Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai

Rabu, 30 September 2020 - 06:30 WIB
loading...
Waspada dan Jangan Meremehkan Sifat Lalai
Berzikir salah satu upaya agar kita tidak terkena penyakit lalai, yakni penyakit hati yang dapat menjauhkan kita dari ketaatan kepada Allah Taala. Foto ilusrasi/ist
A A A
Lalai termasuk penyakit hati yang ganas, karena lalai dapat memalingkan manusia dari berbagai bentuk ketaatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala mencela sifat lalai dan memperingatkan Nabi-Nya dan hamba-hamba-Nya untuk tidak menjadi orang-orang yang lalai dan berteman dengan orang yang lalai karena akan membuat rugi di akhirat nanti.

Allah Ta’ala pun memperingatkan tentang kelalaian dengan peringatan yang keras, sebagaimana firmanNya,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ  ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ  ۚ أُولٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ  ۚ أُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ

“Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf : Ayat 179)

(Baca juga : Inilah Perkara yang Dapat Menghilangkan Pahala Sedekah )

Muslimah, saat ini fenomena lalai sudah terlihat di antara kita sebagai muslim. Misalnya, lalai dari dari mempelajari agama, lalai dari mempelajari kitabulloh, membacanya dan mengajarkannya, lalai dari zikrulloh, lalai dari mengikhlaskan niat, lalai dari amalan-amalan sunnah. (Al-Ghoflah, Syaikh Sholih al Munajjid; 24-36).

Tanda-tandanya, yakni banyak orang malas melakukan ketaatan, meremehkan dosa-dosa, senang dengan kemaksiatan, dan menyia-nyiakan waktu tanpa faedah.

Karena itu, lalai dikategorikan sebagai penyakit berbahaya bila seseorang telah terjangkit dan penyakit tersebut bercongkol pada dirinya. Maka ia tidak akan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, berzikir mengingat-Nya, dan beribadah kepada-Nya, akan tetapi menyibukkan diri dengan berbagai perkara harta dunia yang sia-sia dan jauh dari zikir mengingat Allah Ta’ala.

(Baca juga : Bacakan Al-Mu’awwidzaat agar Anak Senantiasa Dilindungi Allah Ta'ala )

Sedangkan orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Ta’ala dengan sebab segala urusan dunia.

Allah Ta’ala berfirman,

فِى بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْأَاصَالِ

“(Cahaya itu) di rumah-rumah (masjid) yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang,” (QS. An-Nur : Ayat 36)

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجٰرَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلٰوةِ وَإِيتَآءِ الزَّكٰوةِ  ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصٰرُ

“orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual-beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),” (QS. An-Nur : Ayat 37)

(Baca juga : Mencari Calon Istri yang Saleha? Inilah Ciri-cirinya! )

Jenis-jenis Lalai


Ustadz Ali Sulis, dari pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram, dalam uraian ceramahnya di laman facebooknya menyebutkan, lalai ada dua macam, yakni pertama lalai yang terpuji yaitu lalai dari berbuat maksiat dan segala sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala.

Allah berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَرْمُونَ ٱلْمُحْصَنَٰتِ ٱلْغَٰفِلَٰتِ ٱلْمُؤْمِنَٰتِ لُعِنُوا۟ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2117 seconds (0.1#10.140)