maimun) duduk-duduk beberapa saat sambil berbincang-bincang dengannya, maka aku tidak melihat pemuda yang lebih tampan, lebih berakal, lebih bagus adabnya darinya kendati masih sangat muda dan sedikit pengalamannya.
Ketika waktu telah menjelang sore, seseorang mendatanginya dan berkata :"Semoga Allah menjadikan anda sejahtera, kami telah mengosongkannya."
Dia terdiam, lalu aku bertanya :
Maimun: "Apa maksud dia berkata, "kami telah mengosongkannya?"
Abdul Malik: "Kolam mandi"
Maimun: "Ada apa dengan kolam mandi itu?"
Abdul Malik: "Orang-orang mengosongkannya untukku"
Maimun: "Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang besar, hingga aku mendengar berita ini"
Abdul Malik: (dengan rasa takut dan membaca istirja'[inna lillahi wa inna ilaihi raji'un]) Lalu berkata : "Dalam hal mana wahai paman?"
Maimun: "Apakah kolam tersebut milikmu?"
Abdul Malik: "Bukan!"
Maimun: "Lantas atas dasar apa engkau menyuruh manusia keluar darinya kemudian engkau memakainya? Seakan engkau ingin mengunggulkan dirimu di atas mereka dan engkau menjadikan kehormatanmu di atas kehormatan mereka? Engkau juga mengganggu pemilik kolam tersebut untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan engkau membuat orang-orang kecewa karena harus pulang lantaran tak boleh masuk."
Abdul Malik: "Tentang pemilik kolam, dia telah merelakan dan memberikan haknya kepadaku."
Maimun: "itulah pelayanan yang dengannya engkau dapat tercemari oleh takabur. Apa yang menghalangimu untuk masuk bersama manusia, sedangkan engkau seperti mereka juga?"
Abdul Malik: " yang menghalangiku adalah, sebagian orang-orang miskin masuk kolam tanpa menggunakan penutup, maka aku tidak suka melihat aurat mereka. Dan aku tidak bisa pula memaksa mereka untuk menggunakan penutup karena mereka akan menganggap saya menggunakan kekuasaan saya yang mana saya memohon kepada Allah agar membersihkan kami dari tendensi semacam itu. Maka berilah nasihat kepadaku semoga anda mendapatkan rahmat dari Allah, sehingga saya bisa mengambil manfaatnya. Dan berilah masukan agar saya bisa memecahkan persoalan ini."
Abdul Malik: "Sehari daging, sehari adas dan sehari makan cuka dan zaitun, dengan ini cukup untuk hidup."
Maimun: "Apakah engkau merasa bangga dengan keadaanmu?"
Abdul Malik: "Begitulah pada awalnya, namun manakala ayah menasehatiku dan memberikan pengertian kepadaku dan mengingatkan akan kekuranganku, maka Allah memberikan manfaat kepadaku dengannya, semoga Allah membalas kebaikan ayah dengan balasan yang baik."
Kemudian aku (Maimun) duduk-duduk beberapa saat sambil berbincang-bincang dengannya, maka aku tidak melihat pemuda yang lebih tampan, lebih berakal, lebih bagus adabnya darinya kendati masih sangat muda dan sedikit pengalamannya.
Ketika waktu telah menjelang sore, seseorang mendatanginya dan berkata :"Semoga Allah menjadikan anda sejahtera, kami telah mengosongkannya."
Dia terdiam, lalu aku bertanya :
Maimun: "Apa maksud dia berkata, "kami telah mengosongkannya?"
Abdul Malik: "Kolam mandi"
Maimun: "Ada apa dengan kolam mandi itu?"
Abdul Malik: "Orang-orang mengosongkannya untukku"
Maimun: "Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang besar, hingga aku mendengar berita ini"
Abdul Malik: (dengan rasa takut dan membaca istirja'[inna lillahi wa inna ilaihi raji'un]) Lalu berkata : "Dalam hal mana wahai paman?"
Maimun: "Apakah kolam tersebut milikmu?"
Abdul Malik: "Bukan!"
Maimun: "Lantas atas dasar apa engkau menyuruh manusia keluar darinya kemudian engkau memakainya? Seakan engkau ingin mengunggulkan dirimu di atas mereka dan engkau menjadikan kehormatanmu di atas kehormatan mereka? Engkau juga mengganggu pemilik kolam tersebut untuk memenuhi kebutuhan hariannya dan engkau membuat orang-orang kecewa karena harus pulang lantaran tak boleh masuk."
Abdul Malik: "Tentang pemilik kolam, dia telah merelakan dan memberikan haknya kepadaku."
Maimun: "itulah pelayanan yang dengannya engkau dapat tercemari oleh takabur. Apa yang menghalangimu untuk masuk bersama manusia, sedangkan engkau seperti mereka juga?"
Abdul Malik: " yang menghalangiku adalah, sebagian orang-orang miskin masuk kolam tanpa menggunakan penutup, maka aku tidak suka melihat aurat mereka. Dan aku tidak bisa pula memaksa mereka untuk menggunakan penutup karena mereka akan menganggap saya menggunakan kekuasaan saya yang mana saya memohon kepada Allah agar membersihkan kami dari tendensi semacam itu. Maka berilah nasihat kepadaku semoga anda mendapatkan rahmat dari Allah, sehingga saya bisa mengambil manfaatnya. Dan berilah masukan agar saya bisa memecahkan persoalan ini."