Rezeki-rezeki yang Sering Dilupakan dan Diabaikan

Sabtu, 23 Januari 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Allah Ta'ala bisa jadi memberikan banyak harta dan seluruh kekayaan dunia pada seseorang, namun Dia mencegah hidayah Islam masuk ke dalam hatinya. Sesungguhnya orang tersebut hanya akan mendapatkan kebahagiaan dunia tanpa jaminan bahagia di akhirat.

Allah Ta'ala berfirman,

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَلَمۡ يَلۡبِسُوۡۤا اِيۡمَانَهُمۡ بِظُلۡمٍ اُولٰۤٮِٕكَ لَهُمُ الۡاَمۡنُ وَهُمۡ مُّهۡتَدُوۡنَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)



2. Kesehatan

Banyak harta tidak akan berarti apa-apa, bila kita menderita sakit dan hanya bisa terbaring saja di tempat tidur. Sehat baik secara fisik dan mental adalah rezeki lain yang sering dianggap sepele. Sering kali baru terasa nikmatnya jika sudah terlanjur sakit.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam pernah bersabda,

“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terpedaya dengan keduanya; nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).

Rasulullah bahkan senantiasa memohon kepada Allah agar dihindari dari segala penyakit fisik dan dibri ketenangan batin. Beliau pernah berdoa, “Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya penyakit.”

3. Kecukupan rezeki

Menikmati hidup dengan banyak bersyukur termasuk juga rezeki yang tak ternilai. Misalnya saja kita dapat hidup dengan manyantap makanan yang kita inginkan juga termasuk rezeki. Sayangnya rezeki ini dianggap sepele sehingga sering kali lupa disyukuri. Begitu pula dengan rasa aman karena memiliki tempat tinggal sebagai tempat perlindungan.



Allah berfirman,

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4).

Syekh Imam Nawawi dalam kitab Qatru Al Ghais fi Syarh Masail Abi Laits menuliskan, “Rezeki tidak terbatas pada makanan dan minuman, akan tetapi segala sesuatu yang bermanfaat bagi hayawan (makhluk bernyawa) termasuk makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Rezeki yang paling utama adalah at-taufiq (pertolongan Allah) kepada ketaatan.”

4. Allah menutup aib

Setiap manusia pastilah punya aib yang hanya dirinya dan Allah saja yang mengetahui. Tentu mudah bagi Allah untuk memperlihatkan aib kita di hadapan manusia lain. Namun dengan sifat Rahim-Nya, Allah lebih memilih untuk menutup aib kita. Bukankah hal tersebut termasuk dalam rezeki?



Dalam sebuah hadis disebutkan,

“Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam bermaksiat. Yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia telah berbuat dosa ini dan itu padahal Allah telah menutupi dosanya. Pada malam harinya, Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi harinya ia membuka sendiri aib yang telah Allah tutupi.” (Muttafaq Alaih).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3331 seconds (0.1#10.140)