6 Sikap yang Harus Dijalankan Seorang Muslim Bila Terkena Musibah Sakit

Senin, 12 Juli 2021 - 15:33 WIB
loading...
A A A
Dan berdasar firman Allah Ta’ala yang lainnya, yang berbunyi:

أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ وَيَجۡعَلُكُمۡ خُلَفَآءَ ٱلۡأَرۡضِۗ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ [النمل : 62]

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada -Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. [ an-Naml/27: 62 ].

Al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan: “Sesungguhnya pengobatan bagi orang yang sedang sakit itu semuanya ada pada do’a serta memohon kepada Allah Azza wa Jalla, dan obat tersebut lebih bermanfaat dan cepat reaksinya dibanding dengan obat-obatan yang dikasih oleh para dokter. Karena dampak obat yang pertama itu lebih menyerap ke dalam tubuh dan lebih agung daripada efek obat-obatan untuk tubuh, akan tetapi, hal itu hanya bisa tersembuhkan dengan dua perkara:

Pertama, dari sisi orang yang sakit yaitu hendaknya dia betul-betul ikhlas dalam tujuannya.

Kedua, dari sisi yang diobati yaitu hendaknya mempunyai kekuatan do’a dan hati, dengan bertakwa dan tawakal kepada Allah Ta’ala “.



3. Bagi orang yang sedang sakit hendaknya jangan terlalu bergantung terhadap faktor sebab saja, seperti rumah sakit atau dokter. Akan tetapi, seharusnya dia menggantungkan hati yang menurunkan penyakit yang mana tidak ada yang mampu mengangkatnya melainkan – Yaitu Allah Shubhanahu wa Ta’ala yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan melainkan dari -Nya.

Tidak ada yang menyembuhkan orang sakit kecuali Dia, sama saja baik penyakit yang ada dalam tubuh maupun penyakit yang ada dalam jiwa. Hal itu berdasarkan firman Allah Ta’ala:

وَإِن يَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرّٖ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٖ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ [ الأنعام: 17]

“Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu”. [ al-An’aam/6: 17 ].

Dan firman Allah tabaraka wa Ta’ala:

وَإِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِينِ [ الشعراء 80]

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”. [asy-Syu’araa/26: 80].

Dan firman-Nya yang mengkisahkan Nabi -Nya Ayub ‘Alaihi sallam, Allah berfirman:

وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ – فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ فَكَشَفۡنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرّٖۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰبِدِينَ [ الأنبياء: 83-84]

“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: “(Ya Tuhanku), Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah“.[ al-Anbiyaa’/21: 83-84 ].



4. Bersabar sambil mengharap pahala atas musibah tersebut dan jangan berkeluh kesah dan merasa tidak puas, karena kadar ukuran keimanan seorang hamba sesuai dengan besar kecilnya cobaan yang diterimanya.

Lebih jelasnya, simak sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dari Sa’ad bin Abi Waqash Radhiyallahu ‘anhu, dia menceritakan:
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1851 seconds (0.1#10.140)