Dimuliakan Allah dan Rasulullah Setelah Memuliakan Anak Yatim

Rabu, 06 Januari 2021 - 09:23 WIB
loading...
Dimuliakan Allah dan Rasulullah Setelah Memuliakan Anak Yatim
Menolong anak-anak yatim dengan berbagai langkah kepedulian nyata, menjadi ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah. Foto ilustrasi/ist
A A A
Muslimah, tahukah kunci termudah agar dimuliakan Allah Subhanahu wa ta'ala dan Rasul-nya dan akan dengan mudah disediakan tempat di surga oleh Allah? Jawabnya adalah muliakan anak yatim . Sebab, memuliakan anak yatim adalah kunci dari semua keridhaan Allah.

Saking banyaknya kemuliaan yang diberikan Allah ketika seorang hamba memuliakan anak yatim, maka Al-Qur’an secara berulang-ulang mengingatkan, anak yatim adalah sosok-sosok yang harus dikasihi, dipelihara dan diperhatikan.

Dalam Al-Qur’an, kata yatim disebutkan sebanyak 23 kali, yakni 8 kali disebut dalam bentuk tunggal, 14 kali dalam bentuk jamak dan 1 kali dalam bentuk dua (mutsanna).

(Baca juga: Perihal Istri Bersedekah Tanpa Sepengetahuan Suami )

Allah Ta'ala berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakan lah “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik,” (QS. Al-Baqarah : 220).

Memuliakan anak yatim juga akan membawa kemaslahatan dan akan diberi gelar abror atau seorang yang saleh atau taat kepada Allah Ta'ala.

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al-Insan: 5-6).

(Baca juga: Hindarkan Anak dari Celaan dan Cacian )

Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam juga akan memuliakan kaum muslim jika mereka memuliakan anak yatim. Rasul yang mulai mengajarkan umat Islam untuk memuliakan anak-anak yatim. Kita bisa memuliakan mereka dengan akhlak yang mulia yaitu menyantuni anak yatim. Semoga kita semua bisa meraih keutamaan dari menyantuni anak yatim dengan motivasi yang pernah disampaikan Rasulullah Shallahu'alaihi wa Sallam.

عَنْ سَهَل بْنِ سَعَد رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ ، قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا. وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً. (رواه البخاري)

"Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah bersabda: Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di Surga seperti ini”, kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya." (HR. Al-Bukhari)

(Baca juga: Ummul Khair, Perempuan Pemberani yang Lisannya Hanya Menyuarakan Kebenaran )

Banyak sekali keutamaan-keutamaan menyayangi dan memuliakan anak yatim. Antara lain seperti yang disebutkan pada hadis di atas yaitu akan meraih peluang dekat dengan Rasulullah SAW di surga. Dengan kata lain, pemelihara anak yatim dijamin masuk surga. Jika mereka, para pemelihara anak yatim tidak bisa menjadi teman Rasulullah di surga karena suatu hal tertentu, namun ia akan tetap dijamin masuk surga.

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

(Bacan juga: Mengejutkan, Tesla Kalah di Surga Mobil Listrik Dunia )

Firman Allah Ta'ala :

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِن كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (QS. Al-Insan: 5)

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ ٱللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا

(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. (QS. Al-Insan: 6)

(Baca juga: Hipmi: Trade Remedies Itu Wajar dan Biasa )

Allah dan Rasul-Nya telah menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim. Islam menempatkan anak yatim dalam posisi yang sangat istimewa. Secara khusus dalam Al-Qur'an tercatat lebih dari 20 ayat tentang anak yatim, antara lain; QS. Al-An'an ayat 152, QS. Al-Isra' ayat 34, QS. Al-Fajr ayat 17, QS. Ad-Duha ayat 6 dan 9, QS. Al-Ma'un ayat 2, QS. Al-Insan ayat 8, QS. Al-Balad ayat 15, QS. Al-Kahfi ayat 82, QS. Al-Baqarah ayat 83, 177, 215, dan 220, QS. An-Nisa' ayat 2,3,6,8,10,36 dan 127, QS. Al-Anfal ayat 41, dan QS. Al-Hasyr ayat 7.

Ulama memberi penegasam, yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa. Keutamaan meyantuni anak yatim adalah yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya tapi lebih diistimewakan yang ada hubungan dengan kekeluargaan.

Firman-Nya :

وَمَا أَدْرَاكَ مَاالْعَقَبَةُ ۞ فَكُّ رَقَبَةٍ ۞ أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ ۞ يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ ۞ أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ ۞

"Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang yang miskin yang sangat fakir. (QS. Al-Balad: 12-16).

(Baca juga: Temuan Drone Bawah Laut Ancaman Serius Pertahanan RI )

Sebaliknya, jika keras, bakhil, dan kasar terhadap anak yatim maka akan diancam dengan azab. Para pembenci anak yatim disebut sebagai orang yang mendustakan hari pembalasan. Mereka adalah orang tidak punya kasih sayang pada anak yatim dan orang miskin. Masih ada sifat lainnya yang disebutkan dalam surat Al-Maa’uun.

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ ۞ فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ۞ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ ۞ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ۞ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ۞ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ۞ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ ۞

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al Maa’uun: 1-7)

Akan ada ancaman keras memakan harta anak yatim karena secara dzalim.

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوٰلَ الْيَتٰمَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِى بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا ۞

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. An-Nisaa': 10).

Jadi, berbuat baik kepada anak yatim adalah amalan sangat utama. (QS al-Baqarah: 177). Sebelum Islam datang, anak yatim tak mendapatkan perhatian apalagi santunan yang layak. Lalu, Islam memuliakannya dan melarang untuk mengeksploitasinya. (QS al-An'am: 152-153, al-Isra: 34).

(Baca juga: Sindir Mensos Risma yang Blusukan di Jakarta, Warganet: Waduk Rio-Rio Lagi Dikerjain Biar Cantik, Jangan Taruh Tunawisma Dulu )

Menolong anak-anak yatim dengan berbagai langkah kepedulian nyata, menjadi ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah.

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang meringankan kesulitan orang mukmin di dunia maka Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah). (Shahih Bukhari yang dinukil di Kitab Al-Adab).

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1979 seconds (0.1#10.140)