Tausiyah Aa Gym tentang Kelembutan Khalifah Umar Bin Khattab
loading...
A
A
A
Hikmah
Aa Gym mengatakan, dalam kisah yang sangat masyhur ini, Umar bin Khattab mengajarkan kepada kita tentang makna menjadi seorang pemimpin Amanah kepemimpinan bukanlah alat untuk mendapatkan pelayanan, keuntungan materi, ataupun popularitas. Kepemimpinan adalah tanggung jawab dan amanah yang sangat besar lagi berat hisabnya.
Bagaimana tidak, seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya itu di hadapan Allah 'Azza wa Jalla. Maka, seorang pemimpin yang dirahmati adalah dia yang paling besar kasih sayangnya kepada yang dipimpinnya. Demi kemaslahatan orang-orang yang dipimpinnya, dia rela menderita dan berkuah peluh dalam pengorbanan.
Dia tidak menuntut rakyatnya untuk mencintai dan melimpahkan kasih kepadanya Sebaliknya, dia menuntut dirinya sendiri untuk menjadi pelimpah kasih dan jalan kebaikan bagi orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya.
Apabila Umar mampu menjadi pelimpah kasih bagi rakyatnya, bagaimana pula Allah Ta'ala melimpahkan kasih kepada ciptaan-Nya. Bukankah kasih sayang Allah adalah kasih sayang yang tiada berbatas? Dia adalah Ar-Ra'uf. Zat Yang Maha Pelimpah Kasih. Sehingga, apa yang dilakukan Umar bin Khathab, sesungguhnya hanyalah sepercik saja dari rahmat yang Allah Ar-Rauf simpan di dalam hatinya.
Sumber:
Asmaul Husna untuk Hidup Penuh Makna
Aa Gym mengatakan, dalam kisah yang sangat masyhur ini, Umar bin Khattab mengajarkan kepada kita tentang makna menjadi seorang pemimpin Amanah kepemimpinan bukanlah alat untuk mendapatkan pelayanan, keuntungan materi, ataupun popularitas. Kepemimpinan adalah tanggung jawab dan amanah yang sangat besar lagi berat hisabnya.
Bagaimana tidak, seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya itu di hadapan Allah 'Azza wa Jalla. Maka, seorang pemimpin yang dirahmati adalah dia yang paling besar kasih sayangnya kepada yang dipimpinnya. Demi kemaslahatan orang-orang yang dipimpinnya, dia rela menderita dan berkuah peluh dalam pengorbanan.
Dia tidak menuntut rakyatnya untuk mencintai dan melimpahkan kasih kepadanya Sebaliknya, dia menuntut dirinya sendiri untuk menjadi pelimpah kasih dan jalan kebaikan bagi orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya.
Apabila Umar mampu menjadi pelimpah kasih bagi rakyatnya, bagaimana pula Allah Ta'ala melimpahkan kasih kepada ciptaan-Nya. Bukankah kasih sayang Allah adalah kasih sayang yang tiada berbatas? Dia adalah Ar-Ra'uf. Zat Yang Maha Pelimpah Kasih. Sehingga, apa yang dilakukan Umar bin Khathab, sesungguhnya hanyalah sepercik saja dari rahmat yang Allah Ar-Rauf simpan di dalam hatinya.
Sumber:
Asmaul Husna untuk Hidup Penuh Makna
(rhs)