Khadijah binti Khuwailid : Perempuan Bersih nan Suci, Cinta Sejati Rasulullah

Kamis, 29 Oktober 2020 - 07:10 WIB
loading...
Khadijah binti Khuwailid :  Perempuan Bersih nan Suci,  Cinta Sejati Rasulullah
Allah membimbing Khadijah untuk menyebarkan ketenangan dan cinta kasih di tengah-tengah rumah tangganya. Beliau selalu berusaha agar perasaan Rasulullah SAW tidak pernah terganggu di rumahnya sendiri. Foto ilustrasi/ist
A A A
Di balik kesuksesan seorang suami , biasanya ada peran istri yang menyertai. Begitu pula dalam kehidupan Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Apalagi menjadi istri Nabi mulia, Muhammad SAW merupakan kemuliaan karena menjadi pendamping hidup utusan Allah sekaligus manusia sempurna di muka bumi ini. Istri-istri Rasulullah sudah pasti mempunyai keutamaan masing-masing.

Istri-istri Rasulullah dikenal dengan sebutan Ummul Mukminin . Gelar ummul mukminin itu menegaskan, bahwa para istri Nabi Muhammad SAW adalah para perempuan yang terpilih dan dimuliakan oleh Allah Ta'ala. Dan karena mereka ibu orang-orang beriman, maka tidak boleh dinikahi oleh siapapun setelah Rasulullah wafat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

وَمَا كَانَ لَكُمْ أَن تُؤْذُوا۟ رَسُولَ ٱللَّهِ وَلَآ أَن تَنكِحُوٓا۟ أَزْوَٰجَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦٓ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمًا

“.....Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah.” (QS. Al-Ahzab: 53).

(Baca juga : Tamasya ke Surga, Apa Saja Keindahannya? (1))

Ibaratnya, sosok Ummul Mukminin ini adalah ‘first lady’ bagi umat Islam yang patut diketahui, dikenal dan dijadikan suri tauladan oleh segenap kaum muslimin khususnya muslimat.Yang masing-masing memiliki berbagai keutamaan baik dalam sejarah pernikahan maupun dalam ibadahnya. Siapa saja sosok-sosok perempuan mulia ini?

Dirangkum dari Kitab "Nisa' Haular Rasul' yang ditulis Mahmud Mahdi Asl-Istanbuli dan Mustafha Abu Nashr Asy-Syalabi yang sudah diterjemahkan, berikut uraian sosok-sosok Ummul Mukminin tersebut:

1. Khadijah binti Khuwailid

Khadijah adalah istri pertama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau adalah perempuan terpandang pada zamannya, seorang putri dari bangsawan Arab Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qursyiyah al-Asadiyah. Dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci.

Kisah Khadijah, meninggalkan kesan yang mendalam. Seluruh umat Islam mencintai sepenuh hati, karena ia adalah istri pertama Rasulullah SAW, istri yang menjadi rekan pada saat-saat paling sulit dalam hidup beliau, istri yang selalu menawarkan cinta dan kasih sayang dalam kondisi apa pun.

(Baca juga : Tamasya ke Surga, Apa Saja Keindahannya? (2) )

Khadijah mendapat pemeliharaan dan bimbingan langsung dari Allah di sepanjang hidupnya. Allahlah yang mengarahkan Khadijah untuk menjadi teman hidup Rasulullah SAW. Allah pula yang memunculkan tekad di hatinya untuk senantiasa membela, membangkitkan tekad, dan mengobarkan semangat suaminya. Allah yang menganugerahkan kepadanya akal yang cerdas dan akhlak yang mulia.

Bimbingan Allah pulalah yang menjadikannya menolak setiap lamaran dari para bangsawan Quraisy sebelum akhirnya ia menikah dengan Rasulullah SAW. Bagi Khadijah, harta dan kekayaan materi merupakan sesuatu yang tidak permanen. Setelah menikah dengan Muhammad SAW, Khadijah menyerahkan semua urusan perdaganan serta pengelolaan finasial kepada suaminya yang terkenal cerdas dan jujur. Ia juga mendukung keputusan suaminya untuk bersedekah kepada fakir miskin dan membantu orang-orang yang tertimpa kemalangan. Khadijah memang sejak awal memiliki karakter yang mulia. Keputusan itu ternyata tidak salah; harta di tangan Muhammad selalu bertambah sebanyak jumlah yang ia sedekahkan. Tentu saja karakter dan keputusan Khadijah itu merupakan bagian dari rencana Allah yang Maha Agung.

(Baca juga : Sosok-sosok Perempuan Mulia, 'Ibunda' Rasulullah )

Berkat segala kebaikan yang dilakukannya, Allah pun menghormati Khadijah. Suatu hari, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW dan berkata ,”Wahai Muhammad, sebentar lagi, Khadijah akan membawakan makanan dan minuman untukmu. Kalau ia datang, sampaikan kepadanya salam dari Allah dan dariku”.

Cara Khadijah menjawab salam itu pun menunjukkan keluasan pandangan dan kedalaman perasaaannya. Jawabannya itu mengandung pengagungan terhadap Allah, doa agar Allah menganugerahkan kepadanya kedamaian dan keselamatan serta salam untuk Jibril yang telah menyampaikan kepadanya salam dari Allah. Khadijah berkata ,” Allahlah Pemelihara kedamaian dan Sumber segala damai. Salamku untuk Jibril.”

(Baca juga : Satu-satunya Perempuan yang Pernah Memarahi Baginda Rasulullah )

Allah membimbing Khadijah untuk menyebarkan ketenangan dan cinta kasih di tengah-tengah rumah tangganya. Berbahagialah seluruh anggota keluarganya. Beliau selalu berusaha agar perasaan Rasulullah SAW tidak pernah terganggu di rumahnya sendiri. Tidak pernah kondisi rumah tangga menjadi penghalang dakwah Rasulullah. Sosoknya merupakan istri dan sahabat ideal yang selalu setia mendampingi serta menghibur Rasulullah dalam setiap kesulitan. Karena itulah Allah berkenan memberinya kabar gembira tentang sebuah rumah terbuat dari permata yang dibangun untuknya di surga.

Rasulullah SAW bersabda, “ Aku diperintahkan untuk memberi kabar gembira kepada Khadijah bahwa akan dibangun untuknya di surga sebuah rumah dari permata; tak ada hiruk pikuk dan rasa lelah di sana.”

(Baca juga : Rouhani: Menghina Nabi Muhammad SAW Berarti Menghina Semua Muslim )

Allah juga berkenan untuk memberikan sebuah keistimewaan kepada Khadijah. Hanya darinyalah anak keturunan Rasulullah berasal. Keturunan ini terus berkembang dari generasi ke generasi, menyebar ke seluruh penjuru dunia Islam hingga pada masa kita ini. Merekalah anak cucu Muhammad ibnu Abdillah dan Khadijah binti Khuwailid.

Perlu kita ingat bahwa Rasulullah terlahir sebagai anak yatim. Kemudian beliau ditinggal wafat ibunya pada usia enam tahun. Sejak kecil beliau telah kehilangan kasih saying ayah dan ibu. Kakeknya, Abdul Muththalib, dan pamannya, Abu Thalib, menggantikan peran ayah bagi Muhammad muda. Namun, sepanjang hidupnya, Muhammad selalu merindukan sosok sang ibu. Barangkali Fatimah binti Asad, istri Abu Thalib, pernah mengisi peran yang hilang ini. Rasulullah mengakui hal itu sebagaimana pernyataan beliau, “Orang yang paling baik kepadaku setelah Abu Thalib adalah Fatimah binti Asad.”

(Baca juga : Pengembangan Ekonomi Syariah Butuh Dukungan Fatwa Ulama )

Tetapi Fatimah harus membagi perhatiannya untuk melayani Abu Thalib dan sejumlah keluarga besarnya. Nah, di sinilah agaknya hikmah perbedaan usia yang cukup jauh diantara keduanya. Khadijah dapat berperan sebagai seorang istri yang setia, sahabat yang penuh pengertian, sekaligus ibu yang penuh kasih saying. Kehidupan rumah tangga Rasulullah diliputi kebahagiaan serta dilandasi oleh sikap ikhlas dan prinsip saling menghormati. Muhammad SAW pun hidup berkecukupan.

Sepeninggal Khadijah, Rasulullah tetap saja tidak bisa melupakannya. Beliau kerap memuji dan mendoakannya di depan istri-istri yang lain. Aisyah, satu-satunya perempuan yang dinikahi Rasulullah dalam keadaan masih gadis, pernah merasa sangat cemburu. Ia bercerita,” Aku tidak pernah merasa cemburu kepada seorang wanita sebesar rasa cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak pernah melihatnya. Namun Rasulullah sering menyebut dan mengingatnya. Ketika menyembelih seekor kambing, beliau selalu memotong sebagian dagingnya dan menghadiahkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aku pernah berkata pada Rasulullah, “ Seperti tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah.” Rasulullah menjawab, “Khadijah itu begini dan begitu dan dari dialah aku memperoleh keturunan.’ Atau pada saat lain saat ‘Aisyah cemburu kepada Khadijah, Rasulullah pernah berkata ,”Aku dikaruniai oleh Allah rasa cinta yang mendalam kepadanya.”

(Baca juga : Diisukan Pulang ke Tanah Air, HRS Diprediksi Tidak Akan Terlalu Vokal )

Dalam sebuah riwayat lain, ‘Aisyah juga mengisahkan, “ Rasulullah hampir tidak pernah keluar rumah tanpa menyebut dan memuji Khadijah. Hal itu membuatku cemburu. Kukatakan, “Bukankah ia hanya seorang wanita tua renta dan engkau telah diberi penggati yang lebih baik daripadanya?” Mendengar itu, beliau murka hingga bergetar bagian depan rambutnya. Beliau katakana , “Tidak. Demi Allah, aku tidak pernah mendapat penggati yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia yang mempercayaiku tatkala semua oran gmendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan – sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain.” Maka aku berjanji dalam hati untuk tidak mengatakan sesuatu yang buruk tentangnya lagi.

(Baca juga : Cristiano Ronaldo Sebut Hasil PCR Omong Kosong )

Rasulullah sangat menghormati Khadijah. Jasanya bagi penyebaran Islam sungguh tidak terkira. Di depan para sahabatnya, Rasulullah sering menyebut Khadijah sebagai wanita yang paling utama di muka bumi. Diriwayatkan oleh Anas, Rasulullah SAW bersabda ,” Wanita-wanita terbaik sepanjang sejarah adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim, istri Fir’aun. Peristiwa berikut ini memperlihatkan betapa Rasulullah sangat menghormati Khadijah. Suatu hari, Umm Zafr, pelayan wanita Khadijah, datang kepada Rasulullah. Beliau saat itu berada di Madinah. Rosulullah memberikan penghormatan yang layak kepadanya. Beliau berkata ,” Perempuan ini adalah sabahat Khadijah. Dan persahabatan yang baik adalah bagian dari iman.”

Putra-putri Rasulullah SAW dengan Khadijah, yakni Qasim (putra pertama, namun hanya hidup selama 2 tahun saja), Zainab, Ruqayyah, Umm Kultsum, Fatimah dan Abdullah (lahir setelah Muhammad diangkat menjadi rasul. Ia meninggal sebelum mencapai usia 2 tahun).

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1975 seconds (0.1#10.140)