Panduan Salat Malam di Bulan Ramadhan dan Bacaannya

Selasa, 12 Mei 2020 - 20:45 WIB
loading...
A A A
Abdurrhaman bin Abdun Al-Qari berkata: "Suatu malam di bulan Ramadhan , saya bersama Umar berangkat menuju ke masjid. Ternyata orang-orang salat berpencar-pencar. Ada yang salat seorang diri, dan ada yang salat dengan sejumlah orang yang mengikuti. Maka beliau berkata: "Demi Allah, sesungguhnya aku berpandangan, lebih baik kalau mereka dikumpulkan di belakang satu qari (imam). Setelah keinginan beliau bulat, mereka dikumpulkan dengan imam Ubay bin Ka'b. Kemudian saya keluar lagi bersama Umar pada malam lain. Sementara (kini) orang-orang menunaikan shalat dengan satu qari (imam).

Maka Umar berkomentar: "Inilah sebaik-baik bid’ah (sesuatu yang baru) adalah ini, waktu yang mereka gunakan untuk tidur (akhir malam) lebih baik dibandingkan waktu yang mereka gunakan untuk salat –maksudnya akhir malam-. Pada awalnya, orang-orang waktu itu menunaikan salat pada awal malam.

Zaid bin Wahb berkata: Dahulu Abdullah salat bersama kami di bulan Ramadhan dan baru selesai di waktu malam.”

Larangan Salat Witir Menyerupai Salat Maghrib
Ketika Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam melarang salat witir tiga rakaat, beliau menyebutkan illat-nya (sebabnya) dengan berkata: "Jangan kalian menyerupai (Witir) dengan salat Magrib". Oleh karena itu, bagi orang yang menunaikan salat Witir tiga rakaat, maka harus menghindari praktek yang menyerupai (salat Maghrib).

Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan dua cara: Salah satunya adalah, salam antara (bilangan) genap dan ganjil. Ini yang lebih kuat dan lebih baik. Yang lainnya adalah agar tidak duduk di antara yang genap dan yang ganjil. Wallahu a'lam

Bacaan dalam 3 Rakaat Salat Witir:
Termasuk sunnah pada tiga rakaat salat Witir, pada rakaat pertama membaca 'Sabbihisma rabbika al-a’la' (surat Al-A’la). Pada rakaat kedua membaca Qul ya ayyuhal kafirun (surat Al-Kafirun). Dan pada rakaat ketiga (membaca) qul huwallahu ahad (surat Al-Ikhlas). Terkadang ditambah (dengan membaca) qul a’udzubi robbil falaq (surat Al-Falaq) dan qul a’udzu birabbin nass (surat an-nass).

Terdapat riwayat yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau pernah membaca dalam rakaat witir seratus ayat dari surat An-Nisaa’.

Anjuran Membaca Doa Qunut
Membaca doa Qunut (dalam shalat Witir) dengan doa yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada cucunya Hasan bin Ali radhiallahu’anhuma, yaitu:

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْت وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْت وَتَوَلَّنِي فِيْمَنْ تَوَلَّيْت ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيت ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْت ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْك ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيت ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيت ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْت ، لاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ )

"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, uruslah aku sebagaimana orang yang telah Engkau urus. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qada’ (ketetapan), dan tidak ada orang yang membe-rikan hukuman kepada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau cintai tidak akan hina dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau."

Terkadang setelahnya bersalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak mengapa ditambah dengan doa yang dianjurkan dan baik.

Tidak mengapa menjadikan qunut setelah ruku, ditambah dengan melaknat orang-orang kafir, salawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdoa untuk umat Islam pada pertengahan kedua di bulan Ramadan. Karena hal ini terdapat riwayat bahwa hal ini dilakukan para imam zaman Umar radhiallahu’anhu.

Terdapat di pengujung hadits Abdurrahman bin Abdun Al-Qari tadi: “Mereka melaknat orang-orang kafir pada pertengahan (Ramadan), Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustakan utusan-utusan-Mu, dan tidak mengimani janji-Mu, cerai beraikan pendapat-pendapat mereka. Dan turunkan ketakutan di hati mereka, dan berikan balasan dan siksa-Mu kepada mereka, (Engkau adalah) Tuhan yang benar. Kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan berdoa untuk (kebaikan) umat Islam semampunya. Kemudian memohon ampunan untuk orang-orang mukmin.

Setelah selesai melaknat orang-orang kafir dan shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serta memohon ampunan dan permintaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan (mereka membaca): "Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya KepadaMu kami salat dan bersujud, hanya kepadaMu kami bersegera dan, kami memohon rahmat-Mu wahai Tuhan kami. Dan kami takut akan siksa-Mu yang keras. Sesungguhnya siksa-Mu bagi orang-orang yang memusuhi-Mu pasti akan mengenai.” Kemudian takbir dan turun dalam kondisi sujud."

Apa yang Dibaca di Akhir Witir?
Termasuk sunah di pengujung witir (sebelum atau sesudah salam) membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِمَعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لاَ أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan rida-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan ampunan-Mu dari siksaan-Mu, dan saya berlindung denganMu dan dariMu. Saya tidak bisa menghitung (untuk) memujiMu. Engkau sebagaimana yang telah Engkau puji pada diriMu."

Ketika salam dari Witir mengucapkan:

سُبْحَانَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ ، سُبْحَانَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ ، سُبْحَانَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ ( ثلاثاً )

"Maha suci (Engkau) Raja yang Suci, Maha suci (Engkau) Raja yang Suci, Maha suci (Engkau) Raja yang Suci.” Dibaca tiga kali, dan pada bacaan yang ketiga suaranya dipanjangkan dan ditinggikan".
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3359 seconds (0.1#10.140)