Saudah Binti Zam'ah, Istri Nabi yang Paling Panjang Tangannya
loading...
A
A
A
SETELAH wafatnya Abu Thalib (paman nabi) lalu disusul Sang Istri Siti Khadijah , Rasulullah SAW dilanda kesedihan mendalam. Betapa tidak, keduanya merupakan orang yang dekat dan dicintai Rasulullah. Setelah meninggalnya Khadijah, Rasulullah tidak menikah selama satu tahun. (Baca Juga: Masya Allah, Mahar Nabi Kepada Khadijah Ternyata Rp1,3 Miliar
Menurut Muhammad Hasan Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad, selama 28 tahun Nabi hanya beristerikan Siti Khadijah seorang, tiada yang lain.
Kondisi yang dialami Rasulullah membuat para sahabat nya turut sedih sehingga Khaulah binti Hakim yang tak lain istri Utsman bin Maz'un diutus menemui Rasulullah. Khaulah merupakan salah satu perempuan mukmin dan salehah.
Setelah bertemu dengan Rasulullah, Khaulah menyampaikan kesedihannya atas meninggalnya Siti Khadijah. Dia pun menanyakan kepada Rasulullah alasan belum menikah lagi. Rasulullah menjawab, "Apakah ada seseorang setelah saya setelah Khadijah?" kata Rasulullah. ( )
Mendengar pernyataan Rasulullah tersebut, Khaulah lalu menawarkan Saudah binti Zam'ah, perempuan yang lebih tua dari Rasulullah.
Rasulullah kemudian berkata, "Baiklah, pinanglah dirinya buatku!"
Saudah merupakan putri dari Zam'ah bin Qais dari Suku Quraisy. Beliau berasal dari keturunan Luiy, salah satu nenek moyang dari Rasulullah.
Ayah Saudah merupakan salah satu orang pertama yang memeluk Islam pada awal masa kenabian. Saudah pertama kali menikah, yaitu dengan sepupunya sendiri, Sakran bin Amr bin Abd Syams. Dari pernikahannya dikaruniai seorang putra bernama Abdurrahman. Saudah dan suaminya lalu memeluk Islam setelah dakwah Islam gencar dilakukan oleh Nabi SAW. Namun, suami Saudah meninggal ketika perjalanan dari Abyssinia ke Makkah atau kembali dari hijrahnya.
Mendapat tugas Rasulullah, Khaulah segera beranjak menuju kediaman Saudah. "Kebaikan dan berkah apa yang dimasukkan Allah kepadamu, wahai Saudah?" kata Khaulah ketika mereka bertemu.
Saudah balik bertanya karena tidak tahu maksudnya, "Apakah itu, wahai Khaulah?"
Khaulah menjawab, "Rasulullah SAW mengutus aku untuk meminangmu."
Saudah berkata dengan suara gemetar, "Aku berharap engkau masuk kepada ayahku dan menceritakan hal itu kepadanya."
Dan ayahnya yang sudah tua, sedang duduk-duduk santai. Khaulah memberinya salam, lalu si ayah berkata, "Apakah kau datang melamar pagi-pagi, siapakah dirimu?"
"Saya Khaulah binti Hakim," jawabnya.
Lalu ayah Saudah menyambutnya. Kemudian Khaulah berkata padanya, "Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib meminang anak perempuanmu."
Ayah Saudah berkata, "Muhammad adalah seorang yang mulia. Lalu apa yang dikatakan oleh sahabatmu (Rasulullah)?"
"Dia menyukai hal itu," jawab Khaulah.
Kemudian ayah Saudah berkata, "Sampaikan padanya (Muhammad) agar datang ke sini!"
Kemudian Rasulullah SAW datang padanya dan menikahi Saudah.
Dari Ibnu Abbas diceritakan bahwa Nabi SAW meminang Saudah yang sudah mempunyai lima anak atau enam anak yang masih kecil-kecil.
Menurut Muhammad Hasan Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad, selama 28 tahun Nabi hanya beristerikan Siti Khadijah seorang, tiada yang lain.
Kondisi yang dialami Rasulullah membuat para sahabat nya turut sedih sehingga Khaulah binti Hakim yang tak lain istri Utsman bin Maz'un diutus menemui Rasulullah. Khaulah merupakan salah satu perempuan mukmin dan salehah.
Setelah bertemu dengan Rasulullah, Khaulah menyampaikan kesedihannya atas meninggalnya Siti Khadijah. Dia pun menanyakan kepada Rasulullah alasan belum menikah lagi. Rasulullah menjawab, "Apakah ada seseorang setelah saya setelah Khadijah?" kata Rasulullah. ( )
Mendengar pernyataan Rasulullah tersebut, Khaulah lalu menawarkan Saudah binti Zam'ah, perempuan yang lebih tua dari Rasulullah.
Rasulullah kemudian berkata, "Baiklah, pinanglah dirinya buatku!"
Saudah merupakan putri dari Zam'ah bin Qais dari Suku Quraisy. Beliau berasal dari keturunan Luiy, salah satu nenek moyang dari Rasulullah.
Ayah Saudah merupakan salah satu orang pertama yang memeluk Islam pada awal masa kenabian. Saudah pertama kali menikah, yaitu dengan sepupunya sendiri, Sakran bin Amr bin Abd Syams. Dari pernikahannya dikaruniai seorang putra bernama Abdurrahman. Saudah dan suaminya lalu memeluk Islam setelah dakwah Islam gencar dilakukan oleh Nabi SAW. Namun, suami Saudah meninggal ketika perjalanan dari Abyssinia ke Makkah atau kembali dari hijrahnya.
Mendapat tugas Rasulullah, Khaulah segera beranjak menuju kediaman Saudah. "Kebaikan dan berkah apa yang dimasukkan Allah kepadamu, wahai Saudah?" kata Khaulah ketika mereka bertemu.
Saudah balik bertanya karena tidak tahu maksudnya, "Apakah itu, wahai Khaulah?"
Khaulah menjawab, "Rasulullah SAW mengutus aku untuk meminangmu."
Saudah berkata dengan suara gemetar, "Aku berharap engkau masuk kepada ayahku dan menceritakan hal itu kepadanya."
Dan ayahnya yang sudah tua, sedang duduk-duduk santai. Khaulah memberinya salam, lalu si ayah berkata, "Apakah kau datang melamar pagi-pagi, siapakah dirimu?"
"Saya Khaulah binti Hakim," jawabnya.
Lalu ayah Saudah menyambutnya. Kemudian Khaulah berkata padanya, "Sesungguhnya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib meminang anak perempuanmu."
Ayah Saudah berkata, "Muhammad adalah seorang yang mulia. Lalu apa yang dikatakan oleh sahabatmu (Rasulullah)?"
"Dia menyukai hal itu," jawab Khaulah.
Kemudian ayah Saudah berkata, "Sampaikan padanya (Muhammad) agar datang ke sini!"
Kemudian Rasulullah SAW datang padanya dan menikahi Saudah.
Dari Ibnu Abbas diceritakan bahwa Nabi SAW meminang Saudah yang sudah mempunyai lima anak atau enam anak yang masih kecil-kecil.