Ini Salah Satu Kemaksiatan Hati yang Sangat Berbahaya

Senin, 11 Mei 2020 - 03:30 WIB
loading...
A A A
إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْتَكْبِرِينَ

“… Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.” (QS an-Nahl: 23)

ؕ كَذٰلِكَ يَطۡبَعُ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ قَلۡبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ

“… Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS Ghafir: 35)

سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَٰتِىَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلْغَىِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku…” (QS al-A’raf: 146)

Selain iblis, Raja Namrudz di masa tugas Nabi Ibrahim atau Firaun di zaman dakwah Nabi Musa Alaihima as-salam (As) ada dua di antara banyak orang sombong yang tercatat dalam Kitab Suci. (Baca Juga: Kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud yang Sombong
Keduanya adalah contoh manusia angkuh di zamannya masing-masing. Mereka adalah ikon manusia terangkuh sepanjang sejarah kehidupan yang ada. Khusus nama yang disebut terakhir, sederet “prestasi” menjadi pengesah sematannya sebagai manusia paling sombong di dunia. ( )

"Aku adalah Tuhan kalian Yang Mahatinggi," demikian deklarasi lancang Firaun saat didakwahi oleh Nabi Musa .

Allah berfirman: “Dan katakanlah (kepada Firaun): Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya? Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: Akulah Tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di Akhirat dan azab di dunia. (QS. An-Naziat [79]: 18-25).

Ibarat wadah iman berisi air, sombong adalah minyak yang tak bisa mencampurinya. Nabi menegaskan, tidak masuk surga orang yang di hatinya terdapat bibit keangkuhan meski sebessar biji sawi.

Dari Abdullah Bin Mas’ud radhiayallahu’anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

وعن عبداللّه بن مسعودرضى اللّه عنه عن النّبىّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال : لايدخل الجنّةمن كان فى قلبه مثقال ذرّةمن كبر ، فقال رجل : انّ الرّجل يحبّ ان يكون ثوبه حسناونعله حسنة ، قال : انّ اللّه جميل يحبّ الجمال . الكبر : بطرالحقّ وغمط النّاس (رواه مسلم)٠

“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar dzarrah dari kesombongan.” Salah seorang shahabat lantas bertanya: “Sesungguhnya seseorang senang jika bajunya bagus dan sandalnya baik?” Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah Dzat yang Maha Indah dan senang dengan keindahan, Al-Kibru (sombong) adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”(HR Muslim dalam Shahih-nya).

Dalam ungkapan lain, ada dua golongan manusia yang tak mampu menerima ilmu, orang yang malu (tidak pada tempatnya) dan orang yang sombong (takabbur).

Tak berlebihan kiranya jika Ibnu ‘Athoillah as-sakandari menyatakan,

معصية أورثت ذلا وافتقارا خير من طا عة أورثت عزا واستكبارا

Maksiat yang melahirkan kehinaan dan kefakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong.

Bagaimana tidak akan menjadi lebih baik jika orang yang maksiat saja merasa dirinya hina (sadar dengan kesalahannya) di hadapan Allah, selalu berharap pengampunan dan tidak henti-hentinya meminta ampun kepada Allah.

Sementara orang yang taat seringkali merasa dirinya lebih baik daripada yang lain, seolah-seolah tak ada satupun yang mampu sepertinya. Maka jelas sekali perkataan Ibnu ‘Athoillah as-sakandari bahwa kemaksiatan yang melahirkan kehinaan dan kafakiran jauh lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan sombong. Wallahu a’lam
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)