Waspada, Perbuatan Dosa yang Terlalu Dianggap Biasa

Rabu, 09 Desember 2020 - 19:50 WIB
loading...
Waspada, Perbuatan Dosa yang Terlalu Dianggap Biasa
Penyakit hati yang terlalu dianggap biasa harus kita waspadai supaya keimanan dan ketakwaan yang kita lakukan kepada Allah tidak mudah rusak. Foto ilustrasi/ist
A A A
Di antara penyakit hati, ada beberapa yang tanpa disadari kita lakukan dengan tanpa perasaan dosa sama sekali. Malah dianggap hal lumrah dan biasa saja. Padahal, perbuatan tersebut adalah dosa.

Terkadang semudah itu, tanpa sadar kita melakukan dosa. Berbohong, bergunjing, riya atau lainnya dilakukan sekali, dua kali, sampai tak ingat lagi sudah beratus atau beribu kali kita melakukan kesalahan yang sama . Awalnya, hati memberontak dan nurani menolak. Namun, lambat laun tak ada lagi gedoran itu, semua berjalan seolah sudah biasa dan dilakukan tanpa beban.

(Baca juga : Pemakaian Kaos Kaki, Wajibkah bagi Muslimah Sebagai Menutup Aurat? )

Padahal sebagai seorang muslim, hal tersebut merupakan sesuatu yang harus kita waspadai supaya keimanan dan ketakwaan yang kita lakukan kepada Allah tidak mudah rusak. Karenanya mempelajari dan memahami jenis penyakit hati menurut islam sangatlah penting. Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an :

وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ

"Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (Qs. At Taubah: 125)

(Baca juga : Istikharah dan Keterbatasan Ilmu Manusia )

Beberapa perbuatan yang tanpa sadar kita lakukan, padahal berdosa tersebut, dinukil dari buku '60 Penyakit Hati' yang ditulis Uwes Al-Qarni, di antaranya :

1. Berjanji kemudian membatalkannya tanpa sebab

Seringkali kita menemui orang yang sudah melakukan janji namun tiba-tiba membatalkan secara sepihak tanpa persetujuan. Tentu dengan alasan yang tidak jelas, bukan karena sakit atau penyebab lain yang bisa dipahami keduanya.

(Baca juga : Inilah Musibah Terbesar yang Menimpa Orang Beriman )

Sikap tersebut tentu sangat tidak diperbolehkan untuk dimiliki seorang muslimah karena beberapa sebab, yakn pertama, secara materi sikap itu akan merugikan orang lain, terutama jika ia membawahi orang lain. Akan banyak orang yang dirugikan. Kedua, secara moral, sikap seperti itu akan menghilangkan kepercayaan orang lain. Ketiga, pelakunya akan dikenal sebagai tukang membatalkan janji (ghadir), baik di dunia maupun di akhirat.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Setiap orang yang suka membatalkan janjinya pada hari kiamat akan memikul bendera di bagian belakangnya (sebagai tanda atas perbuatannya di dunia) yang akan ditinggikan sesuai dengan kadar pembatalannya." (HR. Muslim).

(Baca juga : Cari Fakta Kasus Tembak Mati 6 Anggota FPI, ICMI Desak Tim Independen Cepat Dibentuk )

2. Senang pujian atau dipuji

Tentu sebagai manusia biasa, kita pasti senang tatkala ada seseorang yang memberikan pujian. Namun, rasa senang dan mencintai pujian dari orang lain nyatanya akan berbahaya jika sudah berlebihan. Biasanya kita akan lupa dengan kelemahan diri yang menjadikan pribadi sombong.

Rasa ini timbul perlahan disebabkan oleh beberapa hal. Seperti rasa bangga dengan kesempurnaan yang ada dalam diri, dan menginginkan orang lain mengetahuinya, memiliki ambisi untuk menguasai hati pemujanya dan kecintaan terhadap dunia. Maka pada poin yang terakhirlah semuanya bermuara.

(Baca juga : RI Berpeluang Jadi Pemain Utama Perbankan Syariah di Tingkat Dunia )

3. Gengsi (Waqahah)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1853 seconds (0.1#10.140)