Hati Siti Aisyah Tersayat-sayat Meratapi Akhir Tragis Muhammad bin Abu Bakar

Jum'at, 12 Februari 2021 - 19:13 WIB
loading...
A A A
Setelah Kinanah mati terbunuh, Muawiyah bin Hudaij maju ke depan barisan untuk mencari-cari Muhammad bin Abu Bakar. Waktu itu para pendukung Muhammad sudah lari bercerai-berai meninggalkannya.

Muhammad keluar berjalan kaki pelahan-lahan sampai tiba di sebuah rumah tua yang sudah rusak. Lalu masuk ke dalam untuk berlindung.

Saat itu Amr rnasih bergerak terus sampai ke Fusthat, sedangkan Ibnu Hudaij masih terus mencari-cari Muhammad bin Abu Bakar. Akhirnya ia berjumpa dengan orang-orang yang sedang lari untuk menyelamatkan diri.

Waktu Ibnu Hudaij bertanya apakah ada orang yang mencurigakan lewat, mereka menjawab: "Tidak!"

Tetapi kemudian salah seorang di antara mereka menambahkan: "Aku tadi masuk ke dalam rumah tua itu, dan kulihat di dalamnya ada seorang lelaki sedang duduk."

Seketika itu juga Muawiyah bin Hudaij berteriak: "Nah…, itu mesti dia…, demi Allah!" Bersama beberapa temannya ia masuk ke dalam, lalu Muhammad bin Abu Bakar diseret keluar dalam keadaan hampir mati kehausan, kemudian di bawa ke Fusthat.

Ketika melihat saudaranya diseret-seret oleh Ibnu Hudaij, Abdurrahman bin Abu Bakar segera lari menemui Amr, kemudian berkata: "Demi Allah, saudaraku jangan sampai dibunuh perlahan-lahan. Perintahkan orang supaya melarang Ibnu Hudaij berbuat seperti itu!"

Atas permintaan Abdurrahman, Amr memerintahkan supaya Muhammad bin Abu Bakar dibawa kepadanya. Akan tetapi Ibnu Hudaij menjawab: "Kalian telah membunuh anak pamanku, Kinanah bin Bisyir. Apakah aku harus membiarkan Muhammad hidup? Tidak!"

Dalam suasana sangat tegang itu Muhammad minta diberi air seteguk untuk menghilangkan dahaga. Permintaan Muhammad itu ditolak Ibnu Hudaij dengan kata-kata: "Setetespun engkau tidan akan kuberi air. Engkau dulu menghalang-halangi Utsman bin Affan sampai tidak bisa mendapatkan air minum, kemudian ia kau bunuh dalam keadaan "berpuasa" kehausan. Hai Ibnu Abu Bakar, demi Allah, engkau akan kubunuh dalam keadaan haus kekeringan."

"Biarlah Allah nanti memberi minum kepadamu dengan air mendidih dari neraka Jahim dan nanah!"



Akhir tragis
Muhammad bin Abu Bakar yang sudah hampir kehilangan tenaga masih menjawab dengan penuh semangat: "Hai anak perempuan Yahudi, pada hari itu nanti tidak ada urusan denganmu atau Utsman. Itu hanya semata-mata urusan Allah. Dia-lah yang akan memberi minum kepada hamba-hamba-Nya yang saleh, dan membuat musuh-musuh-Nya haus kekeringan! Yaitu orang-orang seperti engkau, teman-temanmu, orang yang mengangkatmu sebagai pemimpin, dan orang yang kau pimpin!"

"Demi Allah, seandainya pedang masih ada di tanganku, orang-orangmu tidak akan dapat menyentuhku!"

"Tahukah engkau," tanya Muawiyah bin Hudaij, "apa yang akan kuperbuat atas dirimu? Engkau akan kujejalkan ke dalam perut bangkai keledai itu, lantas akan kubakar sampai hangus!"

"Kalau engkau berbuat seperti itu," ujar Muhammad bin Abu Bakar, "perbuatan itu sesungguhnya kau lakukan terhadap seorang hamba Allah yang saleh. Demi Allah, mudah-mudahan Allah akan membuat api yang kau gunakan untuk menakut-nakuti itu menjadi sejuk dan tidak berbahaya. Sama seperti api yang digunakan membakar Nabi Ibrahim a.s. dahulu. Dan mudah-mudahan Allah akan membuatmu dan membuat pemimpin-pemimpinmu sama seperti Namrud dan orang-orang kepercayaannya."

"Semoga Allah akan membakarmu, membakar pemimpin-pemimpinmu, Muawiyyah dan orang itu (ia menunjuk dengan jari ke arah Amr bin Al Ash)…, dengan api neraka yang berkobar-kobar. Tiap hampir padam akan lebih dikobarkan lagi oleh Allah!"

"Aku tidak membunuhmu secara zalim," jawab Muawiyah bin Hudaij. "Aku membunuhmu karena engkau telah membunuh Utsman!"

"Apa urusanmu dengan Utsman, orang yang telah berbuat zalim dan mengganti hukum Allah," sahut Muhammad bin Abu Bakar dengan tegas.



"Pada hal Allah telah berfirman (yang artinya): "Barang siapa menetapkan hukum tidak menurut apa yang telah diturunkan Allah, mereka adalah orang-orang kafir, orang-orang zalim, orang-orang durhaka. Kami bertindak keras terhadapnya karena hal-hal yang telah diperbuat olehnya. Kami menuntut supaya ia melepaskan jabatan, tetapi ia menolak, dan akhirnya ia dibunuh orang!"
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)