Umar Saja Tak Berani Memindahkan Pancuran Air yang Diletakkan Nabi SAW
loading...
A
A
A
KHALIFAH Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang tidak ingin secara gampang mengubahpeninggalan Rasulullah SAW. Salah satu contoh adalah pancuran air yang diletakkan Nabi di dekat rumah Abbas bin Abdul Muthalib .
Alkisah, tiap kali Khalifah Umar hendak ke masjid ia selalu harus melewati rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Di atas rumahnya itu terdapat sebuah pancuran air. Pada suatu hari, ketika Khalifah Umar bin Khattab pergi ke masjid dengan pakaian rapi hendak menghadiri salat jamaah, tiba-tiba pancuran air itu menumpahkan airnya dan mengenai pakaian Umar. Akhirnya beliau kembali pulang untuk mengganti pakaian dan memerintahkan supaya pancuran itu dibuka. Sesudah beliau selesai salat, datanglah Abbas seraya berkata, "Demi Allah, pancuran itu diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam…"
Khalifah Umar menjawab, "Aku mohon kepadamu supaya engkau memasang kembali pancuran itu di tempat yang diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan menaiki pundakku."
Abbas menerima baik harapan Umar untuk memperbaiki kesalahannya itu.
Abbas tidak marah. Tidak mendendam di dalam hati, tetapi ia mengingatkan Umar bahwa yang meletakkan pancuran itu Rasulullah SAW. Hati Umar yang terkenal keras dan kuat-kuat tiba-tiba bergetar ketakutan, bagaimana ia memerintahkan mencabut apa yang dipasang Rasulullah SAW.
la rela menebus kesalahannya itu dengan menyuruh Abbas menaiki pundaknya untuk mengembalikan pancuran air itu ketempatnya semula. Setelah itu, ia memberikan ciuman cinta dan pengharagaan kepada paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu. (Bersambung)
Alkisah, tiap kali Khalifah Umar hendak ke masjid ia selalu harus melewati rumah Abbas bin Abdul Muthalib. Di atas rumahnya itu terdapat sebuah pancuran air. Pada suatu hari, ketika Khalifah Umar bin Khattab pergi ke masjid dengan pakaian rapi hendak menghadiri salat jamaah, tiba-tiba pancuran air itu menumpahkan airnya dan mengenai pakaian Umar. Akhirnya beliau kembali pulang untuk mengganti pakaian dan memerintahkan supaya pancuran itu dibuka. Sesudah beliau selesai salat, datanglah Abbas seraya berkata, "Demi Allah, pancuran itu diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam…"
Khalifah Umar menjawab, "Aku mohon kepadamu supaya engkau memasang kembali pancuran itu di tempat yang diletakkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dengan menaiki pundakku."
Abbas menerima baik harapan Umar untuk memperbaiki kesalahannya itu.
Abbas tidak marah. Tidak mendendam di dalam hati, tetapi ia mengingatkan Umar bahwa yang meletakkan pancuran itu Rasulullah SAW. Hati Umar yang terkenal keras dan kuat-kuat tiba-tiba bergetar ketakutan, bagaimana ia memerintahkan mencabut apa yang dipasang Rasulullah SAW.
la rela menebus kesalahannya itu dengan menyuruh Abbas menaiki pundaknya untuk mengembalikan pancuran air itu ketempatnya semula. Setelah itu, ia memberikan ciuman cinta dan pengharagaan kepada paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu. (Bersambung)
(mhy)