Taubat Membawa Rahmat
loading...
A
A
A
Taubat Membawa Rahmat. Di antara kita siapa yang tidak pernah memiliki masalah? Siapa yang tidak pernah berbuat dosa? Jawabannya adalah semua pernah. Yang patut kita ketahui adalah, bahwa ternyata dosa itu yang menjadi penghalang segala rezeki, kemudahan dan kebahagiaan. Semua berpangkal dari dosa kita.
Tapi bukan berarti ketika kita berdosa, kita tidak memiliki jalan keluar. Tidak. Allah begitu penyanyang bagi para hambanya. Saking penyayangnya, mau kita berdosa sebesar apapun, ampunan Allah akan lebih besar. Kita mau punya masalah sebesar apapun, tapi Allah tetap akan memberikan harapan yang baik seluas-luasnya bagi para hambanya.
Ada sebuah kisah di zaman bani Israil, suatu ketika ketika zaman Nabi Musa terjadi sebuah paceklik yang sangat luar bisa sampai Nabi Musa mengumpulkan semua Bani Israil di sebuah lapangan dan meminta mereka untuk berdoa dan meminta kepada Allah supaya segala kesusahan ini segera berakhir.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Nabi Musa adalah salah satu nabi yang dapat berbicara langsung kepada Allah. Namun di luar dugaan, ketika Nabi Musa berdoa dan meminta kepada Allah untuk mengangkat kesusahan yang terjadi pada kaumnya. Namun Allah menegur Nabi Musa “Wahai Musa, diantara kaummu itu ada satu orang yang maksiatnya luar biasa, sudah 40 tahun ia tidak bisa berhenti dari maksiat yang ia kerjakan. Aku tidak akan menurunkan rahmat dan saya tidak akan mengangkat kesusahan ini kecuali orang itu keluar dari golongan kamu” itulah teguran yang Allah berikan kepada Nabi Musa saat itu.
Nabi Musa terkenal dengan pribadinya yang tegas. Sontak, ketika mendapatkan teguran dari Allah Nabi Musa pun langsung menyampaikan kepada kaumnya dengan berkata “Wahai kaumku Allah mewahyukan kepadaku bahwa ada diantara kalian yang sudah melakukan kegiatan maksiat dan dosa selama hampir 40 tahun. Dan karena orang itu rahmat Allah tidak turun kepada kaum kita.”
Nabi Musa pun meminta kepada satu orang itu untuk meninggalkan kaumnya sehingga rahmat Allah dapat turun untuk mengangkat kesusahan yang terjadi kepada kaumnya. Lalu setelah Nabi Musa berbicara kepada kaumnya, ada salah satu orang yang merasa bahwa orang yang disampaikan oleh Nabi Musa adalah dirinya. Kemudian Nabi Musa kembali menegaskan jika tidak ada yang mau mengaku maka kesusahan akan dirasakan oleh kaumnya.
Namun stelah itu akhirnya Allah membukakan hati satu orang itu dan ia pun langsung bertaubat kepada Allah SWT. Setelah ia bertaubat rahmat Allah langsung saja turun dan dirasakan oleh semua kaum Bani Israil kala itu. Nabi Musa pun sempat bingung karena saat itu tidak ada satupun orang yang keluar, namun Allah berkata kepada Nabi Musa “Bahwa satu orang itu sudah bertaubat dan sudah beristighfar kepadaku dan Aku senang sekali dengan taubatnya, maka Aku turunkan rahmat karena orang itu telah bertaubat.”
Tapi bukan berarti ketika kita berdosa, kita tidak memiliki jalan keluar. Tidak. Allah begitu penyanyang bagi para hambanya. Saking penyayangnya, mau kita berdosa sebesar apapun, ampunan Allah akan lebih besar. Kita mau punya masalah sebesar apapun, tapi Allah tetap akan memberikan harapan yang baik seluas-luasnya bagi para hambanya.
Ada sebuah kisah di zaman bani Israil, suatu ketika ketika zaman Nabi Musa terjadi sebuah paceklik yang sangat luar bisa sampai Nabi Musa mengumpulkan semua Bani Israil di sebuah lapangan dan meminta mereka untuk berdoa dan meminta kepada Allah supaya segala kesusahan ini segera berakhir.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Nabi Musa adalah salah satu nabi yang dapat berbicara langsung kepada Allah. Namun di luar dugaan, ketika Nabi Musa berdoa dan meminta kepada Allah untuk mengangkat kesusahan yang terjadi pada kaumnya. Namun Allah menegur Nabi Musa “Wahai Musa, diantara kaummu itu ada satu orang yang maksiatnya luar biasa, sudah 40 tahun ia tidak bisa berhenti dari maksiat yang ia kerjakan. Aku tidak akan menurunkan rahmat dan saya tidak akan mengangkat kesusahan ini kecuali orang itu keluar dari golongan kamu” itulah teguran yang Allah berikan kepada Nabi Musa saat itu.
Nabi Musa terkenal dengan pribadinya yang tegas. Sontak, ketika mendapatkan teguran dari Allah Nabi Musa pun langsung menyampaikan kepada kaumnya dengan berkata “Wahai kaumku Allah mewahyukan kepadaku bahwa ada diantara kalian yang sudah melakukan kegiatan maksiat dan dosa selama hampir 40 tahun. Dan karena orang itu rahmat Allah tidak turun kepada kaum kita.”
Nabi Musa pun meminta kepada satu orang itu untuk meninggalkan kaumnya sehingga rahmat Allah dapat turun untuk mengangkat kesusahan yang terjadi kepada kaumnya. Lalu setelah Nabi Musa berbicara kepada kaumnya, ada salah satu orang yang merasa bahwa orang yang disampaikan oleh Nabi Musa adalah dirinya. Kemudian Nabi Musa kembali menegaskan jika tidak ada yang mau mengaku maka kesusahan akan dirasakan oleh kaumnya.
Namun stelah itu akhirnya Allah membukakan hati satu orang itu dan ia pun langsung bertaubat kepada Allah SWT. Setelah ia bertaubat rahmat Allah langsung saja turun dan dirasakan oleh semua kaum Bani Israil kala itu. Nabi Musa pun sempat bingung karena saat itu tidak ada satupun orang yang keluar, namun Allah berkata kepada Nabi Musa “Bahwa satu orang itu sudah bertaubat dan sudah beristighfar kepadaku dan Aku senang sekali dengan taubatnya, maka Aku turunkan rahmat karena orang itu telah bertaubat.”
(aww)