Kisah Cinta Dalam Diam Fatimah Az-Zahra yang Membuat Ali Penasaran
loading...
A
A
A
Kisah cinta Sayyidah Fatimah Az-Zahra kepada Ali bin Abu Thalib adalah kisah cinta yang menggebu namun tersimpan rapi dalam hati mereka berdua. Pernyataan cinta dua sejoli ini terungkap pada malam pertama, setelah pasangan ini menikah.
Putri Rasulullah SAW ini mencintai dan mengagumi Ali bin Abu Thalib secara diam-diam. Begitu juga sebaliknya, Ali bin Abu Thalib merasa minder untuk meminang Fatimah. "Wahai cintaku, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku,” ujar Sayyidah Fatimah Az-Zahra mesra di malam pertama.
Alkisah, Abu Bakar menemui Rasulullah SAW untuk meminang Sayyidah Fatimah. Rasulullah menolak lamaran itu. "Dia masih kecil," ujar Rasulullah.
Hal yang sama juga dilakukan Umar bin Khattab . Nabi menjawab dengan jawaban yang sama. Inilah yang membuat Ali bin Abu Thalib minder. Abu Bakar dan Umar adalah sahabat Nabi. Keduanya ganteng dan kaya. Sementara Ali merasa dirinya tidak memiliki apa-apa alias miskin.
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal menggambarkan Abu Bakar sebagai pria yang rupawan. Dari kalangan Quraisy, Abu Bakar termasuk orang Quraisy yang berketurunan tinggi dan banyak mengetahui segala seluk-beluk bangsa itu, yang baik dan yang jahat. Sebagai pedagang dan orang yang berakhlak baik, Abu Bakar juga cukup terkenal.
"Kalangan masyarakatnya sendiri yang terkemuka mengenalnya dalam satu bidang saja. Mereka mengenalnya karena ilmunya, karena perdagangannya dan karena pergaulannya yang baik," tulis Muhammad Husain Haekal.
Nah, jika Abu Bakar dan Umar saja ditolak Rasulullah, apalagi jika yang mengajukan lamaran itu Ali bin Abu Thalib.
Pengakuan Ali bin Abu Thalib
Ali sangat mencintai Fatimah dan ingin melamar putri Rasulullah SAW tersebut. Ibnu Katsir dalam Sirah Nabawiyah dan al-Baihaqi dalam ad-Dalail, dari Ali radhiyallahu ‘anhu, menceritakan bagaimana keinginan Ali bin Abu Thalib melamar Fatimah.
Ali bercerita aku ingin melamar Fatimah, lalu mantan budakku menyampaikan kepadaku, “Tahukah kamu bahwa Fatimah telah dilamar?”
“Tidak tahu,” jawabku.
“Dia telah dilamar. Mengapa kamu tidak segera datang menemui Rasulullah SAW agar dinikahkan dengannya?” desak mantan budakku.
“Saya tak punya apa-apa untuk menikah dengannya?” jawabku.
“Kalau kamu datang ke Rasulullah, beliau akan menikahkanmu,” ujar mantan budakku.
Dia terus memotivasi aku sampai aku mendatangi Rasulullah SAW. Ketika aku duduk di depan beliau, aku hanya bisa terdiam. Demi Allah, aku tidak bisa bicara apapun, melihat wibawa Nabi SAW.
Tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kamu datang, ada apa? Ada kebutuhan apa?”
Aku hanya bisa diam.
Beliau tanya ulang,
“Kamu datang untuk melamar Fatimah?”
Putri Rasulullah SAW ini mencintai dan mengagumi Ali bin Abu Thalib secara diam-diam. Begitu juga sebaliknya, Ali bin Abu Thalib merasa minder untuk meminang Fatimah. "Wahai cintaku, pemuda itu bernama Ali bin Abi Thalib sang pujaan hatiku,” ujar Sayyidah Fatimah Az-Zahra mesra di malam pertama.
Alkisah, Abu Bakar menemui Rasulullah SAW untuk meminang Sayyidah Fatimah. Rasulullah menolak lamaran itu. "Dia masih kecil," ujar Rasulullah.
Hal yang sama juga dilakukan Umar bin Khattab . Nabi menjawab dengan jawaban yang sama. Inilah yang membuat Ali bin Abu Thalib minder. Abu Bakar dan Umar adalah sahabat Nabi. Keduanya ganteng dan kaya. Sementara Ali merasa dirinya tidak memiliki apa-apa alias miskin.
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal menggambarkan Abu Bakar sebagai pria yang rupawan. Dari kalangan Quraisy, Abu Bakar termasuk orang Quraisy yang berketurunan tinggi dan banyak mengetahui segala seluk-beluk bangsa itu, yang baik dan yang jahat. Sebagai pedagang dan orang yang berakhlak baik, Abu Bakar juga cukup terkenal.
"Kalangan masyarakatnya sendiri yang terkemuka mengenalnya dalam satu bidang saja. Mereka mengenalnya karena ilmunya, karena perdagangannya dan karena pergaulannya yang baik," tulis Muhammad Husain Haekal.
Nah, jika Abu Bakar dan Umar saja ditolak Rasulullah, apalagi jika yang mengajukan lamaran itu Ali bin Abu Thalib.
Pengakuan Ali bin Abu Thalib
Ali sangat mencintai Fatimah dan ingin melamar putri Rasulullah SAW tersebut. Ibnu Katsir dalam Sirah Nabawiyah dan al-Baihaqi dalam ad-Dalail, dari Ali radhiyallahu ‘anhu, menceritakan bagaimana keinginan Ali bin Abu Thalib melamar Fatimah.
Ali bercerita aku ingin melamar Fatimah, lalu mantan budakku menyampaikan kepadaku, “Tahukah kamu bahwa Fatimah telah dilamar?”
“Tidak tahu,” jawabku.
“Dia telah dilamar. Mengapa kamu tidak segera datang menemui Rasulullah SAW agar dinikahkan dengannya?” desak mantan budakku.
“Saya tak punya apa-apa untuk menikah dengannya?” jawabku.
“Kalau kamu datang ke Rasulullah, beliau akan menikahkanmu,” ujar mantan budakku.
Dia terus memotivasi aku sampai aku mendatangi Rasulullah SAW. Ketika aku duduk di depan beliau, aku hanya bisa terdiam. Demi Allah, aku tidak bisa bicara apapun, melihat wibawa Nabi SAW.
Tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kamu datang, ada apa? Ada kebutuhan apa?”
Aku hanya bisa diam.
Beliau tanya ulang,
“Kamu datang untuk melamar Fatimah?”